ETP; 22🥀

370 50 69
                                    

• LavenderWriters Project VI •

• Embrace The Past © Kelompok 2 •

• Part 22 By : Naraifah_

• Kamis, 11 Februari 2021•

---

H A P P Y  R E A D I N G

Hari yang ditunggu oleh semua orang telah tiba. Ah, tidak bukan semua orang, karena nyatanya sang mempelai wanita nampak tak senang dengan hari ini. Ya, hari ini adalah hari pernikahan Naya dan Dante.

Dikamar yang di dominasi warna biru gelap itu, Naya sudah cantik dengan gaun pernikahan yang sangat pas di tubuhnya yang kurus. Riasan di wajahnya nampak tak terlalu tebal namun terlihat sangat cantik.

Tapi sayang, wajahnya tak pernah berubah sedari tadi. Hanya ada wajah datar yang terlihat di wajah cantik itu.

Naya berkali-kali berdecak saat perias yang membenarkan letak rambutnya setiap menit sekali karena tatanan yang rusak karena Naya yang terus menyentuhnya karena tak nyaman. Bukan tak nyaman, mungkin karena tak terbiasa?

"Sayang, kam—" ucapan Rahayu terhenti saat wanita paruh baya itu melihat penampilan Naya bak seorang putri raja.

"Ya ampun sayang, kamu cantik banget," puji Rahayu.

Namun, gadis itu tak melakukan apapun, bahkan tak memiliki niat untuk merespon pujian Rahayu. Ia terlalu kesal saat ini.

Sedari awal Naya memang tak menerima perjodohan ini. Maka tak heran jika wajahnya yang selalu datar itu menyiratkan sebuah penolakan yang besar.

Rahayu tersenyum, lalu duduk di samping Naya. Tangannya dengan lembut meraih tangan Naya dan menggenggamnya dengan penuh kasih sayang layaknya seorang ibu kandung pada putrinya.

"Sayang, Mama tau kamu gak mau ngelakuin ini. Tapi, Mama harap kamu bisa ikhlas ya. Ini demi Ayah dan diri kamu sendiri," ucap Rahayu mencoba untuk menasehati Naya.

Naya hanya menatap tangannya yang di genggam Rahayu dengan wajah datarnya. Rasanya Naya ingin menangis saat ini. Ia ingin sekali mengutarakan kemungkinan-kemungkinan yang terjadi setelah ia menikah nanti.

Ia takut, dengan kondisinya hanya akan memperburuk keadaan. Ia takut sesuatu yang buruk datang menghampirinya ketika pernikahan ini terjadi.

Hati dan pikirannya sungguh tak tenang. Entah kenapa hari ini, ia merasa sangat gelisah.

Ceklek

Pintu kamar terbuka dan menampilkan Rajendra yang tersenyum menatap kedua wanita kesayangannya tengah duduk dengan tangan yang saling menggenggam.
Ah bukan, hanya Rahayu yang menggenggam tangan Naya.

"Naya, ayo," ucap Rajendra sambil mengulurkan tangannya agar di genggam oleh Naya.

Naya menghela nafas panjang sebelum akhirnya beranjak dari duduknya dan menerima uluran tangan dari sang Ayah.

***

"Saya terima nikah dan kawinnya Kanaya Alvera Denise binti Rajendra dengan mas kawin tersebut dibayar tunai," ucap Dante dengan satu tarikan nafas.

"Bagaimana para saksi? Sah?" tanya penghulu pada semua saksi.

"SAH!" teriak semua orang yang ada di sana.

"Asek! Si Tante dah punya bini!" Jangan tanya siapa yang berteriak. Karena tak lain dan tak bukan adalah sahabat laknat Dante, Mahesa.

"Tar malem asik dong!" lanjut Mahesa tanpa tau malu.

02; Embrace The Past✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang