💕Happy-Reading💕
.
.
.
Jalan ruas provinsi, 9 tahun yang laluRintik hujan membentuk titik-titik air di jendela, mengaburkan pandangan dari jalan raya dan perlahan lengang. Dari kursi penumpang kelas dua, Kyara tersenyum sendu, menatap para pemulung cilik yang mendorong gerobak berisi rongsokan sembari bersorak girang. Bahagia mereka sesederhana rinai hujan. Barangkali sebab itulah Tuhan memberi mereka imunitas mahakuat yang tahan terhadap gempuran cuaca.
“Anak-anak pemulung ini bukannya sekolah, malah main di jalanan!”
Suara klakson diiiringi omelan dari sopir di balik kemudi membuat Kyara mengalihkan perhatian ke depan.
“Pak Wira beri jalan saja. Kita juga tidak buru-buru.” Kyara menyahut, tidak menanggapi protes dari sang sopir.
Pak Wira lantas menuruti keinginan Kyara dengan berhenti sejenak. Pria yang bertugas untuk mengantar-jemput putri bungsu keluarga Jayachandra tersebut mengamati satu per satu anak jalanan dengan mata memicing.
“Ada bakti sosial keluarga Antariksha rupanya.”
“Keluarga Antariksha?” Kyara ikut menengok dan mendapati bingkisan sembako yang dibawa anak-anak pemulung. Ada logo perusahaan tertera di sana.
“Saya dengar bakti sosial setiap bulan ini gagasan putra pertama keluarga Antariksha.” sambung pak Wira yang mengintip lewat spion tengah. “Nona Kyara kenal orangnya?”
Spontan Kyara menggeleng. Ia tahu bila keluarga Antariksha memilik hubungan kerjasama dengan keluarganya, tetapi urusan bisnis adalah tanggungjawab Keyva. Dibanding itu, Kyara lebih tertarik mengamati para pemulung cilik yang mulai menimbang isi sembako dengan senang.
Ketika tembok underpass mengalangi pandangan, Kyara mengalihkan perhatian pada kotak musik di pangkuannya. Miniatur tata surya itu dibuat olehnya untuk pameran sains. Keyva membantunya menghitung kecepatan rotasi masing-masing sumbu logam sehingga ketika puzzle berhasil dirangkai, setiap planet dapat berputar sesuai sesuai revolusinya masing-masing.
Ujung jari Kyara memutar gerendel berbentuk bulan sabit yang terhubung dengan piringan lagu. Musik yang mengalun seakan meredam segala suara. Deru hujan pun tidak lagi membuat jantungnya berdebar. Akan tetapi, suara gaung yang memekakkan telinga tiba-tiba terdengar. Sekian milisekon setelahnya, kecelakaan beruntun terjadi. Kendaraan di depan mobilnya berhenti tiba-tiba, tepat sebelum bongkahan beton jatuh memblokade jalan.
Napas Kyara tercekat. Meski tubuhnya tertahan oleh sabuk pengaman, gaya lembam membuat isi perutnya bergejolak. Pak Wira memutar kemudi, berusaha mengambil haluan untuk berbalik,
tetapi kendaraan yang saling berhimpit membuat mereka tidak bisa bergerak. Sesaat kemudian dentuman susulan kembali terdengar, kali ini disertai bunyi longsoran, beradu dengan gelegar petir.“Nona, kita harus keluar! Terowongan ini akan runtuh!”
Mata Kyara membola. Belum sempat tangannya bergerak untuk melepas kuncian sabuk pengaman, kendaraan yang memutar arah dengan kecepatan tinggi tiba-tiba menghantam bumper depan dan
membuat mobilnya berputar. Badan mobil membentur tembok berulang kali hingga kehabisan momentum.Pandangan Kyara berpendar. Kepalanya berulang kali beradu dengan sandaran kursi depan dan jendela. Suara klakson dan jeritan memenuhi terowongan yang semakin pengap. Dari jendela yang hampir pecah akibat tubrukan, Kyara menyaksikan retakan merambat di dinding terowongan. Rekahannya menjalar hingga menghancurkan ornamen gipsum menjadi serpihan rapuh.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hate Me If You Can
Romance|| Telah Terbit || WattpadRomanceID reading list Juli 2022 : Bittersweet of Marriage Life 💕💕💕 || Membawa Kyara ke desa terpencil bernama Mallawa adalah cara Adya untuk menciptakan neraka dalam rumah tangga mereka. Tujuan Adya sederhana, membuat...