HAPPY READING❤
•
•
•
•Janganlah menangis, air mata mu berharga dan saat kau menangis hatiku juga akan terasa sakit.
-author-
•MARVEL•
Mata tajam yang terpejam selama berjam-jam itu pun mulai terbuka. Pertama yang ia lihat adalah sebuah ruangan putih dengan bau obat-obatan. Kepala nya masih sedikit terasa sakit.
Ia merasakan ada yang menggenggam nya lalu ia pun menoleh, senyuman tipis tercipta di bibir pucat nya walau tak sepucat tadi. Seorang gadis yang tertidur dengan tangan mungil nya menggenggam tangan besar nya.
Wajah polos itu sedikit tertutupi sediki anak rambut walau begitu wajah nya tetap terlihat cantik. Iyalah orang cantik mah bebas.
Marvel ingin sekali menyingkirkan anak rambut di wajah polos itu, tapi ia tak mau membangunkan Mellissa yang tengah tertidur.
Marvel menelusuri wajah polos itu hingga ia terkunci pada hidung Mellissa yang memerah, pasti karena gadis ini menangis.
"Eughh.." suara itu membuyarkan lamunan Marvel. Mata gadis itu perlahan terbuka, Marvel tersenyum saat mata mereka mulai terkunci.
"Leher lo sakit?" tanya Marvel serak.
Mellissa yang tengah mengumpulkan nyawa nya yang masih tertinggal di alam mimpi pun menatap cowok yang kini tengah menatap nya.
Apakah ia tengah bermimpi? Tolong siapapun jangan bangunkan ia, mata itu. Mata yang tadinya terpejam kini mulai terbuka dengan menampilkan senyum yang menjadi favoritnya.
"K-kak Marvel?" tanya Mellissa.
"Iya itu nama gue," balas Marvel. Tanpa aba-aba Mellissa langsung memeluk cowok itu hingga Marvel sedikit terkejut tapi ia membalas pelukan gadis nya.
"Kenapa, hm?" tanya Marvel. Sesekali mengelus rambut yang dikuncir satu itu.
"Lo tuh! Pulang lomba bukannya chat gue malah tiduran di rumah sakit! Bukan nya telpon gue biar rasa kangen gue terobati malah nambahin rasa kangen gue! Huh gue marah sama lo!" omel Mellissa dalam pelukan Marvel membuat cowok itu terkekeh.
"Gue juga kangen sama lo," balas Marvel membuat pipi Mellissa merah merona. Gadis itu semakin menyembunyikan wajah nya dalam dada bidang cowok itu.
Marvel terkekeh. "Kok baju pasien panas ya? Apa AC disini mati?" ledek Marvel yang sempat melihat semburat merah tercipta ulah nya di pipi gadis itu.
"Tau ah gelap!"
"Gue baik-baik aja, Mell. Jangan khawatir," ujar Marvel.
Mellissa melepas pelukan itu lalu menatap mata hitam tajam itu. "Apa yang masih sakit?" tanya Mellissa.
"Enggak ada, cuma kepala sama perut gue aja yang agak nyeri,"
"Makanya kalo punya maag itu makan yang teratur, jangan nungguin disuruh mulu. Jadi gini kan akibat nya, lo mau disini mulu?" omel Mellissa persis seperti emak-emak tengah memarahi anak nya yang telah berbuat ulah.
KAMU SEDANG MEMBACA
MARVEL [END]
Teen FictionMulut masih bisa tersenyum dan tertawa menandakan semua baik-baik saja. Tapi apa kabar dengan hati yang sudah kalian beri luka? *** [SEQUEL ZAIGAL] [PART MASIH LENGKAP] [CERITA KEDUA] Marvel Zaferino Abraham, lelaki jangkung ketua Geng Forgies yang...