💕Happy-Reading💕
.
.
.
Matahari telah condong ke arah barat saat mobil Rendra melaju kencang menerjang jalan berliku menuju lokasi proyek. Ada sesuatu yang sangat mendesaknya untuk membongkar ruang operator sesegera mungkin, setelah tiga hari tertunda karena urusan bisnis ayahnya yang mendesak.
Rendra baru saja mendarat setelah penerbangannya dari Jakarta. Kepalanya berkedut sejak dalam pesawat, tubuhnya pun letih bukan main. Namun, ia tidak ingin mengulur waktu lebih lama lagi. Ia tahu seseorang telah mengancam keselamatan Kyara dengan sengaja.
Setelah menyaksikan rekaman dari rear daschcam di mobilnya, Rendra mendapatkan sebuah bukti kejahatan berencana. Rendra sudah menerka sebenarnya. Titik kritis masalah tersebut ada pada safety cone yang tidak terpasang, hal yang memicu perdebatan antara sopir crane dengan petugas lapangan. Salah seorang di antara keduanya jelas bersalah, yang menurut Rendra bisa saja suruhan pihak ketiga.
Sayangnya, akhir dari perkara tersebut adalah mediasi. Sulit menemukan bukti konkret di luar pembelaan para pekerja, sebab posisi komponen precast menghalangi zona tangkapan kamera CCTV. Maka, Rendra memanfaatkan DVR di mobilnya yang terparkir menghadap jalan masuk crane guna mencari bukti untuk bisa memperberat tuntutan. Di luar dugaan, video rekaman tersebut menunjukkan hasil yang sangat mengejutkan.
Dalam waktu selang lima belas menit sebelum terrain crane melintas, seorang petugas lapangan tampak memasang palang blokade jalan. Beberapa menit kemudian, sebuah sedan berwarna silver metalik melaju dan berhenti sejenak di depan portal tersebut. Rendra tidak bisa melihat dengan jelas plat ataupun identitas lain karena posisi kameranya hanya menangkap sebagian badan mobil. Namun tak lama berselang, mobil yang dimaksud lepas landas dengan terburu dan palang pembatas jalan telah bergeser seluruhnya.
Untuk alasan dangkal, siapapun bisa menyangkal bila hal tersebut tak lain faktor kelalaian semata. Akan tetapi Rendra cukup jeli untuk bisa menangkap kejanggalan yang terjadi. Ada total lima buah palang yang terpasang. Apabila si pengendara terburu waktu, sebagai akses jalan, cukup menggeser tiga palang. Kenyataan bahwa semua palang tergeser dengan rapi kembali ke tempat asalnya adalah tuduhan kuat atas perencanaan kejahatan.
Kejanggalan insiden tersebut dan persiteruannya dengan Adya di acara malam keluarga Marzuki membuat Rendra menyimpulkan bila ada sesuatu yang salah dengan hubungan Adya dan Kyara. Kyara berdalih urusan pribadi. Namun, Adya justru menunduhnya menyakiti Kyara. Laki-laki itu bahkan tidak tahu apa yang menyebabkan istrinya menangis.
Untuk itu, di sinilah Rendra berdiri menghalau lelah. Di ruang operator yang sepi karena jam operasional kantor telah usai dan beberapa staf kembali ke kota. Rendra ingin mencari tahu apa yang terjadi. Barangkali dengan begitu, Rendra bisa menemukan celah dari Adya yang selalu terlihat sempurna.
"Pak Rendra?" Seorang staf menyapa Rendra di ambang pintu. Keterkejutan yang tergurat di wajahnya membuat Rendra tersenyum miris. Ia tahu, orang-orang selalu menilai kehadirannya sebagai formalitas belaka. "Selamat sore, Pak. Maaf membuat Bapak menunggu."
"Sore." Rendra memutar kursinya dengan sebelah kaki bertumpu pada lutut.
"Ada yang bisa saja bantu, Pak?"
"Rendra berdeham. "Periksa CCTV empat hari yang lalu sekitar pukul dua siang."
"Bukankah itu saat kecelakaan terrain crane?"
"Ya. Periksakan segera saya tidak punya banyak waktu." Rendra meninggikan sebelah alisnya dengan senyum mengintimidasi. "Lagipula, sejak kapan operator menjalankan tugas tim audit?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Hate Me If You Can
Romance|| Telah Terbit || WattpadRomanceID reading list Juli 2022 : Bittersweet of Marriage Life 💕💕💕 || Membawa Kyara ke desa terpencil bernama Mallawa adalah cara Adya untuk menciptakan neraka dalam rumah tangga mereka. Tujuan Adya sederhana, membuat...