NW. 24

2.5K 301 116
                                    

"Hallo, sayang?"

"Papa! Papa apa kabar? Kapan pulang?" Pekik Jungkook heboh saat tau ternyata Papanya yang menelfon.

"Baik, nak. Menantu Papa mana? Gimana kabarnya? Baik kan?" Tanya Papa Jeon membuat Jungkook mengerucutkan bibirnya sebal.

"Yang anak Papa Jungkook atau Reita, sih? Masa Reita aja di tanyain kabar!" Kesalnya.

"Tata baik, Pa. Papa, nanti kalau pulang bawain oleh-oleh ya.. Tata lagi ngidam." Celetuk Reita.

"Oleh-oleh apa, sayang? Tadi kamu ngomong apa, ngidam?" Tanyanya takut salah dengar.

Lagi lagi Jungkook mendengus sebal. Ia di kacangi oleh Papanya sendiri. Padahal ia sangat merindukan Papanya yang sedang berada di luar kota itu. Jungkook sangat sayang Papanya, karena hanya beliau yang bisa mengerti Jungkook.

Reita mengangguk walau Papa mertuanya tak bisa melihatnya. "Album BTS, Pa!"

"Ngapain beli album, sih! Ini orangnya ada disini lhooo.." Marah Jungkook tak suka.

"Ih, apaan! Beda tauuuu.." Sinis Reita.

"Yang sopan ngomong sama suami!" Titah Jungkook.

Mata Reita berkaca-kaca mendengar itu. Lalu langsung memeluk suaminya dari samping. "Maaf, Ko. Tata keceplosan.." Lirihnya.

"Iya, gapapa." Jungkook mengecup kening Reita sayang.

"Nginggggggggggg..."

Reita dan Jungkook terpekik kaget mendengar suara itu. Mereka kira berasal dari teko air panas, tapi setelah mendengar baik-baik, ternyata dari sambungan telfon. Papanya.

"Papa malah di kacangin!" Sentak Papa Jeon. "Tadi itu gimana maksudnya?"

"Reita ngidam, Pa. Reita hamil." Ucap Jungkook.

Krik krik

Suara jangkrik terdengar. Tak ada sahutan apapun dari Papanya. Jungkook mengecek ponselnya apa telfonnya mati atau tidak, ternyata masih tersambung. Jungkook dan Reita saling bertatap seolah bertanya apa yang terjadi.

"Pa?" Panggil Reita.

"Hikss, Papa bakal jadi Kakek?" Terdengar suara lirih dari seberang sana.

Reita juga Jungkook yang mendengar itu jadi ikut sedih. Tak menyangka Papanya akan sebahagia itu. "Iya, Pa.." Reita tersenyum.

"Papa seneng banget dengernya. Papa pengen cepet pulang, tapi nggak bisa. Nanti kalau udah mendekati lahiran, kasih tau Papa, ya.."

"Pasti, Pa!" Seru Jungkook.

"Udah dulu, ya. Papa mau istirahat dulu. Baik-baik yaa menantu, Papa.. Jungkook, jaga Reita dan bayi kamu! Kalau sampai menantu Papa lecet sedikitpun, keluar air mata sedikitpun, Papa jadiin umpan buaya, kamu!" Ancamnya.

"Iya, Pa. Tanpa Papa suruh Jungkook pasti jagain Reita." Ucap Jungkook.

"Bagus. Papa matiin, ya. Selamat malam."

"Selamat malam."

Tut

Sambungan terputus. Jungkook menaruh ponselnya di nakas, lalu mendorong pelan bahu Reita berbaring di ranjang. "Tidur, sayang." Jungkook memeluk dan mengelus punggung kecil istrinya agar terlelap.

"AWHHHH!" Pekik Jungkook kaget kala merasa seperti ada yang menggigit kakinya.

Menyibak selimutnya, Jungkook melihat tangan istrinya bertanggar di betisnya. "Kamu ngapain?" Jungkook mengkerut kan keningnya.

No Way! [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang