36. Alternate 💍

4.4K 394 86
                                    

💕Happy-Reading💕

.

.

.

Padang rumput yang kian meninggi tidak mampu lagi menarik atensi Kyara kali ini, paling tidak untuk mengalihkan pikirannya dari Winter. Semakin Kyara bersikeras, segala hal justru semakin menggiring pikirannya pada keberadaan Winter di rumah.

Biasanya ketika menyiapkan sarapan, kucing kecil tersebut menunggu di dekat kakinya dengan sabar. Kadang pula nekat duduk di dekat kompor, mengamati masakan yang diaduk Kyara dengan penuh tanda tanya. Winter akan terus begitu meski dilarang, sampai akhirnya diangkat Adya dengan kecaman bulunya bisa gosong atau tubuhnya akan semakin mengisut dan kerdil.

Satu hal yang disukai Kyara selain kuriositas Winter adalah reaksi Adya saat menyikapi kucing tersebut. Adya selalu menunjukkan rasa keberatan untuk setiap perilaku Winter, tetapi tetap meladeninya juga. Pernah suatu malam saat Kyara turun ke dapur, Kyara mendapati Adya berkacak pinggang karena Winter tidur pulas di atas berkas kantornya. Diam-diam, Kyara mengamati Adya menarik berkasnya dengan sangat pelan sehingga Winter tidak terganggu.

"Siapa yang tega meracuni Winter ...."

Kyara memeluk lutut, memandang hamparan rumput yang kompak meliuk terhempas angin. Adya sudah berbicara dengan Pak Aru pagi sebelum berangkat tadi, tetapi belum ada titik terang. Kemarin tidak ada orang yang berkunjung selain para pengawal keluarga Antariksha.

Air mata yang menggenang di pelupuk Kyara segera diseka dengan ujung telunjuk. Hari sudah beranjak sore dan ia tidak ingin menyambut Adya dengan wajah sembab. Setelah terdiam cukup lama di sana, ia bangkit untuk membersihkan bulir tanaman pada juntaian roknya, baru kemudian bergegas kembali ke rumah.

Dengan bahu melemas, Kyara mendorong pintu. Decit menulikan telinga yang tercipta membelah kesunyian di ruang tengah. Kyara lalu mengambil haluan menuju kamar kerja Adya di dekat tangga.

Untuk menghabiskan waktu sembari menanti Adya pulang, Kyara memperbaiki tatanan barang di lemari. Ketika hendak mengatur miniatur yang sebagain besar berupa kerangka konstruksi bangunan, sebuah kotak persegi membuatnya terpekur beberapa lama. Gurat samar yang tercipta di dahi Kyara perlahan menyusut, bersamaan dengan bibirnya yang membentuk lekuk bahagia.

Kyara mengulurkan tangannya yang bergetar, menyentuh kotak tua yang tersembunyi di balik figura. Ragu dalam hatinya seketika berganti jadi haru. Kali ini, air matanya dibiarkan menitik.

"Ternyata Mas Adya masih menyimpan ini ...."

🍀🍀🍀

Adya adalah salah-satu orang yang sangat berjasa dalam hidup Kaisar. Adya tidak hanya menjadi teman yang selalu mendukung segala usahanya. Jauh sebelum itu ketika mereka masih duduk dibangku kuliah, Adya menyelamatkannya dari godaan dunia malam yang hampir merenggut masa depannya.

Suatu ketika menjelang semester akhir, saat mereka mulai dipusingkan oleh beban kuliah yang tidak berjeda, teman lama Kaisar mengajaknya melepas stres di sebuah hotel yang terkenal dengan aktivitas malam. Kaisar yang merasa lelah dan jenuh akhirnya terpengaruh. Tanpa memberi tahu siapa pun, Kaisar datang diam-diam. Namun tanpa diduga, Adya muncul di sana. Adya memberinya satu pukulan di wajah kemudian menariknya pergi.

"Apa yang kau lakukan! Ini bukan tempat untuk orang berpendidikan!" Adya menunjuk gedung hotel dengan marah.

"Kau tidak mengerti, Adya! Aku hanya mencari pengalihan! Hidupku tidak semudah hidupmu dan Dito! Aku bahkan harus bekerja untuk dapat biaya penelitian!

Hate Me If You CanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang