💕Happy-Reading💕
.
.
.
Ada satu masalah besar yang terjadi pagi ini. Miza mandadak demam sehingga Zelina tidak bisa membantu Kyara mandi seperti biasanya. Hal yang sangat mengkhawatirkan sebab Kyara masih tidak terbiasa berpenampilan terbuka pada Adya, apalagi bila harus mandi dibantu oleh suaminya tersebut.
Kyara mengerling Adya yang sedang memeriksa laporan di depan laptop. Sewaktu masih dalam keadaan koma, prosedur personal hyegine dilakukan oleh perawat wanita. Setelah pindah ke ruang perawatan, Kyara sudah mampu mandi sendiri dengan dibantu oleh Zelina. Kakak iparnya tersebut menyiapkan segala peralatan dan membentunya bergerak. Namun, bagaimana ia melakukan itu semua dengan Adya? Memikirkannya saja tubuh Kyara sudah bergidik.
“Kak Zelina tidak bisa datang.” Adya menyingkirkan laptopnya dan berdiri. “Aku yang akan bantu mandi. Perbannya juga sudah dilepas, jadi tidak perlu memanggil perawat. Kau mau mandi sekarang?”
Tawaran Adya memantik kewaspadaan Kyara. Jantungnya berdebar kencang. Bukan masalah perban atau apa pun, tetapi ia tidak bisa membayangkan dirinya membuka pakaian di depan Adya. Lebih-lebih bila Adya yang melucuti pakaiannya satu per satu.
Akan tetapi di sisi lain, Kyara pun tidak punya pilihan saat ini. Kemarin ia bersikeras akan kembali Mallawa dengan Adya setelah keluar dari rumah sakit nanti. Apa kata orang tuanya bila tahu perihal mandi pagi saja ia mengelak dari Adya?
“Panggil perawat saja, Mas.” Kyara berusaha membuat argumen rasional. “Nanti kemeja Mas Adya kusut dan berantakan.”
“Tidak masalah.” Adya membuka kemeja dan menggantungnya di lemari. Ia menghampiri Kyara yang menatapnya jengah.
“Mas Adya tidak usah repot-repot!” Kyara memeluk tubuhnya sendiri dengan kedua tangan.
Gestur tersebut cukup jelas di mata Adya bila sang istri masih terlalu malu menghadapinya. Maka dengan lembut, diusapnya punggung Kyara. “Aku sama sekali tidak kerepotan."
Kyara menguyah bibirnya beberapa kali. “Ta-tapi … aku tidak mau mandi dilihat Mas Adya!”
“Kenapa tidak?” Adya tersenyum jahil. Ia rindu mengusili Kyara dengan hal-hal demikian. Wajah istrinya yang mendadak semerah delima sungguh menggemaskan.
“Itu karena ….” Kyara terbata sembari mengira-ngira alasan paling masuk akal yang membenarkan seorang suami tidak boleh melihat tubuh istrinya. Namun, hasilnya nihil. Seberapa keras pun otaknya bekerja, Kyara tidak bisa mengingkari kenyataan bila Adya adalah orang yang paling berhak atas dirinya sekarang.
“Karena?”
“Pokoknya tidak mau saja! Aku mau mandi sendiri!” Kyara kalang-kabut dan turun dari tempat tidur, tetapi Adya lebih dulu menahan dan memeluknya dari belakang
“Kau tidak boleh masuk ke kamar mandi tanpa pengawasan, Kyara. Apa kata papa dan kak Keyva bila aku membiarkan istriku mandi sendiri?" Adya menyandarkan dagu di pundak Kyara. “Kau mau dipaksa ikut ke LA?”
“Tidak mau, Mas!” Kyara menggeleng. “Aku mau ikut dengan Mas Adya!”
"Karena itu dengarkan kata-kataku.” Adya mencolek hidung Kyara. “Aku tidak akan macam-macam, hanya membantumu membersihkan badan.”
Kyara memejam erat sembari meringis. “Baiklah, tapi Mas Adya harus menutup mata sampai aku selesai mandi.”
“Kau memintaku meraba-raba?” Adya menyeringai kecil pada istrinya. “Kedengarannya seru.”
KAMU SEDANG MEMBACA
Hate Me If You Can
Romance|| Telah Terbit || WattpadRomanceID reading list Juli 2022 : Bittersweet of Marriage Life 💕💕💕 || Membawa Kyara ke desa terpencil bernama Mallawa adalah cara Adya untuk menciptakan neraka dalam rumah tangga mereka. Tujuan Adya sederhana, membuat...