Reita dan Jungkook melangkah masuk kedalam Apartemen sembari menepuk pelan pantat Jeyeo dan Jeyya. Jungkook tak henti-hentinya mencium pipi Jeyeo sampai membuat Reita geram kepada suaminya itu. Padahal Jeyeo bahagia dicium oleh sang Papi, namun entah kenapa Reita tak suka melihatnya.
"Excuseme, Sir" Jungkook dan Reita menoleh merasa jika merekalah yang dipanggil.
"Ya?" saut Reita.
"Mr. Gio entrust this item to me, to be given to you." ucap salah satu bellboy menyodorkan kotak kecil pada Reita.
Reita menatap Jungkook sebab tak mengerti apa yang dibicarakan Bellboy itu. Jungkook mengangguk, menyuruh Reita mengambilnya. Dengan senang hati, Reita mengambil barang itu pelan agar Jeyya tak terbangun.
"Sorry, why didn't gi give it straight away?" bingung Jungkook.
"Because, Mr. Gio has check out yesterday." jawabnya.
Jungkook mengkerut kan keningnya bingung. Setelah mengatakan terimakasih, Jungkook dan Reita kembali masuk kedalam Apartemen.
"Kenapa katanya, Ko?" tanya Reita menatap Jungkook.
Jungkook yang sedang membuka pintu menoleh. "Gio checkout dari Apartemen kemarin." jawab Jungkook.
"Kemana?" tanya Reita, berjalan masuk kedalam kamarnya.
Jungkook mengunci pintu sebentar, lalu menyusul sang istri. "Nggak tau, dia nggak bilang mau kemana."
"Aneh, deh.. Semua orang menghilang gitu aja." sedih Reita.
"Kita bakal tanyain pas ke Korea nanti." ucap Jungkook.
Reita mengangguk. "Tata mandi dulu, ya.. Jagain Jey sama Yaya." titah Reita mengambil handuk dan masuk kedalam mandi.
Jungkook mengangguk kecil, tanpa disuruh pun Jungkook pasti akan menjaga keduanya anaknya ini. Matanya melihat pintu kamar mandi tertutup. Jungkook tertawa iblis dalam hati. Ini waktunya menjahili anak kembarnya itu.
Jungkook menatap Jeyeo dan Jeyya yang juga sedang menatapnya dengan mata bulatnya itu. Pandangannya tertuju pada lengan Jeyya yang berlapis-lapis. Gemas, Jungkook mencubit tangan Jeyya sampai membuat anak itu menggeliat tak nyaman. Beralih ke Jeyeo, Jungkook mencubit pipi bulat Jeyeo sampai memerah.
"Ululu... Gemes banget..." Jungkook menggigit pipi Jeyeo keras.
"Apa liat-liat? Mau di colok matanya?" Jungkook menatap Jeyya garang.
Seakan mengerti, bibir Jeyya melengkung hendak menangis. Jungkook jadi gelagapan, ia segera mencium lembut pipi Jeyya. "Cup cup.. Jangan nangis.. Kalau nangis, Papi tenggelamin di kolam renang!" ancam Jungkook yang tentunya hanya sebuah candaan.
Tidak puas, Jungkook tidur di atas perut Jeyya membuat anak itu susah bernafas. Sedangkan Jungkook, sibuk mencubit-cubit pipi bulat Jeyeo. Kapan lagi dia bisa seperti ini. Kalau Reita melihat ini semua, Jungkook pasti akan di pukul tanpa ampun.
"Koko, mau makan apa?"
Suara itu mengejutkan Jungkook, ia langsung bangkit dari acara baringnya. Tangannya pura-pura mengelus lengan Jeyeo dan pipi Jeyya dengan jantung yang berdisco.
"Terserah kamu aja." saut Jungkook.
Reita mendekat, nafas Jungkook memburu kala melihat Reita hanya memakai handuk untuk menutupi tubuhnya. Gairah yang ia tahan selama dua bulan, tiba-tiba memuncak. Joni yes papa juga bangun melihat sarangnya yang masih segar mencuat saat Reita menunduk mencium kening anak kembarnya.
"Sayang, pakai baju! Nanti masuk angin!" titah Jungkook tak kuat.
"Iya, Koko." Reita mengambil daster dan langsung memakainya.
KAMU SEDANG MEMBACA
No Way! [TAMAT]
Diversos[ROMANCE, HUMOR] (RINGAN KONFLIK) "Nikah sama Koko! Kamu harus tanggung jawab gantiin Adya!" "No way! Tata nggak mau... Tata masih sekolah. Nggak mau nihmud apalagi sampai jadi mahmud..." "Tata nggak mau nikah sama orang yang nggak cinta sama Tat...