47. Recontriction 💍

4.7K 410 131
                                    

💕Happy-Reading💕


.

.

.

Petir yang menyambar dari balik awan terbias di permukaan retina Adya yang berlapis air mata. Gelegar yang tercipta sesaat kemudian lantas membuatnya ambruk di atas ubin kayu yang dingin. Segenap persendian dalam tubuh Adya terasa remuk, bahkan untuk membuat tungkainya bergerak barang sejengkal.

Adya jatuh tertutuk, terhisap dalam pusaran kenangan di masa lalu. Rekonstruksi memori tujuh tahun silam berputar silih-berganti di kepalanya, berakhir pada kurun waktu di kala ia terbangun pasca operasi setelah tertusuk besi di lokasi kecelakaan underpass.

Langit-langit muram menyambut Adya yang baru membuka mata setelah sehari penuh tidak sadarkan diri. Adya tidak mengalami keluhan apa-apa selain nyeri akibat luka jahitan melintang di bagian abdomen, tetapi dokter membatasi geraknya agar jahitan cepat kering dan tidak infeksi.

Satu hal yang memenuhi pikiran Adya di detik pertamanya terjaga adalah sang gadis yang terjebak dalam mobil di tengah reruntuhan. Adya tidak bisa mengingat jelas seperti apa rupanya. Terowongan yang gelap, suara gemuruh, dan momen traumatik ketika tertusuk besi membuat adrenalin memblokade memorinya agar meminimalisir trauma.

Adya berusaha menggali ingatannya, tetapi sarafnya yang baru pulih setelah bius sentral untuk operasi membuatnya tidak bisa memaksakan diri lebih jauh. Yang tersisa di memori Adya adalah seorang gadis berambut panjang dengan luka di dahi.

Baru setelah ketua tim datang menjenguk, Adya mendapatkan informasi tentang gadis yang ia cari. Adya tidak akan lupa bagaimana perasaan haru merasuki sanubarinya ketika ia tahu bila sang gadis yang berhasil keluar dari terowong  menolak dibawa ke ambulans dan terus mengais reruntuhan dengan tangan kosong untuk menyelamatkannya. Gadis tersebut bahkan bersikeras menjadi pendonor darah untuk operasinya hingga mengalami anemia. Seumur hidup, ia merasa berhutang budi pada gadis yang namanya sekali pun belum ia ketahui itu.

Adya berniat mengunjungi ruang VIP tempat gadis tersebut di rawat. Namun, belum benar kakinya berpijak, ia hilang keseimbangan dan jatuh bersama dengan tiang infus. Perih di luka jahitannya yang hampir terbuka memaksa Adya kembali berbaring. Meski demikian, Adya tidak kehilangan ide. Lewat sekertaris ayahnya, ia mengirim buket dan bingkisan ke kamar perawatan sang gadis.

Seminggu berselang ketika ia pulih, Adya mengunjungi kamar perawatan yang ditunjukkan suster. Namun, gadis yang ia cari rupanya sudah keluar dari rumah. Dengan bantuan pihak rumah sakit, Adya berhasil mendapatkan identitas dari gadis yang dirawat inap di kamar tersebut terhitung tanggal kecelakaan underpass terjadi. Irena Paradistia, nama lengkapnya.

Masih jelas di ingatan Adya momen di mana ia bertemu kembali dengan Irena selepas keluar dari rumah sakit. Di suatu sore, Adya menelusuri alamat Irena. Ia membawa serta kotak musik mekanik milik gadis tersebut yang tertinggal dalam saku rompinya. Satu bagian hilang sehingga tidak bisa berbunyi, tetapi paling tidak, benda itulah yang berhasil menghubungkan mereka ketika berada dalam pekatnya suasana terowongan.

Adya menjumpai Irena duduk menangis di depan teras rumahnya. Dahi gadis itu masih berbalut perban. Ketika Adya berniat menegur, tiga orang lelaki bertubuh kekar muncul dan menuding Irena dengan surat tagihan ibunya yang dikatakan melarikan diri.

Melihat gadis tersebut terpojok, Adya tidak bisa tinggal diam. Ia memasang badan dan bersedia mengganti biaya tagihan yang disodorkan. Nominal yang diminta tidak sebanding dengan bagaimana gadis itu menyelamatkan nyawanya.

Bermula dari sana, Adya membangunan hubungan dengan Irena. Impresinya sejak pertama kali bertemu semakin besar. Meski pada awalnya obrolan mereka penuh kecanggungan, Irena mulai membuka diri. Ia menunjukkan bunga dan bingkisan yang diterimanya di rumah sakit. Gadis itu berkata sangat menyukai pemberiannya yang tidak seberapa, bahkan bungkusannya pun tidak dibuka.

Hate Me If You CanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang