ETP; 49🥀

565 42 83
                                    

• LavenderWriters Project VI •

• Embrace The Past © Kelompok 02 •

• Part 49 By : faniii_332

• Jumat, 12 Maret 2021•

---

H A P P Y  R E A D I N G


"Ternyata kalian punya nyali juga kesini," ujar Davka bertepuk tangan dan disusul oleh Anggara.

Mata Dante tak henti-hentinya menyorotkan tajam kepada dua laki-laki brengsek didepannya ini. Sangking marahnya sampai bulu-bulu tangan Dante memutih dan suara gemelatuk giginya pun terdengar begitu nyaring. Ingin rasanya Dante menghabisi mereka berdua saat ini juga.

"Lepasin istri gue!" perintah Dante menghampiri Naya tapi langsung dihadang oleh Anggara.

"Tidak semudah itu Dante. Saya bawa dia kesini dengan susah payah dan kau ingin mengambilnya kembali? Jangan mimpi kau!" Anggara mendorong bahu Dante hingga laki-laki itu kembali ke tempat semula.

"Mau kalian apa?!"

"Kan sudah gue bilang, gue itu mau istri lo ini. Lagi pula Naya itu milik gue, tapi lo malah nikahin dia!" Murka Davka sambil menjabak rambut Naya kebelakang sampai gadis itu mendongak keatas. Dengan kurang ajarnya Davka menciumi aroma rambut Naya yang sangat harum dan tentu itu mengundang amarah Dante lebih parah lagi.

Tanpa mempedulikan apapun Dante langsung menarik baju Davka dan melayangkan pukulannya tepat di batang hidung laki-laki tua itu hingga cairan merah merambas keluar dari sana. Tidak sampai di situ saja, Dante juga memelintir tangan Davka membuat laki-laki itu menjerit kesakitan.

"BIADAB!"

Sedangkan Rejendra berusaha mendekati Putrinya dan melepaskan tali yang mengikat tubuh Naya. Tapi ia kalah cepat sebelum anak buah Anggara memegang kedua tangannya.

"Rejendra, Rejendra. Kau pikir semudah itu aku akan melepaskan Putri mu itu?" tanyanya menunjuk Naya menggunakan pisau yang tengah ia pegang.

"Urusan mu  dengan ku. Dan jangan berani-beraninya kau melibatkan Putri ku juga Anggara!" teriak Rejendra berusaha melepaskan dirinya dari anak buah Anggara yang memegang lengannya begitu kecang.

Anggara berjalan mendekati Rejendra dan mencengkeram kasar pipi laki-laki itu, "lo itu pria lemah. Dan pria lemah kayak lo lebih pantas menderita Rejendra."

PLAK!

Sebuah tamparan mendarat di pipi Naya. Yap, Anggara baru saja menampar Naya yang dari tadi terus menangis. Lagi pula Anggara tidak merasa iba juga melihat gadis itu, malah dirinya senang melihat Naya, Dante dan juga Rejendra menderita secara bersamaan.

"Brengsek! Berani-beraninya tangan kotor lo nampar istri gue."

Bughh!

"Gue pastiin, bakal kasih pelajaran yang lebih dari ini!"

Dante menendang Anggara dari belakang sampai laki-laki itu tersungkur. Sedangkan diarah yang berlawanan juga Davka ingin memukul Dante menggunakan batu besar dan untung saja Dante mengetahuinya hingga akhirnya batu itu menimpa wajah Anggara. Senyuman Dante mengembang melihat satu musuhnya cendera.

"Lo berdua itu cocoknya di alam baka! Bukannya berlagak sok jago disini."

"Jangan merasa senang dulu kau Dante, apa kau lupa kalau istri kau masih berada didalam genggaman kami?" tanya Anggara, entah sejak kapan laki-laki itu sudah berdiri dibelakang Naya. Padahal Dante sadar betul kalau Anggara baru saja di timpuk menggunakan batu besar oleh Davka. Tapi liat sekarang laki-laki itu masih saja tersenyum dan shit! Apa yang mau di lakukan laki-laki itu kepada istrinya.

02; Embrace The Past✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang