"Koko, maaf.."
"Diem! Mending kamu pergi aja!"
"Nggak mau... Koko..."
Reita terus merengek, menggoyangkan lengan Jungkook sembari menangis onion. Sedangkan Jungkook, ia duduk menyender di kepala brankar mengalihkan pandangannya dari Reita.
Jungkook gemas dengan istrinya ini. Sudah ia bilang, jangan mengabari siapapun kalau dia kecelakaan dan dirawat. Tapi, namanya Reita, gadis itu tetap menelfon Mami dan Adya. Ingin rasanya Jungkook mendorong Reita dari atas gedung ini.
Dan lihatlah sekarang, istrinya terus meminta maaf. 'Penyesalan selalu datang belakangan' rasanya pepatah itu sangat melekat pada Reita. Ia selalu berbuat apa yang dia mau, sekalipun dilarang. Dan akhirnya pasti selalu menyesal.
"Kamu itu nggak punya perasaan atau gimana, sih?!" Reita menunduk kala mata Jungkook mulai menatapnya, memainkan jari suaminya gugup. "Udah tau Adya jahat sama, kamu! Dia pengen hancurin hubungan kita, Reita! Kamu ngerti apa nggak, hah?!" Reita hanya diam tak berani menjawab.
Tidak mendapat jawaban, Jungkook menarik tangannya dari genggaman Reita. "Udah mau jadi Mami seharusnya dewasa. Tapi ini, pemikiran aja kayak bocah!" bentak Jungkook.
"Koko nggak boleh ngomong gitu..." lirihnya terisak pelan.
"Kenapa nggak boleh? Hm? Tatap Koko kalau lagi ngomong!" titah Jungkook saat melihat Reita menunduk.
Reita mengangkat dagunya menatap Jungkook. Tangannya kembali menggenggam tangan suaminya. "Tata sakit hati.. Tata udah coba jadi dewasa, tapi nggak bisa. Susah." cicitnya.
Jungkook menghembuskan nafas pelan. Berusaha memadamkan emosinya. Tangannya membalas menggenggam tangan Reita, tangan satunya mengelus perut buncit itu.
"Belajar jadi dewasa, sayang." ucap Jungkook lembut.
Reita mengangguk. "Aku usahain." Jungkook langsung mendongak mendengar ucapan Reita.
"Aku?" goda Jungkook.
"Ih, jangan gitu ngeliatnya. Tata jadi malu.." cicit Reita.
"Jangan aku-akuan gitu, ah. Koko lebih suka kamu manggil diri kamu, Tata. Koko, Tata. Manis banget." ucap Jungkook sembari menarik tubuh Reita agar berbaring di sampingnya. Tenang, ini ruangan VVIP. Ruangan serasa kamar hotel.
Tata mengangguk memeluk pinggang Jungkook, menjadikan dada suaminya bantal.
"Ko,"
"Hm?"
"Kalau Tata minta Koko nikahin Kak Adya, gimana?" ragu Reita.
Jungkook membuka matanya saat mendengar ucapan Reita. "Kenapa?"
"Kak Adya lagi hamil. Kasihan, nggak ada Bapaknya. Koko mau jadi Bapak buat anaknya, Kak Adya?" tanya Reita mendongak menatap Jungkook.
"Kamu mau Koko nikah sama Adya? Rela?" tanya balik Jungkook.
Reita menunduk, tangannya berputar membuat pola abstrak di dada suaminya. Entahlah, ia juga tak yakin dengan keputusannya. Lebih tepatnya, Reita tak mau berbagi. Benar-benar tak mau. Namun, kasihan juga nasib anak kakaknya jika lahir tak ada Bapaknya.
"Koko, mau?" tanya Reita lagi.
"Mau!" ucap Jungkook tegas.
Reita langsung mendongak, bangkit dari baringnya. Matanya menatap Jungkook nyalang. "Kok mau, sih?! Koko mau duain, Tata? Iya??!!!"
Jungkook menaikkan alisnya, merasa aneh dengan istrinya ini. Tadi dia yang menyuruh, namun sekarang malah marah. "Kan kamu yang minta. Gimana sih."

KAMU SEDANG MEMBACA
No Way! [TAMAT]
De Todo[ROMANCE, HUMOR] (RINGAN KONFLIK) "Nikah sama Koko! Kamu harus tanggung jawab gantiin Adya!" "No way! Tata nggak mau... Tata masih sekolah. Nggak mau nihmud apalagi sampai jadi mahmud..." "Tata nggak mau nikah sama orang yang nggak cinta sama Tat...