ETP; 04🥀

721 91 74
                                    

• LavenderWriters Project VI •

• Embrace The Past © Kelompok 02 •

• Part 04 By: Azzarisma_16

• Sabtu, 23 Januari 2021 •

---

H A P P Y  R E A D I N G

"Muka lo mirip om-om sih," celetuk Dante tiba-tiba.

"Eh anjir, ngaca bego muka lo juga mirip om-om," ucap Mahesa tak terima.

Dante hanya menggendikan bahunya acuh dan mulai menyibukkan dirinya dengan ponsel.

"Eh tante," panggil Mahesa.

Dante menatap Mahesa dengan tajam karena tak terima dipanggil dengan sebutan itu.

"Udah pernah ngerasain ditabok sama malaikat mau belom?"

"Belom lah."

"Mau ngerasain gak?"

"Ya kagaklah anjir, gue belom mau mati."

"Sini gue wakilin."

"Emangnya lo malaikat maut?"

"Ya bukanlah."

"Ya udah."

"Bodoamat Sa, capek gue ngeladenin lo," ucap Dante pergi meninggalkan Mahesa.

"Tante lo mau kemana?" tanya Mahesa.

"Sekali lagi lo panggil gue tante. Gue buang lo ke Amazon!" teriak Dante tanpa menghentikan langkahnya.

"Sadis amat lo Tan," gumam Mahesa pelan, ia pun segera menyusul Dante yang sudah jauh.

Saat ini Dante dan Mahesa sedang berada di sebuah  ruangan kepala sekolah, mereka sedang membicarakan tentang lapangan indoor yang akan segera dibangun.

Sebenarnya bukan hanya Dante dan Mahesa saja yang ada disana, ada beberapa donatur lain yang juga hadir di rapat ini. Hanya saja Dante dan Mahesa merupakan donatur terbesar di sekolah ini.

"Jadi bagaimana apakah kalian setuju?" tanya sang kepala sekolah.

Beberapa dari para donatur tersebut mengangguk setuju dan beberapa dari mereka belum memberikan jawaban termasuk Dante.

"Kenapa Anda ingin membuat lapangan _indoor_  ini?" tanya Dante.

"Begini Pak Dante, kami ingin membuat lapangan  indoor  ini karena, dapat membuat  image sekolah ini  semakin baik dan khususnya jika ada pelajaran olahraga para siswa tidak akan berebut lapangan dengan siswa yang berlatih eskul basket maupun sepak bola," jelas kepala sekolah.

Dante dan beberapa donatur yang belum memberi tanggapan mengangguk, ia merasa puas dengan penjelasan dari kepala sekolah.

"Berapa dana yang dibutuhkan?" tanya Mahesa.

"Sekitar Rp.270.000.000."

"Baiklah saya setuju," ucap Dante, kemudian ia mengeluarkan cek dari dalam sakunya dan menuliskan sejumlah nominal disana dan diikuti oleh donatur disana.

"Jika ada kekurangan biaya, Anda bisa langsung menghubungi kami," ucap salah satu donatur itu yang diangguki yang lainnya.

"Terima kasih banyak," ucap kepala sekolah itu.

02; Embrace The Past✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang