Kejadian pagi ini membuat Jungkook dan Reita kesal setengah mati. Sejak pagi tadi, Jungkook dan Reita sudah rapi akan berangkat sekolah. Betapa malunya mereka berdua, saat sampai di sekolah satpam penjaga sekolah mengatakan kalau sekolah tutup karena sekarang tanggal merah. Jungkook juga Reita langsung pulang tanpa sepatah katapun. Jungkook merasa malu. Bayangkan saja, Guru yang di idam-idamkan semua penghuni sekolah, mempunyai postur tubuh atletis, tegas, dingin, dan tentunya tampan itu datang ke sekolah ketika tanggal merah. Apa kata dunia?
Dan sekarang, pasangan itu diam di ruang tamu sudah memakai baju santai. Menjaga jarak, karena mereka sedang marahan. Jungkook yang menyalahkan Reita karena tidak ingat tanggal, dan Reita menyalahkan Jungkook dengan alasan yang sama.
Orang kaya tidak punya kalender, ya gini.
Menatap televisi di depannya yang menayangkan berita. Jungkook dan Reita tidak suka menonton berita. Satu hati, pasangan itu sama-sama memegang remote ingin mengganti chanel. Reita melotot, Jungkook melawan dengan balik memelototi Reita.
"Tata, duluan!" rebut Reita.
"Koko, duluan!" rebut balik Jungkook.
"Ngalah sama perempuan!"
"Ih, nggak mau!"
Kelewat kesal, Reita melempar asal remote itu sampai mengenai hidung Jungkook. "Agrhh.." pekik Jungkook merasakan perih di hidungnya.
Reita yang mendengar pekikan sakit Jungkook langsung mendekat, ikut memegang hidung Jungkook. Matanya melotot kala melihat tangannya berisi darah. Menangkup wajah Jungkook, menepis tangannya melihat hidung Jungkook yang berdarah.
Air mata Reita mengalir, menatap Jungkook kasihan. "Udah, jangan nangis. Koko gapapa." Jungkook mengecup pipi Reita membuat darah di hidungnya menempel di pipi Reita.
Reita langsung berlari mengambil tissue, menaruhnya di depan Jungkook, lalu berlari lagi keluar rumah mengambil daun sirih. Jungkook mengambil tissue yang di bawa Reita, membersihkan darah yang mengalir sembari menunggu Reita datang.
Reita kembali, duduk jongkok di antara kaki Jungkook. Meremas sedikit daun sirih itu, dan menggulungnya menjadi kecil. Reita menjauhkan tangan Jungkook, lalu menyumpal lubang hidung kanan Jungkook dengan daun sirih. Setelahnya, Reita menyembunyikan wajahnya di selangkangan Jungkook sampai membuat Jungkook terkejut. Bahu Reita naik turun, isakan terdengar dari bibir istrinya itu.
"Maafin, Ta-taaaa.." rengek Reita teredam.
Jungkook berdoa agar miliknya tidak tegang akibat ulah Reita. "Gapapa, sayang." mengelus rambut Reita sayang.
Reita mendongak menatap Jungkook. "Dongak!" titah Reita, di turuti Jungkook. Mungkin agar darahnya tidak banyak keluar.
"Sini," Jungkook menarik tangan Reita duduk di pangkuannya, memeluk pinggang istrinya erat. Sedangkan Reita mengalungkan tangannya di leher Jungkook, seraya melihat suaminya itu.
"Nanti malem Koko harus dapet jatah! Nggak mau tau!" ucap Jungkook.
Reita hanya mengangguk, matanya seperti mata anjing sebab tadi dia menangis, membuat Jungkook gemas sendiri. "Besok masih tanggal merah?"
"Masih, sayang.." jawab Jungkook lembut. Ah, dia senang akan dapat jatah.
"Kak Tiara, mana?"
"Mungkin keluar sama, Mama."
"Tata nggak suka sama Kak Tiara. Dia mau rebut Koko dari, Tata." ucap Reita sedu.
"Udah, biarin aja. Jangan di pikirin." titah Jungkook mengecup bibir Reita.
KAMU SEDANG MEMBACA
No Way! [TAMAT]
Random[ROMANCE, HUMOR] (RINGAN KONFLIK) "Nikah sama Koko! Kamu harus tanggung jawab gantiin Adya!" "No way! Tata nggak mau... Tata masih sekolah. Nggak mau nihmud apalagi sampai jadi mahmud..." "Tata nggak mau nikah sama orang yang nggak cinta sama Tat...