Reita menatap Jungkook yang sedang menenangkan anak kecil bernama Yohan itu di atas ranjang. Kata-kata Jungkook mengatainya bodoh dan tidak bisa mengurus anak terngiang-ngiang di pikirannya. Baru tadi Jungkook memberi kata manis, tapi kenapa sekarang malah sadis begini?
Reita kembali menatap Jungkook saat Jungkook tiba-tiba bangun dan berjalan ke luar kamar. "Mau kemana?" tanya Reita memegang lengan Jungkook.
"Kebawah." jawab Jungkook singkat.
"Ikut.." rengek Reita.
Tidak menjawab, Jungkook berjalan begitu saja diikuti Reita memeluk tangannya berjalan beriringan. Reita melirik Yohan yang masih menangis dengan bibir tampak bengkak. Reita merasa bersalah.
"Yohan, kenapa?" panik seorang wanita muda yang Reita yakini adalah Mama Yohan.
"Tadi jatuh." bohong Jungkook memberikan Yohan kepada sang Mama.
"Jungkook?" panggil ragu seorang gadis cantik bertubuh ramping.
Jungkook membalikkan badan ingin melihat siapa yang memanggilnya. Seketika mata Jungkook melotot senang mendapati sahabat yang sudah lama tidak dia lihat. Jungkook berlari dan memeluk gadis itu erat. Menggoyang-goyangkan tubuhnya ke kanan dan ke kiri.
Reita yang melihat itu menundukkan kepalanya sedih. Ingin menangis, tapi malu. Siapa gadis itu? Kenapa Jungkook memeluknya? Reita ingin marah, tapi dia merasa kalau dirinya tak pantas untuk marah. Padahal, Reita mempunyai hak itu karena dia adalah istri Jungkook.
"Long time no see.." ucap gadis itu tersenyum.
"Tambah cantik." goda Jungkook terkekeh.
"Tambah maco." balas sang gadis.
Jungkook kembali terkekeh. "Gimana kabar kamu, Tiara?"
"Baik. Sangat baik." jawab Tiara.
"Siapa?" tanya Tiara melihat sosok asing di dekat Jungkook.
Jungkook mengikuti arah pandang Tiara yang melihat Reita. "Kamu udah makan?" tanya Jungkook mengalihkan pembicaraan.
"Belum." jawabnya
"Yuk makan yuk." ajak Jungkook menarik tangan Tiara ke meja makan. Kejadian itu tak lepas dari pandangan Reita. Matanya memanas, perih menahan bendungan air mata.
"Itu yang mau Oma jodohin sama Jungkook. Mereka udah bareng dari kecil, jadi ya.. Memang dekat." sindir Oma.
Reita tidak menjawab dan langsung berlari ke arah kamarnya. Menutup pintu keras lalu menghempaskan tubuhnya ke ranjang. Tangis yang sejak tadi dia tahan akhirnya pecah juga. Kejadian tadi membuat Reita down. Kembali memikirkan kalau dia tidak pantas untuk seorang Jeon Jungkook. Reita tidak secantik Tiara, tidak se-sopan Tiara, tidak menarik, dan tidak dewasa. Reita ingin menjalani kehidupannya seperti dulu, tenang dan damai. Tidak ingin seperti sekarang, yang kadang redup dan kadang cerah. Di puji, lalu di hempas.
Reita mengambil ponselnya, lalu menghubungi salah satu nomor. Jika saja Reita bertemu dengan Adya nanti, Reita akan mengembalikan Jungkook. Jungkook bukan miliknya. Jungkook tidak akan pernah mencintainya.
"Hallo?" suara seorang paruh baya terdengar.
"Mamiiii... Hikss.." tangis Reita. Ya, dia menelfon Mami nya. Reita ingin mengadu.
"Tata, kenapa nangis?" tanya Mami Reita khawatir.
"Tata mau pulang... Hiks.."
"Kenapa, sayang? Ada masalah?"
"Tata nggak di terima di sini, Mi. Tata di hina, di rendahin juga. Semua bilang Tata bodoh, kekanakan, dan banyak lagi. Tata nggak kuat..." adu Reita menangis keras.

KAMU SEDANG MEMBACA
No Way! [TAMAT]
Diversos[ROMANCE, HUMOR] (RINGAN KONFLIK) "Nikah sama Koko! Kamu harus tanggung jawab gantiin Adya!" "No way! Tata nggak mau... Tata masih sekolah. Nggak mau nihmud apalagi sampai jadi mahmud..." "Tata nggak mau nikah sama orang yang nggak cinta sama Tat...