ETP; Epilog 🥀

1K 51 96
                                    

• LavenderWriters Project VI •

• Embrace The Past © Kelompok 02 •

• Epilog •

Senin, 15 Maret 2021•

---

H A P P Y  R E A D I N G


5 tahun kemudian

"Huaaa Bundaaa, Bang Devan ambil mainan adek..."

"Enggak, Bun. Adek boong," elak Devan.

"Abang jangan iseng," tegur Naya.

Tak terasa waktu berlalu begitu cepat, Naya dan Dante dikaruniai anak kembar oleh Tuhan.

Saat mengetahui Naya sedang mengandung anak kembar, Dante sangat gembira. Saking gembiranya Dante sampai membuat syukuran selama tujuh hari, tujuh malam.

Berlebihan memang, tapi bukan Dante namanya kalau gak suka yang berlebihan.

Seperti biasa rumah Dante terasa sangat ramai karena teriakan dari anak kembarnya itu.

Devan Azhar Mahardika, merupakan kakak Dea sekaligus anak pertama dari keluarga Mahardika. Kepribadian Devan sangat mirip dengan Dante, bahkan wajahnya saja sangat mirip.

Deandra Zevana Mahardika, merupakan putri bungsu keluarga Mahardika sekarang. Kepribadian Dea sangat mirip dengan Naya, hanya saja Dea akan menjadi jauh lebih hangat saat bersama dengan orang terdekatnya.

Devan sangat suka menjahili Dea, ia belum puas jika belum membuat Dea menangis dan mengamuk sehari saja. Tapi, Devan tidak suka jika ada orang lain yang membuat Dea menangis, ia tidak akan segan memukul orang yang berani membuat Dea menangis.

Karena prinsip Devan adalah ; cuman Devan yang boleh buat Dea nangis, yang lain gak boleh.

"BUNDAAA, ABANG JAHATIN ADEK. MASA BONEKA BAlBIE ADA DICOPOTIN PALANYA, HUAAAA BUNDAAAAA....." teriak Dea.

Naya menghela nafas kasar, suara teriakan Dea terdengar sangat nyaring seperti suara, Lova.

"Bundaaa, coba liat tuh," adu Dea sambil menangis dan menunjukkan boneka barbienya yang sudah rusak karena ulah Devan.

"Gak pa-pa nanti kita beli lagi, oke?" bujuk Naya lembut sambil menghapus air mata Dea.

"Hiks... tapi Dea suka yang ini."

"Iya, nanti beli yang mirip kek gitu ya?"

"Eh, kenapa ini? Kok princess nya, Ayah nangis?" tanya Dante yang baru saja sampai dirumah.

"Ayah, boneka balbie adek dilusakin sama abang..." adu Dea sambil memperlihatkan bonekanya yang sudah tak berkepala.

Dante menggendong Dea dan menghujaminya dengan kecupan-kecupan di kepala Dea.

"Gak pa-pa, nanti Ayah beliin yang banyak. Sekalian sama pabriknya," ucap Dante.

"Benel ya?"

"Iya sayang," ucap Dante menggigit hidung Dea gemas.

"Abang enggak, Yah?" tanya Devan yang sedari tadi hanya diam.

"Abang mau apa?" tanya Dante mengalihkan pandangannya kearah Devan.

"Abang mau mobil-mobilan yang banyak."

"Oke."

"YES!" teriak Devan kegirangan.

02; Embrace The Past✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang