ETP; 25🥀

384 45 77
                                    

• Project VI LavenderWriters •

• Embrace The Past © Kelompok 02 •

• Part 25 By : @lindravey •

• Senin, 15 Februari 2021 •

---

H A P P Y  R E A D I N G

Jam menunjukkan pukul 16.00 WIB. Dengan langkah malas, Naya berjalan menuruni tangga dibelakang Dante yang membawa dua koper miliknya.

Setelah sampai di ruang bawah, Rajendra dan Rahayu sudah menunggu mereka. "Dante, jagain Naya ya, bimbing dia terus." Rajendra memberi nasihat pada Dante.

"Iya, pasti kok. Yah," ucap Dante yang membuat Naya mencibir dalam hati.

'Sok iya banget om-om.'  - batin Naya.

"Naya, kok mukanya cemberut?" tanya Rahayu yang kini menatap Naya.

Naya menatap Rahayu. "Gak papa kok," ucap Naya.

"Kamu yang nurut sama suami ya," ucap Rahayu.

Naya mengangguk kecil.

"Ya udah, kalau gitu kita pamit ya," ucap Dante yang langsung menyalami Rajendra dan Rahayu. Diikuti Naya yang juga menyalami kedua orang tuanya.

Berat memang, tapi Naya seolah tak punya kekuatan lagi untuk menolak perintah orang tua dan bahkan Dante.

"Hati-hati," ucap Rajendra.

Dante dan Naya pergi ke luar, dan Dante pun langsung memasukkan koper milik Naya kedalam bagasi mobil, berbeda dengan Naya yang sudah duduk di dalam mobil dengan acuh tak acuh.

Langit sudah menghitam, dan menandakan akan turunnya hujan. "Langit aja tau kalau kondisi hati gue lagi gak baik," gumamnya menatap langit dari kaca depan mobil.

Tak lama kemudian, Dante masuk dan langsung memasang seatbelt nya, kemudian beralih menatap Naya.  "Seatbelt  nya dipakai," titah Dante. Naya mendengus dan langsung memakai, namun—

Susah.

"Sini."

Dante langsung mengambil alih seatbelt itu dan langsung memakaikannya. Naya yang melihat perlakuan Dante pun langsung terdiam, jantung nya berdegup kencang.

Dante menatap Naya sekilas dan langsung kembali ke posisi duduknya. "Naya?"

"Hm."

Dante mendengus. "Kamu mau mampir-mampir dulu atau enggak?" tanya Dante.

"Enggak, Om."

Dante langsung melirik sebal. "Usia kita gak berjarak jauh. Jadi tolonglah jangan panggil saya Om lagi, lagian saya juga udah jadi suami kamu," ucap Dante yang protes dengan panggilan om yang selalu keluar dari bibir Naya.

"Iya-iya," ucap Naya mengalah. Lebih baik mengalah daripada harus meladeni om-om itu lebih lama.

"Saya punya persyaratan untuk kamu mulai sekarang," ucap Dante yang langsung membuat Naya menoleh cepat.

"Maksudnya? Dih, masa iya pake syarat-syarat segala?" protes Naya yang tak suka.

"Gak bisa, ini sudah saya pikirkan dengan matang," ucap Dante.

Naya mendengus. "Awas aja kalau lo bikin syarat macam-macam!"

"Yang pertama, setelah pulang kuliah kamu wajib langsung pulang ke rumah, kalau mau keluar harus hubungi saya. Yang kedua, kamu gak boleh genit sama cowok lain apalagi main mata. Yang ketiga, kamu gak boleh pulang lewat jam 7 malam. Yang keempat, kamu gak boleh panggil saya Om. Yang kelima, kita harus tidur sekamar, gak ada bantahan." Dante mengucapkan itu dengan nada santai nya, berbeda dengan Naya yang mendengar syarat-syarat itu. Rasanya, Naya ingin segera kabur dari hadapan Dante saat ini juga.

02; Embrace The Past✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang