HAPPY READING❤
•
•
•
••MARVEL•
[Flashback on]
Marvel memberhentikan motor besar nya di sebuah danau yang letak nya jauh dari perkotaan. Ia melepas helm lalu berjalan menuju sebuah bangku yang berada disana.
Ia mendudukan bokong nya dibangku itu sambil menatap air sungai yang mengalir dengan tenang. Suara jangkrik dan angin malam ia hiraukan. Karena yang ia butuhkan ketenangan untuk hati nya.
Ponsel yang ia bawa ia memati dayakan, karena saat ini ia tak mau di ganggu oleh siapa pun dulu.
"Gue lelah.." racau nya.
Seulas kenangan ia dengan geng Forgies mulai muncul dalam pikiran nya. Kenangan dimana ia dan yang lain nya tengah membagikan beberapa makanan pada orang jalanan di kota dengan jaket kebanggan mereka.
"Sekarang udah enggak ada lagi, ya?" kekeh nya yang tersirat nada sendu didalam nya.
"Kenapa harus itu? Kenapa enggak bakar gue aja sekalian, biar gue enggak pernah ngerasain sakit lagi,"
Setelah beberapa menit dirasa hati nya mulai membaik, ia pun memakai helm nya untuk pergi ke suatu tempat.
***
Marvel memarkirkan motor nya didepan sebuah panti asuhan Bintang Kasih. Ia menatap sebentar panti asuhan itu, ia ragu untuk datang ke sana. Setelah bergulat dengan pikiran nya. Ia pun memutuskan untuk masuk.
"Assalamualaikum?" ucap Marvel seraya mengetuk pintu berwarna putih itu.
"Wa'alaikumsalam," tak lama keluar seorang wanita paruh baya dengan jilbab biru muda nya dari dalam sana.
Wanita itu terkejut. "Marvel?" tanya nya.
Cowok itu tersenyum. "Iya, Bun." Marvel menyalimi tangan Vania, pemilik panti asuhan Bintang Kasih.
"Kenapa udah malem masih keluyuran? bukan nya diem di rumah?" omel Vania.
Marvel lagi, lagi tersenyum. "Pengen main aja ke sini, Bun. Lagian udah lama Marvel enggak kesini,"
Vania Aisyah. Pemilik sebuah Panti Asuhan Bintang Kasih yang letak nya di perbatasan kota. Wanita dengan tutur kata lembut, sopan dan sederhana itu telah mampu membuat Marvel merasakan kehangatan seorang ibu.
Wanita yang selalu membuat nya nyaman saat berada disamping nya. Wanita yang pertama kali ia temui saat sedang membagikan makanan pada orang jalanan.
Wanita itu pula yang membawa nya serta teman-teman nya untuk pergi ke Panti Asuhan milik nya. Sebenarnya dulu, Panti Asuhan ini hanya sebuah rumah sederhana yang dihuni oleh sepuluh orang anak ditambah dua anak remaja.
Marvel dan yang lain nya pun sepakat untuk membantu merenovasi rumah itu menjadi sebuah Panti Asuhan yang ukuran nya bisa dibandingkan dengan sebuah rumah di perumahan.
Vania saat itu sangat bersyukur. Ternyata masih ada orang baik didunia ini. Vania tadinya akan melunasi uang Marvel, namun mereka semua menolak karena mereka iklas membantu.
Vania saat itu pun terharu. Ternyata anak geng dihadapan nya ini bukan lah geng yang suka mencari gara-gara seperti diluaran sana. Dan saat itu pula, Vania sudah menganggap mereka semua adalah anak-anak nya sendiri. Mereka pun diperbolehkan untuk datang kemari kapan pun.
KAMU SEDANG MEMBACA
MARVEL [END]
Teen FictionMulut masih bisa tersenyum dan tertawa menandakan semua baik-baik saja. Tapi apa kabar dengan hati yang sudah kalian beri luka? *** [SEQUEL ZAIGAL] [PART MASIH LENGKAP] [CERITA KEDUA] Marvel Zaferino Abraham, lelaki jangkung ketua Geng Forgies yang...