NW. 48

2.2K 316 481
                                    

🌻

S

uasana hening, kala Kepala Sekolah naik keatas panggung. Sedang asik bersorak dan mengabadikan momen, Kepala Sekolah malah menyuruh acara dihentikan tepat saat rapot Reita akan diserahkan. Sedangkan Jungkook, ia sudah tau apa yang akan terjadi sekarang. Tenang, Jungkook sudah siap lahir batin.

"Pertama, saya ingin bertanya para Reita. Rambut kamu kenapa panjang setengah begini?" Tanya Kepala Sekolah, sebenarnya dia hanya memancing Reita agar memberitahu masalah yang tadi.

Reita melirik Jungkook yang langsung dibalas gelengan oleh Jungkook. "Kata Coach, nggak boleh dikasih tau." Ucap Reita polos.

Kepala Sekolah mendengus kesal mendengar itu. Ia Kepala Sekolah disini, tapi kenapa mereka tak memberitahunya? Pikirnya.

"Langsung ke intinya saja, ya. Reita, Bapak tau kalau kamu sedang hamil." Ucap Kepala Sekolah.

"Hah?!!!" Satu kelas, ah bukan, satu sekolah sontak terkejut mendengar hal itu. Mereka tak percaya kalau orang yang selama ini terlihat polos, baik, dan sopan telah mengandung seorang anak. Pikiran mereka seketika menjalar keberbagai hal negatif. Bisikan-bisikan juga mulai terdengar membicarakan Reita.

"Ih, ternyata Reita nggak sebaik keliatannya, ya.."

"Reita jual diri ke siapa?"

"Untung dia nggak jadi pacar, gue. Kalau udah, gue pasti dapet bekas."

"Pantes Reita glowing... Beli skincare dari hasil jual diri mungkin, ya?"

Begitulah kira-kira bisikan para murid. Siswa dan siswi sama saja. Sama-sama julid. Reita terisak pelan mendengar bisikan-bisikan itu. Bisikan yang menghina harga dirinya.

"Kamu hamil berapa bulan?" Tanya Kepala Sekolah lagi.

"Hampir tiga bulan." Jawab Reita pelan, namun masih bisa didengar oleh semua murid dan guru. Sebab, MC menyodorkan mic padanya.

Semua menggeleng tak percaya. Selama kurang lebih tiga bulan, Reita berhasil menyembunyikan berita sebesar ini dari mereka. Pantas saja Reita tampak berisi.

"Pintar juga kamu merahasiakan hal ini, ya.." Ucap Kepala Sekolah memukul mic-nya dengan jari telunjuk sekolah sedang bertepuk tangan.

"Nggak seharusnya Bapak mempermalukan saya didepan banyak orang. Saya juga punya harga diri, Pak!" Ucap Reita tak terima.

"Kamu masih punya harga diri?" Tanya Kepala Sekolah sinis.

"Pak, nggak seharusnya Bapak berbicara seperti itu!" Celetuk Alvian, ia tau Reita tak sebejat itu.

"Diam!" Bentaknya membuat Alvian mengatupkan bibirnya.

"Saya masih punya harga diri!" Bantah Reita.

"Berapa harga diri, kamu? Sini, Bapak beli!" Ucap Kepala Sekolah menaik-turunkan alisnya.

"Say--"

"CUKUP!"

Teriakan dalam keheningan itu mampu membuat semua murid serta guru menoleh ke sumber suara. Jungkook, sang tersangka. Guru yang telah berdiri dengan nafas naik turun itu langsung berlari naik keatas panggung.

"Maaf, Pak. Reita harus dikeluarkan dari sekolah." Ucap Kepala Sekolah sedikit takut melihat kemarahan Jungkook.

"Apa hak anda mengeluarkan, Reita?" Tanyanya berkacak pinggang sembari menatap Kepala Sekolah garang.

"Sa-saya Kepala Sekolah di sini. Dan kesalahan Reita melanggar aturan sekolah." Jawabnya gugup.

"TAPI SAYA PEMILIK SEKOLAH INI!" Teriak Jungkook tepat didepan wajah Kepala Sekolah itu.

No Way! [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang