ETP; 27🥀

350 41 76
                                    

• LavenderWriters Project VI •

• Embrace The Past © Kelompok 02 •

• Part 27 By : MandaVire

• Rabu, 17 Februari 2021 •

---

H A P P Y R E A D I N G

Libur satu minggu pasca pernikahan terasa seperti satu abad bagi Naya. Selama beberapa hari ini dirinya hanya di rumah bersama Dante.

Bosan dan menyebalkan, itulah yang Naya rasakan. Apalagi hatinya masih belum bisa menerima kehadiran Dante secara sempurna.

Jangan paksa Naya, itu tak semudah yang dipikirkan.

Kicauan burung menyambut Naya yang turun dari kamar, ternyata malam ini ia kembali tidur di kasur bersama Dante. Mungkin saat menonton film kemarin ia ketiduran.

Gadis itu membuka kulkas, mengambil minuman dingin tuk menyegarkan kerongkongan.

Kulkas kosong itu jadi perhatian Naya. Ternyata benar, bahan makanan tak ada di rumah. Padahal ia ingin buat sarapan.

"Gue laper, tapi gak ada bahan," gumam Naya. Gadis itu mengecek satu-persatu rak di dapur, dan akhirnya-

"Ah, dapat!" Naya tersenyum tipis, roti dan selai jadi penyelamatnya.

Segera menyiapkan sarapan, Naya mengikat rambutnya ke belakang. Tak butuh waktu lama memang, karena sekarang dirinya sudah siap dengan roti bakar di meja makan.

Naya menghirup aroma roti buatannya. Sangat harum. Ia jadi bangga bisa masak.

Gadis itu mengangkat rotinya, ingin segera mengisi perut keroncongan, "selamat makan Na-"

"Kok harum?"

Suara seseorang terdengar, tampak cowok berkaos putih dengan celana pendek datang menghampiri Naya. Siapa lagi jika bukan Dante.

"Roti bakar?" Dante mendekat semangat, segera duduk di depan Naya, berharap sang istri memberikannya jatah.

"Tumben bikin sarapan," ucap Dante tak sabar ingin mencoba masakan Naya.

Naya diam, berdecak dalam hati kenapa Dante datang disaat yang tak tepat.

"Yang itu buat saya, 'kan?" Dante mengambil roti di piring Naya cepat, dan-

Plak

"Aw," rintih Dante kala Naya menepuk tangannya.

"Gak, bikin sendiri sana!" ucap Naya tak terima.

"Kamu bikin tiga loh, Nay. Gak mau disumbangkan satu ke suami gitu?" tanya Dante dengan wajah tak menyangka.

"Gak."

"Setengah, deh." Dante memasang wajah berharap, karena roti bakar makanan kesukaannya.

"Gue bilang gak, berarti gak!" kesal Naya. "Sana bikin sendiri, 'kan punya tangan. Gue bikin pake tenaga sendiri, enak aja lo tinggal makan."

Dante mengedipkan mata tak menyangka.

Wah, sikap dingin Naya menjadi lebih parah. Sangat menyebalkan, tapi ... menggemaskan juga.

'Sadar, Dante. Isi perut nomor satu, baru mikirin istri,' batin Dante.

Cowok itu tersenyum pasrah, "jadi kamu gak mau buatin satu lagi?"

02; Embrace The Past✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang