NW. 54

2K 282 374
                                    

"Kok kamu nggak bilang?!!" Kesal Jungkook menatap Reita cemberut.

"Bilang apa?" Tanya balik Reita.

"Kalau dia saudara, kamu!" Gemas Jungkook.

"Dia siapa?"

"Gio!"

"Kak Io kenapa?"

Jungkook meremas angin tepat didepan wajah Reita, ia sangat gemas dengan istrinya ini. Otaknya macet disaat yang tidak tepat.

"Pada suatu hari, seorang lelaki tampan bernama Jungkook dan istrinya, Reita, pergi ke Australia. Saat sampai lift, ia bertemu dengan seonggok manusia bernama, Ahn Gio. Setelah itu, Ahn Gio dengan seenak jidat nya merayu istri, Jungkook. Lalu, Jungkook marah dan Reita menangis. Malamnya, Reita tak sengaja mengatakan kalau Gio itu adalah saudaranya. Jadi, apa benar jika Gio itu adalah saudara an--da? Sabarrrr Kook, sabar." Jungkook mengelus dada Reita kala melihat istrinya itu berbaring memejamkan mata. Sedikit dengkuran halus terdengar, dengan mulut sedikit terbuka. Pulas sekali.

Apa Reita kira Jungkook sedang mendongeng?

"Kamu apa kabar di dalem, nak? Semoga kamu jadi anak yang pandai. Pandai dalam segala hal, kayak Papi. Jangan zkayak, Mami." Ucap Jungkook mengelus perut Reita.

Melihat Reita tidur pulas, Jungkook memilih menemui Gio. Ia harus tau siapa lelaki itu sebenarnya. Menutup pintu pelan, Jungkook langsung berlari ke Apartemen Gio.

Baru saja ingin mengetuk pintu, suara dibelakangnya menghentikan pergerakan Jungkook. "Ngapain? Mau bakar Apartemen, gue?" Sinis Gio sembari membuka pintu Apartemennya.

Jungkook menutup hidungnya kala mencium bau alkohol menyeruak di indra penciumannya. "Lo mabuk?" Tanya Jungkook ikut masuk kedalam Apartemen Gio.

Gio terkekeh pelan, berjalan sempoyongan. "Gue, stress!" Teriak Gio tertawa kencang, lalu menangis.

Jungkook memapah tubuh lemas Gio kedalam kamarnya. "Lo mabuk apa gila, sih?" Heran Jungkook melihat Gio tertawa dan menangis secara bersamaan. Dia tertawa, namun air mata terus mengalir.

"Gue, stress!" Ucap Gio lagi.

"Lo kenapa, sih?" Tanya Jungkook bingung.

"Gue udah ngerusak harga diri perempuan!" Jawabnya menangis keras.

Jungkook tercengang mendengar ucapan Gio, namun ia tak percaya. "Jangan bercanda!" Kekeh Jungkook menepuk pundak Gio.

"Gue ngerusak dia." Ucapnya lagi.

Jungkook terdiam. Kata orang, ucapan seseorang yang sedang mabuk 90% adalah kejujuran. Jadi, Gio benar-benar melakukan hal itu? Jika Reita mengetahui ini, bagaimana?

"Lo ngerusak siapa?" Tanya Jungkook mulai serius.

Gio menggeleng. "Lo nggak boleh tau! Reita nggak boleh tau! SEMUA ORANG NGGAK BOLEH TAU!!" Teriak Gio menjambak rambutnya sendiri.

"Tapi lo tau orangnya?" Tanya Jungkook lagi.

Gio mengangguk. "Gue nggak sadar waktu itu, gue mabuk berat. Yang gue inget pas bangun tidur, keadaan gue telanjang dan perempuan itu pingsan dengan keadaan yang sama." Lirihnya.

"Terus, lo kabur?" Tebak Jungkook, sebab, kalau Gio bertanggung jawab pasti keadaan lelaki ini tak akan urak-urakan seperti sekarang.

Gio mengangguk lagi. "Setelah gue tau siapa perempuan itu, gue kabur. Gue nggak nyangka bisa ngelakuin hal bejat ke perempuan itu."

"Parah, lo! Kasihan dia.." Ucap Jungkook menggelengkan kepalanya pelan.

"Gue tau! Makanya gue niat nyari dia buat tanggung jawab." Balas Gio.

No Way! [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang