HAPPY READING❤
•
•
•
••MARVEL•
"SAYA MASIH TING TING, DIJAMIN MASIH TING TING SAMA SEKALI BELUM BERPENGALAMAN," Ando, Haikal dan Dafi berjoget didepan camera dengan lagu tiktok keluaran terbaru dan yang sedang trend itu.
Mellissa menggelengkan kepala nya, tak heran ketiga nya itu sudah memiliki penyakit tiktok. Gadis itu memilih untuk membantu Langga dan Dami yang tengah berkutat dengan peralatan dapur.
Tak heran lagi kalau kedua nya itu sudah mahir dalam hal memasak. Ia membayangkan jika ada wanita yang menjadi istri nya pasti akan sangat beruntung. Sudah tampan, jago masak beuh idaman emak-emak banget.
Rafi hanya menggelengkan kepala nya. Memang jika ketiga lelaki itu tengah gabut, pasti pelarian mereka adalah tiktok. Sedangkan Marvel, lelaki itu telah kembali ke dalam kamar nya. Katanya sih mengantuk, tapi entah apa yang dilakukan nya sekarang.
Mellissa memindahkan mangkuk dan piring berisi lauk pauk ke meja makan yang tersedia. "Masih ada, bang?" Dami menggelengkan kepala nya. Cowok itu melepas celemek berwarna biru dan menggantungkan nya di sebuah paku yang berada di dekat kulkas.
Kini malam mulai semakin larut. Hawa dingin pun mulai terasa. Padahal tadi cuaca sore hari sangat panas dan tiba-tiba angin bertiup kencang, menandakan hujan yang sebentar lagi akan turun.
Mereka bertujuh minus Marvel mulai menyuapkan makanan mereka. Makan dengan keheningan memang sudah dianjurkan dalam keluarga mereka masing-masing.
"Sisain aja buat Kak Marvel, bang." Dami mengangguk.
"Biar gue yang ke kamar nya, kalian mau tinggal?" tanya Mellissa.
"Tinggal lah, yakali ninggalin lo berdua sama si bos. Nanti bisa-bisa lo di unboxing lagi,"
Pletak!
"Otak lo mikir nya kotor mulu, heran dah."
Mellissa hanya tersenyum kikuk. Entah bagaimana ia harus mendeskripsikan degub jantung nya saat ini. Ia pun pamit untuk pergi kedalam kamar Marvel, memberitahu cowok itu untuk segera makan malam.
Tok tok tok
"Kak?!" Mellissa memanggil Marvel dengan tangan yang masih mengetuk pintu kamar. Ia bersedekap dada sambil kaki nya mengetuk ubin lantai yang dingin.
"Kak?! Lo belum makan malam!" masih belum ada sahutan dari dalam. Ia mencoba mengerti, mungkin Marvel tengah berada di kamar mandi, pikirnya.
"Ck! Ngapain aja sih tuh cowok didalam?" gerutunya. Bisa-bisa ia mati menjadi patung karena menunggu cowok itu membukakan pintu.
Tangan nya mulai memutar knop pintu dan menyembulkan kepala nya dari balik pintu. Ia pun mulai memasuki kamar dan menutup nya dengan perlahan.
Ternyata cowok itu tengah berada di balkon nya. Pantas saja, ia tak mendengarkan panggilan dari nya. Orang pintu kamar dan balkon nya lumayan jauh.
Marvel terlihat sedang melamun sambil duduk di sebuah kursi, menghiraukan angin malam yang dingin menerpa kulit nya. Melamun kan apa yang Mellissa sendiri tak tau.
Ia mulai mengambil jaket yang lumayan tebal dan membawa nya. Setelah dekat, ia memakaikan nya di tubuh kekar itu, karena Marvel hanya menggunakan kaos polos pendek berwarna putih dan celana training hitam.
Marvel merasakan sedikit rasa hangat, ia pun menoleh dan matanya langsung bertubrukan dengan mata gadis nya yang kebetulan sedang menatap nya. Seketika mata mereka saling menatap satu sama lain.
KAMU SEDANG MEMBACA
MARVEL [END]
Teen FictionMulut masih bisa tersenyum dan tertawa menandakan semua baik-baik saja. Tapi apa kabar dengan hati yang sudah kalian beri luka? *** [SEQUEL ZAIGAL] [PART MASIH LENGKAP] [CERITA KEDUA] Marvel Zaferino Abraham, lelaki jangkung ketua Geng Forgies yang...