💕Happy-Reading💕
.
.
.
Sebulir keringat yang mengalir turun melintasi pelipis Kyara tampak berkilauan tertimpa cahaya matahari. Diam-diam Kyara menyeka peluh. Hari baru akan menjelang sore, tetapi rasa penat membuat intensinya untuk berkeliling jadi menyurut drastis.
Kyara memandangi punggung Adya yang berdiri tegap tanpa terlihat lelah. Sembari menyembunyikan hela napasnya yang berat, ia lekas mensejajarkan posisi dengan suaminya tersebut. Semburat rona merah merekah di wajahnya saat Adya menoleh sekilas dan tersenyum kecil.
Hati Kyara kembali berbunga ketika mengulang momen beberapa saat lalu yang membuat lututnya melemas. Lembutnya bibir Adya, sorot matanya yang memuja, dan kehangatan tiap sentuhan yang ia berikan. Bendungan emosi yang selama ini menyesakkan dada membuat Kyara tak kuasa menahan hasrat untuk menerima sensasi tersebut. Hingga tanpa sadar, setitik air matanya berderai.
"Masih jauh ...." Kyara membatin begitu melihat puncak gerbang utama. Udara yang berpendar di atas permukaan aspal membuat suasana semakin panas.
"Kau lelah." Adya menghentikan langkah dan berbalik.
Kyara tersentak dan menggeleng spontan. "Tidak kok, Mas!"
Adya menghela napas. "Kau lelah. Itu pernyataan. Bukan pertanyaan," jelasnya sambil membungkukkan badan setengah berlutut. "Sini, naik."
Wajah Kyara memanas seketika. Adya berniat menggendongnya. "Eh, tapi Mas ...."
"Naik atau kutinggal." Sebelah tangan Adya terulur menjangkau Kyara.
Kyara menangguk malu-malu lalu menggendong di punggung Adya dengan kedua tangan bertumpu di pundak suaminya tersebut. Cengkeramannya semakin kuat saat Adya mengambil ancang-ancang untuk berdiri.
"Mas Adya bisa?"
"Kenapa tidak?" Adya meluruskan punggung. "Baru begini juga."
"Baru begini juga ...." Kyara mengatupkan bibir rapat-rapat. Lengannya diluruskan sedemikian rupa agar tidak merapat pada tubuh Adya.
Adya yang baru memulai langkah pun berdecak. Mengimbangi posisi Kyara yang menjauhkan badan membuatnya jadi kesulitan berjalan. "Kyara, kau ingin membuat suamimu ini menderita kelainan tulang belakang?"
"Tidak, Mas!" bantah Kyara lalu memekik dalam hati. "Mas Adya menyebut dirinya suami!"
"Maju sedikit." Adya memberi perintah dengan menyentakkan badan.
Kyara menurut, tetapi kedua lengannya kini dibawa ke depan dada, mengantarai tubuhnya dan punggung Adya.
"Dasar istriku ini ...." Adya menghela napas dan terkekeh. Sebuah ide jahil pun terlintas di benaknya. Setelah memastikan posisi Kyara aman, tanpa aba-aba ia mengambil langkah seribu dan berlari.
"Mas Adya!" Kyara yang tidak siap refleks menghimpitkan badan dan memeluk erat leher Adya. "Mas, pelan-pelan!"
Adya tertawa. Setelah beberapa meter, barulah langkah dipelankan. Sambil mengatur napas, ia menoleh pada Kyara yang memasang wajah cemberut. Dari jarak yang cukup dekat itu, Adya bisa melihat jelas bibir mungil Kyara. Degup jantungnya kembali terpacu mengingat bibir Kyara yang manis dan basah. Ingin rasanya ia melumatnya kembali.
"Mas Adya, ya! Mas Adya mau aku jatuh?"
"Salah sendiri tidak berpegangan," balas Adya memalingkan muka. Semoga Kyara tidak menyadari rona yang bersemu di wajahnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hate Me If You Can
Romance|| Telah Terbit || WattpadRomanceID reading list Juli 2022 : Bittersweet of Marriage Life 💕💕💕 || Membawa Kyara ke desa terpencil bernama Mallawa adalah cara Adya untuk menciptakan neraka dalam rumah tangga mereka. Tujuan Adya sederhana, membuat...