NW. 45

2.2K 287 164
                                    

Pagi ini Reita di buat bingung dengan suaminya itu. Tiba-tiba pihak sekolah menelfon suaminya dan para guru lainnya untuk menghadiri rapat dadakan. Tergesa-gesa, karena satu jam lagi rapat dimulai. Entah apa yang ingin di bicarakan para guru, sampai hari libur pun masih saja ada rapat.

"Tata sekolah juga?" Tanya Reita menyemprotkan parfum ke baju suaminya.

"Nggak, sayang. Kamu sekolah dua dua hari lagi." Jawab Jungkook sembari memakai jam tangannya.

Reita berjalan kearah Jungkook, memberikan pria itu tas ranselnya. "Koko pergi dulu, ya." Pamit Jungkook mencium bibir istrinya cepat. "Papi kerja dulu ya, nak." Tak lupa Jungkook mengecup perut sedikit buncit Reita.

Reita berjalan mengikuti Jungkook, mengantar suaminya itu sampai pintu depan. "Koko cepet pulang, ya." Ucap Reita.

"Iya. Kamu mau dibawain apa pas pulang?" Tanyanya sebelum benar-benar pergi.

"Nggak mau apa-apa." Saut Reita.

"Yaudah, daa, Tatayang." Jungkook melambaikan tangannya dan masuk kedalam mobil.

"Daa, Kokoyang." Balas Reita melihat mobil Jungkook mulai menjauh dari pandangannya.

Reita melihat sekitar, ia bingung harus berbuat apa. Papa mertua pergi ke kantor. Tiara? Tadi pagi-pagi sekali Reita melihat wanita itu pergi entah kemana. Akhirnya Reita memutuskan berenang melatih kemampuan diri sendiri.

✨✨

"Kira-kira bakal bahas apa, ya?" Bisik Adya pada Jungkook yang duduk di sampingnya.

"Nggak tau." Singkat Jungkook.

Para guru sudah berada dalam ruangan rapat, menunggu kepala sekolah datang. Semua guru berbisik, bergosip tentang alasan mengapa mereka rapat dihari libur. Jungkook pun sama bingungnya, ia lebih memilih bergulat dengan pikirannya sendiri ketimbang bergosip. Lagipula jarak guru pria agak jauh.

"Selamat pagi," akhirnya yang ditunggu datang juga.

"Selamat pagi." Saut mereka bersamaan.

Kepala sekolah itu duduk, menatap para guru bergantian. "Langsung kita mulai saja, ya." Titahnya.

Semuanya mengangguk. "Kalian pasti bingung kenapa saya mengadakan rapat pada pagi hari ini," para guru kembali mengangguk.

"Jadi, kemarin saya mendapat kabar kalau salah satu siswi disekolah kita, hamil." Jungkook yang tadi mendengarkan dengan santai, menjadi tegang mendengar penuturan Kepala Sekolah. Perasaannya tidak enak. "Pelapor juga memberikan beberapa bukti, seperti hasil USG, siswi yang bolak-balik dokter kandungan, dan ya, perut siswi itu terlihat membuncit." Lanjutnya.

Adya mengangkat tangannya, membuat semua pandangan menuju kearahnya. Setelah diijinkan berbicara, Adya bertanya, "kalau boleh tau, siswi kelas berapa, Pak?"

"Kelas dua belas. Namanya," hati Jungkook bergemuruh takut. Matanya terpejam tak siap mendengar siapa nama siswi itu. "Reita." Lanjutnya.

Damp! Jantung Jungkook seperti berhenti berdetak mendengar ucapan Kepala Sekolah. Tubuhnya melemas, ketakutan yang ia rasakan akhirnya menjadi kenyataan. Siapa yang membocorkan ini semua?

Lia mengangkat tangannya. "Siswi itu akan dikeluarkan atau bagaimana, Pak?" Tanya Lia, hal sama yang ingin Jungkook tanyakan.

"Dihari pembagian rapot, saya akan memanggil siswi itu dan menanyakan kebenarannya. Setelah itu baru saya bisa memutuskan dikeluarkan atau tidak." Jawab Kepala Sekolah.

No Way! [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang