HAPPY READING💛
•
•
•
•Kata orang rumah ada surga dunia kala kita sedih dan tempat untuk pulang. Tapi bagi ku rumah adalah neraka yang membuat ku kembali merasakan luka dengan kesedihan didalam nya.
•MARVEL•
Marvel memarkirkan motor nya lalu melepas helm dikepalanya. Cowok itu pun berjalan menuju pintu belakang yang langsung terhubung dengan dapur. Karena ia sudah terbiasa untuk lewat pintu belakang daripada pintu utama rumah nya.
"Assalamualaikum, bi." ujar Marvel kala melihat wanita paruh baya yang memakai baju daster bunga-bunga yang tengah membersihkan dapur. Lalu cowok itu menyalimi tangan wanita itu. Ia sudah menganggap wanita ini seperti ibu nya sendiri.
"Waalaikumsalam, eh si Aden udah pulang atuh?" tanya Bi Ira. Pembantu rumah tangga dirumah ini. Wanita yang sangat dekat dengan Marvel.
"Yaudah atuh, Bi. Kalo belum mah Marvel gak ada disini," kekeh Marvel.
Bi Ira ikut terkekeh. "Ah si Aden bisa aja atuh,"
"Yaudah, Bi. Marvel ke kamar dulu," pamit Marvel. Bi Ira pun mengangguk.
Marvel berjalan menuju tangga, di ruang tamu ia bisa melihat kembaran nya yang tengah tertawa dengan Papah nya—Vino.
Dalam hati ia tersenyum kecut. Andai saja ia bisa merasakan hal itu juga, mungkin ia akan bahagia. Tapi itu hanya angan-angan saja yang entah kapan akan terkabul.
Ia pun menghiraukan panggilan Marcel saat lelaki itu melihat nya ia menaiki tangga. Ia ingin segara beristirahat di dalam kamar nya. Mengistirahatkan raga dan juga hati nya.
•MARVEL•
Mellissa keluar dari kamar mandi dengan pakaian santai nya. Ia pun keluar kamar untuk mengambil beberapa makanan untuk mengemil saat membaca wattpad.
"Pah? Papah mau kemana?" tanya Mellissa saat melihat Galvin dengan pakaian rapih nya.
Galvin menoleh lalu tersenyum. "Papah mau ke Swiss,"
Mellissa membulatkan matanya. "Kenapa Papah ke Swiss? Papah sakit? Atau penyakit Papah datang lagi?" Memang Mellissa sudah mengetahui masa lalu kedua orang tua nya. Jadi gadis itu terkejut kala Galvin akan pergi ke negara yang dulu pernah lelaki itu singgahi kala berobat.
"Enggak, Papah ada urusan disana," balas Galvin seraya mengusap kepala putri nya itu.
Mellissa langsung memeluk Galvin erat membuat lelaki itu sedikit terhuyung. "Jangan lama-lama disana, nanti aku kangen lagi. Dan jangan lupa oleh-oleh nya, hehe." kekeh Mellissa membuat lelaki itu ikut terkekeh.
"Oke siap, tuan putri," balas Galvin.
"Papah kesana sama siapa?" tanya Mellissa.
"Sama Om Rafa dan Om Raditya," balas Galvin.
"Yaudah Papah berangkat sekarang, nanti kalau kedua abang kamu nyariin bilang ya. Papah udah bilang sama Mamah kamu tadi," sambung Galvin.
Mellissa mengangguk. Galvin mengecup kening putrinya singkat lalu beranjak pergi sambil mendorong koper hitam miliknya. Mellissa menghembuskan nafasnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
MARVEL [END]
Teen FictionMulut masih bisa tersenyum dan tertawa menandakan semua baik-baik saja. Tapi apa kabar dengan hati yang sudah kalian beri luka? *** [SEQUEL ZAIGAL] [PART MASIH LENGKAP] [CERITA KEDUA] Marvel Zaferino Abraham, lelaki jangkung ketua Geng Forgies yang...