20. Premise 💍

5.7K 495 113
                                    

💕Happy-Reading💕

.

.

.

Satu dari kenangan manis masa muda yang sulit Rendra lupakan adalah pertemuannya dengan Kyara. Kala itu, pada suatu hari minggu menjemukan di mana lagi-lagi ia terjebak dalam kegiatan amal atas nama keluarga, seorang gadis di tengah kubangan berhasil menarik afeksinya.

Gadis itu sangat cantik. Jauh lebih cantik dari primadona sekolahnya. Percikan lumpur pada pakaian dan sepatu yang ia kenakan tidak memudarkan auranya sama sekali. Ia  memandang rawa yang akan ditimbun dengan tatapan sendu, laksana peri alam yang akan kehilangan tempat tinggal.

Yang membuat Rendra semakin tertarik adalah sikapnya yang tidak menunjukkan intensi sama sekali, di saat orang-orang sibuk mencari muka. Caranya bersenda gurau dengan anak-anak pemulung berkulit legam, tangannya yang terulur tanpa pamrih, bahkan senyumannya yang tulus merekah, terlihat murni dari hati. 

"Kyara Putri Rembulan."

Rendra bergumam lirih, memandangi bulan perbani yang menggantung di langit lewat jendela hotel. Menembus gugusan bintang, angannya terlempar sampai pada kenangan beberapa tahun yang lalu.

"Awas!" Rendra meraih tangan si gadis peri yang hampir terpeleset saat menitih tebing di pinggir kanal. "Apa yang kamu lakukan, bahaya!"

Gadis tersebut menoleh dengan wajah sedih. "Kalungku jatuh."

"Kalung? Seperti apa? Bagaimana bentuknya?"

"Emerald." Si gadis menjawab pelan, tampak ragu-ragu.

"Tunggu di sini! Biar aku yang turun."

Dahi Rendra mengernyit saat pandangannya diedarkan ke permukaan rawa yang dijejaki rumput teki. Saat itu ia menyangka bila gadis yang menatapnya penuh harap hanya sekadar menyebut jenis warna. Namun, begitu mendapati mestika berkilauan yang tertambat di salah satu batang teki, barulah ia tahu bahwasanya kalung yang dimaksud benar-benar permata Zamrud.

"Kyara! Kakak bilang jangan pergi jauh!"

Rendra memutar badan begitu suara berat menyeru dari kejauhan. Seorang lelaki sepantaran anak kuliahan menghampiri mereka–tepatnya pada gadis peri yang berulang kali menghaturkan terima kasih padanya.

"Kak Keyva!"

Laki-laki yang baru tiba di hadapan Rendra mengatur napas lalu memeluk si gadis peri. Lirikan matanya membuat Rendra merasa keder, sekaligus familiar.

Sedetik kemudian Rendra terbeliak. Keyva Jayachandra Mahaputra. Putra pertama keluarga Jayachandra. Ia beberapa kali melihatnya dalam acara formal.

Bila demikian, maka gadis peri ini adalah ....

"Kau, apa urusanmu dengan adikku?"

Rendra memasang posisi tegap. Nada tak senang yang ditunjukkan Keyva membuatnya meneguk ludah dengan kecut.

"Kalungku jatuh, Kak. Tadi kulepas dan kusimpan di saku. Dia membantuku menemukannya."

Bahu Rendra yang menggantung canggung perlahan meringsut saat kecaman Keyva mereda. Ada rasa kecewa di hatinya melihat Keyva merengkuh gadis peri bernama Kyara tersebut dan membalikkan badan.

Sebelum benar-benar berlalu, Keyva kembali menoleh padanya.

"Siapa namamu?"

"Rendra. Rendra Dwiangga Yudistira."

Hate Me If You CanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang