NW. 51

2K 296 329
                                    

"Yeyyyyy kita bakal tinggal di Australia sampai debay lahirrrr!!!" Seru Reita naik keatas ranjang, melompat kegirangan.

Ya, terpaksa Jungkook harus mengajak Reita pergi ke Australia. Tentu saja diam-diam. Ketika Jungkook mengatakan jika ia akan pergi sendiri ke Australia, Reita menangis keras dan membanting semua barang yang ada di kamar sampai semua barang itu hancur. Bahkan, koper besar yang tentu saja berat pun berhasil Reita angkat lalu melemparnya ke cermin. Pecah. Padahal Jungkook baru membeli cermin itu beberapa hari lalu karena ulahnya.

Melihat itu semua, tentu membuat Jungkook takut. Baru berkata jujur saja Reita begini, bagaimana kalau Jungkook nekat pergi sendiri? Mungkin Reita benar-benar menyusul Jungkook.

Jungkook juga sudah bertanya pada dokter, apa Reita boleh pergi atau tidak. Dan dokter berkata, boleh. Reita boleh pergi, tapi saat kandungan itu mulai membesar, Reita tak boleh naik pesawat. Itu membuat Jungkook memutuskan jika ia akan menetap di Australia sampai anaknya lahir. Agar keren juga.

Australia, tgl bulan 2021
Telah lahir entah jenis kelamin apa,

Hanya memikirkannya saja Jungkook senang. Pasti anaknya bangga punya Papi sepertinya. Anaknya juga bisa menyombongkan diri ke teman-temannya nanti kalau ia lahir jauh diluar negeri, bukan Korea. Hehe.

Kembali ke topik, Jungkook duduk di sofa kamar memperhatikan istrinya yang sedang melompat-lompat kegirangan. "Sayang," panggil Jungkook.

Reita berhenti, menoleh pada Jungkook. "Iya, Ko?" Tanyanya berjalan ke arah Jungkook.

"Inget apa yang Koko suruh besok?" Reita mengangguk. "Apa?" Tanya Jungkook lagi.

"Besok Tata ke rumah Mami dulu, terus Koko jemput Tata di sana. Jangan bilang ke Papa, Mami, sama Kak Adya. Kita pergi diem-diem." Jelasnya.

"Pinter.." Puji Jungkook, Reita bisa mengingat pesannya.

"Tapi Koko nggak bohong, kan? Tata beneran di ajak, kan?" Tanya Reita kesekian kalinya.

"Kamu nanya itu terus. Koko capek dengernya." Ucap Jungkook.

"Kalau Koko bohong, Tata bakal susulin Koko ke Australia!" Ancamnya untuk kesekian kalinya.

"Iyaaa sayang, iyaa." Malas Jungkook.

"Koko mau bawa apa aja? Pakaian aja?" Tanya Reita mengambil satu koper, siapa tau Jungkook ingin membawa hal lain.

"Berkasnya belum Koko masukin. Sebentar, ya." Jungkook mengambil berkasnya, memasukkan berkas itu kedalam koper.

Setelah semuanya siap, Reita berjalan ke sofa duduk di samping Jungkook yang sedang menonton televisi. Tangannya mengelus perut buncitnya sembari tersenyum. Rasanya masih tak menyangka dirinya akan menjadi seorang ibu beberapa bulan lagi. Reita sangat tidak sabar melihat anaknya, apakah mirip Jungkook atau dirinya. Perempuan atau laki-laki? Reita penasaran, apa boleh Reita mengeluarkan anaknya sebentar untuk sekedar menyimpulkan? Kalau sudah, Reita janji akan memasukkannya lagi. Bisa tidak?

"Kenapa? Kok dielus?" Tanya Jungkook ikut mengelus perut istrinya.

"Perut Tata sakit. Apa Tata mau lahiran, ya?" Tanyanya bingung.

"Kandungan kamu baru dua bulan, sayang. Kalau udah sembilan bulan baru bisa melahirkan." Jelas Jungkook.

"Nggak bisa di percepat?"

Jungkook menatap Reita sinis. Pertanyaan macam apa itu?

"Nggak bisa lah, sayang..."

"Tapi kok sakit, ya?" Tanyanya lagi.

"Minta dijenguk nih si debay." Ucap Jungkook asal.

"Jenguk, jenguk, jenguk aja terusss! Tata capek tau ngeladenin, Joni nya Koko! Tegang terus, nggak lemes-lemes!" Kesal Reita mengingat percintaan panasnya. Milik Jungkook always tegang, membuatnya lelah melayani Jungkook.

No Way! [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang