NW. 26

2.4K 310 115
                                    

"Ahhh, Ko..."

"Sabar, sayang. Dikit lagi.."

"Sakit.. Hikss.."

"Sttt, jangan nangis dong. Nanti didenger sama Adya."

"Ahhh, mhhhh.."

"Udah, sekarang tinggal cuci."

"Suami Tata otaknya kecil banget! Mana ada diobatin dulu baru cuci!" Kesal Reita. Kakinya luka karena tak sengaja menendang kaki meja. Suara Adya membuat mereka kelabakan. Ah, tidak, hanya Reita. Suaminya tak panik sedikitpun.

Jungkook lebih kekesal pada Adya. Mengganggu dirinya yang sedang bermanja-manja dengan sang istri.

"Ya mana Koko tau. Koko bukan dokter manusia!" Rajuk Jungkook.

"Makanya jangan asal!" Kesal Reita menghapus sisa air matanya. Apa hewan-hewan yang Jungkook obati juga merasakan seperti ini? Suaminya itu kasar sekali.

"Iya, Koko salah." Jungkook mengalah.

"Minggir, Tata mau buka pintu." Reita mendorong kuat bahu Jungkook agar menyingkir, lalu berjalan membukakan pintu.

"Kak Adya, kenapa?" Tanya Reita menetralkan suara serak habis menangis.

"Nggak, cuma mau ikut kesini aja. Nggak baik cowok cewek berduaan dikamar. Apalagi cowok itu PACAR kakaknya sendiri." Ucap Adya menekankan kata 'pacar'.

Hati Reita sakit mendengar kakaknya berbicara seperti itu. Reita yakin, kakaknya sudah berfikir macam-macam sekarang. Terdengar dari logatnya yang sinis dan mata memancarkan ketidaksukaan.

Adya masuk begitu saja melewati Reita. Menghela nafas sabar, Reita menyusul tak lupa menutup pintu kamarnya. Hal pertama ia lihat adalah Adya berusaha memeluk sang suami yang memberontak menolak dipeluk.

"Ih, jaga jarak, Adya!" Bentak Jungkook menjauh dari Adya, dan berlindung di belakang Reita. Jungkook jadi takut dengan Adya ini. Kegatelan sekali.

"Kamu kenapa, sih?! Biasanya juga seneng aku peluk!" Heran Adya.

"Sekarang beda Adya, ak-"

"Beda apanya?!"

Sontoloyo, omongannya dipotong. Ingin rasanya Jungkook mengumpat. "Aku bukan milik kamu lagi." Ucap Jungkook.

"Hahaha.. Ngomong apa sih kamu." Tawa Adya merasa ucapan Jungkook hanya sebuah candaan.

"Kak," panggil Reita, membuat tawa Adya perlahan memudar.

"Kenapa?" Tanya Adya. "Eh, tunggu deh. Kayaknya kamu harus diet deh, Ta. Perut kamu sedikit buncit, terus pipi kamu chubby banget." Reita memegang kedua pipinya sembari menatap perutnya.

Ia sedang hamil, wajar saja badannya lebih berisi. Belakangan ini nafsu makannya sangat besar, melebihi hari-hari biasanya. Apalagi nyemil, Reita menjadi Queen cemilan sekarang.

"Reita lagi ham-"

"JUNGKOOK! INI RUJAK PESENAN KAMU UDAH SAMPAI!" teriak Mami dari bawah. Hal itu membuat Jungkook lagi-lagi gagal mengucapkan yang sebenarnya.

Mendengar kata rujak, mata Jungkook berbinar senang. Entah kenapa ia sangat ingin memakan buah asam dicampur bumbu menggiurkan itu. Mungkin ia merasakan ngidam.

Tanpa membuang waktu lama, Jungkook mengandeng tangan Reita berjalan cepat menuruni tangga meninggalkan Adya dengan sejuta kebingungan.

"Widihh... Kamu mau?" Tanya Jungkook menyodorkan buah mangga pada Reita.

Reita mengangguk semangat, ia juga sangat menginginkan buah asam. "Mmmm.." Gumam Reita merasakan nikmatnya mangga muda. Tidak terpancar raut muka keasaman di wajah Jungkook dan Reita.

No Way! [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang