💕Happy-Reading💕
..
.
Fajar menyingsing beberapa jam lagi. Matahari masih bersembunyi sekian derajat di bawah sudut elevasi bentang ufuk. Kegelapan menguasai kawasan hutan. Satu-satunya sumber cahaya di sana hanya rembulan utuh yang sesekali tertutup awan.
Berondolan suara peluru yang menyeruak di keremangan malam perlahan tersamarkan oleh derik batang bambu dan bunyi siulan angin, tetapi terdengar jelas di telinga Keyva. Aviation headset membuatnya terhubung dengan unit operasi taktis yang sedang menjalankan misi rahasia mereka di sekitar vila sang jendral polisi.
"Vila terkepung. Target melarikan diri. Ganti."
"Sektor Barat Daya aman. Target bergerak ke selatan."
"Sektor Selatan siaga. Target menuju lokasi."
"Di sini Komando 1. Target masuk ke dalam gedung."
Senyum tersungging di wajah Keyva. Matanya terus mengawasi gedung tua bekas gudang pabrik kertas beberapa meter di bawah sana. Sepintas, bangunan tersebut tampak terbengkalai. Bagian luar gedung tertutup kerak dan rembesan noda karat, dikelilingi semak belukar yang tumbuh tinggi sepantaran dada orang dewasa. Masyarakat setempat tidak begitu memberi atensi. Selain lokasinya terpisah dari kebun warga, bangunan tersebut pernah menjadi sengketa antara pihak pabrik dan pemerintah daerah, sebelum konfliknya tiba-tiba mereda tanpa mufakat yang jelas.
Akan tetapi, semua masih jelas di mata Keyva. Timnya telah meninjau lokasi yang diduga kuat sebagai akses pelarian bagi sang jenderal. Miliarder tua tersebut memiliki hunian di wilayah perbatasan ibu kota provinsi. Daerah yang sangat strategis karena jalurnya bersambung dengan bagian belakang bandara.
Gedung bekas pabrik yang sekarang dikepung oleh tim Keyva lepas dari konflik tidak lama setelah vila mewah jendral dihuni. Berdasarkan dokumen yang berhasil diretasnya, Keyva menemukan bukti bila gedung tersebut telah beralih kepemilikan pada sang jenderal dan dipergunakan sebagai pangkalan rahasia selama beberapa tahun terakhir.
Keyva menyiagakan posisi ketika helikopter terbang rendah. Kacamata hitam yang bertengger di batang hidungnya menampakkan panorama lebih kentara.
Penampakan bangunan tua tersebut jauh dari kesan angker apabila ditinjau dari atas. Bagian bawah gedung sengaja dibiarkan tak terurus sehingga tampak terbengkalai dan menyatu dengan keadaan sekitar secara alami, tetapi beberapa tingkap atas terlihat mengilap bersih, menandakan seseorang sekali-dua kali mengintai di sana. Dari ketinggian, jalan setapak kecil di antara belukar pun terpeta dengan jelas. Semak terbuka dan rumput mati yang tertekuk menunjukkan bahwa rute tersebut telah dilalui berulang kali.
Helikopter mendarat dengan mulus. Setelah menarik napas dalam-dalam, Keyva menginjakkan kaki pada landasan di bagian atas gedung. Ada bekas renovasi di sana untuk membuat helipad. Keyva patut waspada. Meski pemindaian multi-sensor tidak mendeteksi adanya gelombang maupun aliran listrik yang mengindikasikan aktivitas khusus dalam gedung, instingnya menduga interior bagunan telah diperbaiki. Tidak menutup kemungkinan ada gudang persenjataan di dalam sana.
Derap yang semakin mendekat membuat Keyva menutup mata dan menajamkan pendengaran. Suara langkah yang saling beradu itu tiba-tiba terpecah, menyisakan satu ketukan lambat dan konstan. Keyva tahu, prajurit yang mengawal sang jenderal sedang bersembunyi.
"Kau ...?"
Suara berat yang menyapanya memaksa Keyva menahan umpatan. Perlahan tubuhnya berputar, menghadap penuh kepada sang jenderal yang terbeliak. Semilir angin yang bertiup membekukan suasana di antara mereka selama beberapa saat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hate Me If You Can
Romance|| Telah Terbit || WattpadRomanceID reading list Juli 2022 : Bittersweet of Marriage Life 💕💕💕 || Membawa Kyara ke desa terpencil bernama Mallawa adalah cara Adya untuk menciptakan neraka dalam rumah tangga mereka. Tujuan Adya sederhana, membuat...