Lagi dan lagi, Jungkook datang ke rumah sakit dengan penyebab yang sama. Reita jatuh. Pertama ia kesini membawa Reita, ia mendapatkan kabar bahagia kalau istrinya itu sedang hamil. Sekarang, ia kembali lagi kesini tapi belum tau akan mendapat kabar baik atau buruk. Semoga kabar baik.
Bolak-balik seperti kincir angin, itulah Jungkook. Berjalan mondar-mandir didepan pintu ruangan menunggu dokter keluar. Ia sangat khawatir.
Rasa marah kembali datang ketika ia memikirkan kejadian tadi. Ingin rasanya ia membunuh Adya sekarang juga. Jika anaknya tak selamat, Jungkook benar-benar akan menghabisi Adya agar bertemu dengan anaknya di alam sana.
Ceklek
Suara pintu terbuka, menampilkan pria muda berjas putih keluar dari dalam sana.
Jungkook langsung berjalan dan menatap dokter itu penasaran. "Gimana, dok? Anak saya aman, kan?" Tanya Jungkook berdebar.
Dokter itu menghela nafas, membuat Jungkook takut. "Ahh, anda lagi anda lagi... Heran saya. Anda tidak menjaga istri anda dengan baik? Kalau tidak, biar saya saja yang menjaganya. Lumayan, cantik juga." Ucap Dokter itu mengejek.
Jungkook mengkerut kan keningnya. Tak habis pikir dengan dokter satu ini. "Enak aja!" Geram Jungkook.
"Daripada anda tidak bisa menjaga istri anda, mending kasih saya." Ucapnya enteng.
"You pikir gampang jaga istri pecicilan!" Kesal Jungkook, padahal bukan karena itu istrinya menjadi seperti ini.
"Hahahaha, yasudah." Ucapnya, lalu melangkah ingin pergi sebelum Jungkook menghentikannya. "Kok malah pergi! Istri saya gimana keadaannya?!!" Tanya Jungkook geregetan.
"Ah, iya saya lupa. Istri anda baik-baik saja. Anaknya juga aman. Untung cepat dibawa kesini." Ucap Dokter itu.
Jungkook bernafas lega. "Makasih. Minggir!" Bentaknya, menggeser paksa tubuh sang dokter yang berdiri menghalangi pintu.
Jungkook berlari ke arah Reita. Istrinya terbaring lemas menatap langit-langit kamar. "Sayang.." Panggil Jungkook mengelus kepala Reita lembut.
Reita mendongak, dan langsung memeluk tubuh Jungkook erat. "Tata takut, Ko..." Lirih Reita menangis kencang.
"Sttt.. Udah, jangan nangis." Tenang Jungkook mengecup kening Reita.
Reita melepas pelukannya, menatap Jungkook dalam. "Anak kita gimana??" Tanyanya panik.
"Anak kita aman, sayang. Dia kuat banget kayak, Koko." Ucap Jungkook. Anaknya aman, berarti Adya juga aman.
Reita mengangguk lesu. "Perut kamu gimana? Masih sakit?" Jungkook mengelus perut Reita lembut.
Reita menggeleng, ia malah menyibakkan daster yang ia pakai. Mata Jungkook membulat melihat ada lebam ungu di paha putih Reita. "Itu kenapa?"
"Tadi Kak Adya tendang paha Tata, bukan perut, Tata. Terus untungnya tadi Tata refleks nurunin tangan pas jatuh. Jadi tangan Tata nopang, kayak kayang gitu, Ko.." Jelas Reita. Ia sudah yakin kalau anaknya pasti tak akan kenapa-napa karena tadi ia sudah menyelamatkannya.
"Beneran??" Tanya Jungkook tak percaya.
"Iya, Ko. Perut Tata sakit mungkin karena kaget aja." Ucapnya.
Jungkook kembali memeluk Reita. "Anak kita pasti bangga punya Ibu kayak kamu, sayang."
"Mamak." Benah Reita.
Jungkook melepas pelukannya menatap istrinya itu nyalang. "Coba ulang?!" Titah Jungkook.
"Mami, hehehe..." Reita menyengir tak bersalah.

KAMU SEDANG MEMBACA
No Way! [TAMAT]
Acak[ROMANCE, HUMOR] (RINGAN KONFLIK) "Nikah sama Koko! Kamu harus tanggung jawab gantiin Adya!" "No way! Tata nggak mau... Tata masih sekolah. Nggak mau nihmud apalagi sampai jadi mahmud..." "Tata nggak mau nikah sama orang yang nggak cinta sama Tat...