"Koko sampai," ucap Jungkook sedikit berteriak masuk kedalam kamar.
"Kokooo!" teriak Reita loncat dari ranjang berlari ke arah sang suami.
Brak
Belum saja sampai dihadapan Jungkook, Reita tiba-tiba terpleset jatuh saat loncat. Bokongnya mencium lantai sangat keras. "Akhhhhh!" pekik Reita memegang perutnya. Entah kenapa, bukannya bokong yang lebih sakit tapi malah perutnya terasa sangat nyeri.
Jungkook refleks menjatuhkan bawaannya sampai pecah berhamburan kemana-mana. Berlari cepat menuju ke arah sang istri. "Ta, gapapa? Apanya yang sakit?" tanya Jungkook khawatir.
"Perut Tata sakit banget... Hikss," tangis Reita pecah, tangannya meremas kuat perutnya.
"Perut? Kamu kenapa?" tanya Jungkook bingung juga panik.
"Nggak tau.. Sakit banget.." lirihnya, tangannya mengusap celananya saat merasa ada cairan membasahi area kewanitaannya.
Jungkook dan Reita membulatkan matanya terkejut, kala melihat darah memenuhi telapak tangan Reita. "Koko... Tata kenapa?" paniknya.
Jungkook yang melihat itu langsung mengangkat tubuh Reita, membawanya ke rumah sakit. Ia takut, apa yang ada dipikirannya akan terjadi. "Tahan, sayang..."
Seakan tidak peduli jalanan, Jungkook melajukan mobilnya seperti sedang kesurupan. Lampu merah di terobos, orang nyebrang hampir tertabrak, semua pengendara yang menghalanginya di klakson dengan Jungkook. Ia tidak peduli jika nanti polisi akan mengejarnya. Sekarang Reita lebih penting dari apapun.
"DOKTERRRRR!" teriak Jungkook keras, membuat semua penghuni menatapnya aneh.
"Ini kenapa?" tanya dokter dengan suster mendorong brankar di belakangnya.
"Nggak tau. Tolong, Dok." mohon Jungkook langsung menidurkan istrinya di brankar.
"Koko..." Reita terus menatap Jungkook yang tengah berlari mengikuti laju brankar nya.
"Iya, sayang.. Tahan, ya.." Jungkook menggenggam tangan Reita erat.
"Tolong tunggu di luar!" titah suster menghentikan Jungkook masuk kedalam ruangan.
Pasrah, Jungkook berjalan mondar-mandir didepan ruangan Reita. Ia khawatir, sangat khawatir. Ini sangat aneh, hanya terpleset tapi kenapa sampai mengeluarkan darah? Bokongnya pecah? Ah, tidak tidak.
"Laper tapi istri masuk rumah sakit, pengen pup tapi nanti kalau dokter keluar gimana?" Jungkook pusing sendiri memikirkannya. Padahal, ia sudah membayangkan enaknya menyeruput mie ayam.
Ingin rasanya Jungkook mendobrak pintu ruangan itu. Lama sekali Dokter memeriksa istrinya. Tidak tau apa kalau Jungkook sampai sakit perut menunggunya saking khawatirnya dia.
Ceklek
Akhirnya pintu terbuka. Jungkook langsung menghampiri sang Dokter. "Dokter! Gimana keadaan istri saya? Istri saya kenapa, Dok? Baik-baik aja kan? Bokongnya nggak pecah, kan? Kalau pecah, nanti saya nggak dapet jatah, Dok!" tanya Jungkook menggebu.
Dokter itu terkekeh melihat Jungkook. Baru kali ini dia mendapatkan keluarga pasien modelan begini. "Tenang, Pak. Istri Bapak tidak apa-apa. Untung cepat di bawa kesini, jadi kami masih bisa menyelamatkan kandungannya."
"Uhhh, selamat.. Kandungannya selamat, Dok?" tanya Jungkook polos.
"Iya."
"Untung aj- HAH?? ISTRI SAYA HAMUD, DOK? BELENDUNG? HAMIL? ISI? SAYA BAKAL JADI PAPI? IYAAA? IYAAAAAA? IYAAAAAAAAAAA?????"
"Iya. Usia kandungannya baru empat minggu." jelas Dokter terkekeh.
Mulut Jungkook menganga mendengar itu. Sudah sangat lama bayi nya berada di dalam perut istrinya, tapi sedikitpun tak ia sadari. "Istri saya udah tau, Dok?"

KAMU SEDANG MEMBACA
No Way! [TAMAT]
Random[ROMANCE, HUMOR] (RINGAN KONFLIK) "Nikah sama Koko! Kamu harus tanggung jawab gantiin Adya!" "No way! Tata nggak mau... Tata masih sekolah. Nggak mau nihmud apalagi sampai jadi mahmud..." "Tata nggak mau nikah sama orang yang nggak cinta sama Tat...