NW. 2

4.1K 403 57
                                    

Mata Reita mengerjap beberapa kali. Melihat jam yang masih menunjukkan pukul 6 pagi. Kebiasaannya saat sekolah, bangun pagi untuk bersiap jadi terbawa sampai sekarang. Reita bingung harus apa, hari ini dia tidak sekolah karena tidak tau apa alasan yang di berikan Jungkook.

Reita melihat ke bawah, Jungkook masih tertidur pulas. Ya, Jungkook tidur di karpet. Tadi malam, Jungkook sempat tidur di kasur sembari memeluk Reita. Tapi, tangan nakal Jungkook yang terus menjelajah itu membuat Reita geram. Dan berakhirlah seperti ini.

Hari pertama menjadi seorang istri, Reita belajar menjadi istri yang baik dengan membuatkan suaminya itu sarapan. Mencuci muka, menghilangkan belek di mata dan juga pulau yang sudah mengering di ujung bibir sampai pipi.

Reita berjalan pelan ke dapur. "Belum ada yang bangun apa, ya?" gumam Reita, merasa sepi di dapur. Biasanya di rumahnya Maminya sudah ada di dapur jam segini.

Membuka kulkas, tapi tak mendapat apa-apa. Reita jadi heran sendiri dengan keluarga ini. Mereka makan apa? Kulkas kosong.

"Mereka vampir kali, ya.. Makan darah, bukan nasi." heran Reita.

"Roti aja deh. Koko kan pemakan segalanya." putus Reita. Mulai mengoleskan selai nanas di 3 roti. Berfikir kalau Jungkook tidak akan kenyang jika memakan satu roti. Lalu tak lupa juga membuat susu pisang kesukaan Jungkook. Adya dulu sering membawa susu pisang untuk Jungkook.

Setelah selesai, Reita kembali naik ke atas membawa nampan berisi makanan. Jungkook masih pulas tertidur. Reita kasihan dengan suaminya itu karena Jungkook tidur meringkuk seperti kedinginan.

Reita menaruh nampannya di atas meja dekat tv. "Koo, bangun.. Pindah tidur di kasur." ucap Reita menepuk pelan lengan kekar Jungkook.

Jungkook yang merasa terganggu itu langsung membuka matanya. Hal pertama yang ia lihat adalah wajah terseyum Reita. Tapi Jungkook hanya meliriknya karena masih dalam mode kesal. Durhaka sekali Reita menyuruhnya tidur di bawah.

"Koko mau tidur lagi?" tanya Reita ketika Jungkook merangkak naik ke kasur.

"Hmm.." jawabnya berdehem.

"Tata udah buatin sarapan. Nanti di makan, ya.." ucap Reita ikut naik ke atas ranjang dan kembali membaringkan tubuhnya di samping Jungkook. "Jangan pegang, Tata!" geram Jungkook yang kembali memeluknya.

"Meluk aja, lo.." ucap Jungkook, sembari menatap Reita, karena mereka tidur berhadapan.

"Maafin, Tata, ya? Koko kedinginan?" tanya Reita merasa bersalah.

"Menurut, L?" sewot Jungkook.

"L? L siapa? Tata?" bingung Reita.

"Titid! Eh," Jungkook menutup mulutnya kala merasa ucapannya agak ambigu.

"Kenapa?"

"Nggak..." elak Jungkook. "Kamu mau punya anak?" tanya Jungkook mengalihkan pembicaraan.

"Anak? Tata belum mau punya anak. Tata masih kecil, nanti kalau punya anak jadinya kayak kakak sama adik." jelas Reita.

"Tapi kalau Koko coblos boleh dong? Nanti Koko keluarin di luar." goda Jungkook. Tolong lah, dia sudah tidak tahan. Dia ingin merasakan yang namanya mantap-mantapan. Apa seperti namanya yang akan terasa mantap?

"Coblos apa? Kan belum pemilu.." ucap Reita.

Jungkook dengan cepat melepas pelukannya dan langsung berjalan ke arah kamar mandi. Sedangkan Reita, dia menatap Jungkook bingung.

✨✨

"Ikutttt mau ikuttttt..." rengek Reita memeluk lengan Jungkook erat. Selepas Reita mandi, dia melihat suaminya berpakaian rapi. Reita yakin suaminya itu akan pergi, jadi dia bergelendotan seperti ini. Tidak mau di tinggal oleh Jungkook.

No Way! [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang