|| Telah Terbit || WattpadRomanceID reading list Juli 2022 : Bittersweet of Marriage Life 💕💕💕 ||
Membawa Kyara ke desa terpencil bernama Mallawa adalah cara Adya untuk menciptakan neraka dalam rumah tangga mereka. Tujuan Adya sederhana, membuat...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
---
Stiletto dengan kilauan mutiara yang dikenakan Kyara menapak dengan anggun, menyita perhatian banyak orang. Adya yang menggandeng lengan istrinya memasuki ballroom hotel berbintang tempat keluarga Marzuki menggelar jamuan makan malam lantas menautkan kening, menyadari sorot mata memuja dari beberapa pasang mata langsung tertuju pada Kyara di sebelahnya.
Adya meringis dalam hati. Bila orang tahu rencananya sebelum menikah dan mendengar isi hatinya saat ini, tentulah dirinya akan disebut egois dan tak tahu diri. Dan dengan pahit, ia tidak mampu menyangkal itu.
Kemungkinan besar perasaan tersebut hadir sebab semesta raya merestui pernikahan mereka sebaga derajat paling mulia dari hubungan antara lelaki dan wanita. Undang-undang Negara memberi legalitas hukum yang sah sebagai suami dan istri. Konsesi tersebut perlahan menggerogoti akal pikiran Adya dan membuat hatinya lambat-laun mematenkan Kyara sebagai hak milik pribadi.
"Berani-beraninya melirik istri orang!" Adya mendesis geram. Kerlingan tajamnya terarah pada para lelaki yang memperhatikan Kyara dengan intens dari ujung kaki hingga ujung kepala.
Harusnya Kyara mengenakan pakaian yang tertutup sampai mata kaki. Tidak, bahkan bila terbalut kain sekalipun, Kyara tetap mengundang atensi. Memikirkan itu membuat Adya resah sendiri.
Kyara yang berjalan di samping Adya mengorbitkan netranya sekilas. Adya tampak senewen sendiri sejak kembali dari kantor, tetapi Kyara tahu meladeni emosi suaminya saat ini bukan umpan balik yang tepat. Maka ia mengalihkan perhatian dengan terus berjalan sampai alunan musik klasik membuatnya membekukan langkah.
Di tempatnya berdiri Kyara terhenyak. Kenangan di awal musim panas kala ia menonton pagelaran musik di Sydney Opera terputar di kepalanya. Lamat-lamat, bayangan tersebut berganti menjadi nuansa amphiteather Meredith Festival, kala ia dan teman-temannya bernyanyi dalam van sambil menikmati panorama matahari terbenam di Spring Valley.
