NW. 59

2.2K 282 194
                                    

Empat hari berlalu, Reita belum keluar dari rumah sakit sebab masih harus menjalani pemeriksaan. Melahirkan anak kembar dengan bobot yang sangat besar, membuat tubuh Reita kehabisan tenaga. Awalnya Reita sama sekali tak kuat duduk, tapi sekarang ia sudah bisa beraktifitas normal. Kata dokter, besok Reita sudah boleh pulang.

"Stop dong minumnya. Diet, Jey.." Ucap Jungkook mengelus pipi Jeyeo yang tengah asik meminum asi Reita. Anaknya itu sering menangis karena haus. Satu jam sekali Reita menyusui Jeyeo. Sedangkan Jeyya, dua jam sekali. Normal lah.

"Iyaaa, Jey.. Mami capek. Belum lagi kemaren nyusuin Papi, kamu." ucap Reita membuat Jungkook memelototi istrinya itu.

"Sayang! Malu sama, Fraz!" bisik Jungkook.

"Udah besar masih nyusu aja, ya.." goda Reita menatap Jeyeo.

"Kamu juga suka! Desah 'ahh ahh enghhh-- Aduh!" Jungkook membekap mulutnya yang terkena sentilan Reita.

"Koko!!" Pipi Reita memerah menahan malu.

Jungkook mencolek dagu Reita. "Makanya, jangan suka ngadu." ucap Jungkook beranjak menuju box bayi milik Jeyya karena sudah waktunya meminum susu.

"Bangun, dong.. Tidur terus!" bisik Jungkook mencubit pipi Jeyya sampai anak itu membuka mata bulatnya dan menangis keras.

Jeyya memandang wajah Jungkook. Akan ia ingat wajah laki-laki dihadapannya ini, dan akan balas dendam.

"Jeyya, bangun?" tanya Reita berjalan menaruh Jeyeo yang terlelap itu di samping Jeyya.

"Iya, pas Koko dateng dia udah buka mata." jawab Jungkook.

"Kok nangis?" tanya Reita menggendong Jeyya, duduk di atas ranjang dan menyusui putrinya.

"Haus mungkin." bohong Jungkook.

"Koko, kayaknya Yaya digigit nyamuk, deh. Pipinya merah." adu Reita menarik tangan suaminya mendekat.

Jantung Jungkook berdetak cepat. Untung istrinya ini polos, jadi tak tau kalau itu bekas cubitannya. Bukan maksud hati ingin menyakiti Jeyya, Jungkook hanya terlalu gemas saja dengan pipi bulat Jeyya. "Iya, besok kita pindah pagi-pagi deh." ucapnya.

"Sini, Koko yang taruh." pinta Jungkook setelah Reita selesai menyusui Jeyya.

Jungkook memandang wajah imut Jeyya, lalu berbisik. "Maafin Papi, ya.. Mungkin pipi Yaya bakal jadi korban Papi selanjutnya. Pipi Yaya sama kayak pipi Mami, gemes pengen gigit." Jungkook menyedot pelan pipi Jeyya, lalu menidurkan putrinya di samping Jeyeo.

Sebelum pergi, Jungkook mengapit pipi bulat Jeyeo dengan jari telunjuk dan jempolnya. Memencet pipi bulat itu beberapa kali. Gemas sekali Jungkook.

Puas, Jungkook berlari kearah Reita, memeluk istrinya sembari mengecup pipi Reita. Melampiaskan rasa gemasnya. "Tata kangen main sama, Koko." celetuk Reita.

Jungkook langsung menghentikan kecupannya dan menatap Reita tak percaya. "Nggak boleh dulu, sayang.. Nanti kalau udah baikan baru boleh, ya." lembut Jungkook.

"Tapi, Tata pengen.." rengek Reita hendak memegang milik Jungkook, namun tangannya lebih dulu digenggam Jungkook.

"Sayang, nanti ini kamu sakit." ucap Jungkook menyentuh milik Reita.

"Nggak boleh?" tanya Reita polos.

"Nggak sekarang." jawab Jungkook lembut.

"Besok?" tanyanya lagi.

"Pengen banget?" tanya balik Jungkook.

Reita mengangguk, menyenderkan kepalanya di dada Jungkook. "Nanti Koko cek dulu, yaa.. Kalau udah kering baru kita main." ujar Jungkook.

No Way! [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang