ETP; 44🥀

345 39 75
                                    

• LavenderWriters Project VI •

• Embrace The Past © Kelompok 02 •

• Part 44 By : Azzarisma_16

• Sabtu, 6 Maret 2021 •

---

H A P P Y  R E A D I N G

Setelah acara suap-suapan itu selesai, Naya langsung mencuci tangannya dan kembali menonton tv selagi menunggu nasinya turun ke perut.

"Nay," panggil Dante duduk disamping Naya.

"Hm."

"Aku minta maaf atas perbuatan laki-laki brengsek itu," ucap Dante lirih.

Naya menolehkan kepalanya, "bukan lo yang salah, jadi gak usah minta maaf."

"Tapi tetep aja, Nay. Gara-gara dia kamu jadi punya trauma."

"Mau sekeras apapun aku coba gak nganggep dia sebagai orang tua aku. Tetep saja dia orang tua aku, karena darah lebih kental dari air," lanjutnya.

"Gak usah dibahas lagi," ucap Naya datar.

"Maaf."

Naya mengangguk singkat dan beranjak dari ruang tv, ia ingin memanjakan tubuhnya diatas kasur yang empuk itu.

"Nay, kamu tidur?" tanya Dante yang baru masuk ke dalam kamar.

"Ngepet," jawab Naya asal.

"Duhh, kamu gemesin banget sih." Dante mencubit pipi Naya kencang karena merasa gemas.

"Masss, sakit." Naya menepis tangan Dante dari pipinya.

Pipi Naya terasa nyut-nyutan karena Dante mencubitnya sekuat tenaga. Bahkan Naya bisa pastikan kalau pipinya pasti merah.

"Pipi kamu merah lucu deh," ucap Dante.

"Nyenyenye," cibir Naya menye-menye.

"Awas! Gue mau tidur," lanjutnya sambil mendorong tubuh Dante.

Dante sama sekali tidak bergeming dari tempatnya, ia malah menarik tubuh Naya dan memeluknya erat. Lebih tepatnya menjadikan tubuh Naya sebagai guling.

"Masss, awas. Gue sesek," ucap Naya sambil menggerakkan tubuhnya berusaha untuk keluar dari kukungan Dante.

"Jangan gerak-gerak, Nay. Kamu nyenggol 'itu' aku," ucap Dante.

Sontak saja Naya terdiam, ia tidak ingin mencari masalah dengan 'itu' Dante. Dante yang merasa sudah tidak ada pergerakan dari Naya pun tersenyum kecil, sebenarnya ia berbohong pada istri kecilnya itu. Karena dengan memeluk Naya saja bisa membuat hatinya sangat tenang dan damai.

"Udah tidur," ucap Dante seraya mengecup pucuk kepala Naya.

***

Paginya Dante heboh karena ibu mertuanya akan segera melahirkan, sedari tadi ia sibuk mondar-mandir tidak jelas sambil berteriak. Sejak Rajendra menelepon Dante tadi pagi, sejak saat itu Dante kehilangan akal sehatnya.

"Nay, ini gimana?" Pertanyaan bodoh itu keluar dari mulut Dante.

"Gak gimana-gimana. Udah ayo buruan ke rumah sakit," jawab Naya.

"Kalo lahiran sakit gak, Nay?" tanya Dante.

"Mana gue tau, emangnya gue udah lahiran."

"Nayaaa!" teriak Dante tiba-tiba.

02; Embrace The Past✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang