NW. 52

1.8K 292 377
                                    

Jungkook dan Reita langsung menoleh  kala mendengar suara itu. Mata Reita membulat melihat seorang pria berdiri dihadapannya. Pria tampan nan kekar dengan sejuta pesona melekat padanya. Sampai Reita dibuat terpesona melihat pria didepannya ini.

"Kak Io!!!" Teriak Reita menubruk tubuh pria yang dipanggilnya 'Kak Io'. Pria itu membalas pelukan Reita tak kalah erat. Namun, baru beberapa detik berpelukan , tiba-tiba pelukan itu terlepas.

"Jangan peluk istri, saya!" Tegas Jungkook. Ya, Jungkook menarik Reita agar pelukan dua insan tersebut lepas. Jungkook cemburu.

Pria didepannya ini tertawa keras mendengar ucapan Jungkook. "Kenalan dulu, biar nggak salah paham." Ucapnya sembari mengulurkan tangannya.

Dengan kesal, Jungkook membalasnya. "Ahn Gio, cowok yang paling deket sama, Reita." Ucapnya tersenyum.

Jungkook tersenyum sinis. "Jeon Jungkook, suami, Reita." Balas Jungkook tanpa menatap Gio.

"Reita, istrinya, Koko." Celetuk Reita mengenalkan dirinya.

"Hah?? Tata udah nikah?" Tanya Gio terkejut.

Reita mengangguk semangat. "Liat nih, Tata lagi hamidun.." Sombong Reita menunjukkan perut buncitnya.

"Ihhh, Tata hamil di luar nikah, ya?!" Tebaknya.

"Mana ada! Tata hamil di dalem nikah tau!" Balas Reita ngegas.

"Terus, kok bisa hamil?!" Sinis Gio.

"Karena Tata udah di coblos, terus di semprot! Nih, kecebong nya Tata udah jadi. Keren, kan? Keren dong! Bibit Koko bagus tau! Wleeeee.." Cerocos Reita membuat Jungkook menyembunyikan wajahnya malu.

"Idihh, bangga gitu hamil diusia muda?" Tanyanya sewot.

"Woo jelas! Daripada Kak Io udah tua nggak nikah-nikah! Ups, pacar aja nggak punya, ya?" Julid Reita.

Gio menganga mendengar ucapan Reita. Sikapnya sangat berbeda saat terakhir kali mereka bertemu --sekitar satu tahun yang lalu--. Dulunya Reita manis, manja, dan kekanak-kanakan. Namun sekarang? Kata-katanya hot jeletod bikin melotot.

Jungkook yang melihat perubahan ekspresi Gio pun terkekeh. "Makanya, jangan lawan bumil." Bisik Jungkook sembari menepuk pundak Gio. "Lo beruntung cuma kena cerocosnya, Reita. Gue udah ngerasain berbagai benda kena muka gue." Lanjutnya.

Gio mengangguk, dan mengelus dadanya sabar. "Berapa bulan, Ta?" Tanyanya lembut.

"Dua bulan lebih, Kak Io." Jawab Reita mengelus perutnya.

"Oooo... Baru pindah kesini? Ngapain pindah kesini?" Tanya Gio ikut mengelus perut Reita, tapi tangannya langsung dipukul oleh Jungkook.

"Nggak boleh? Masalah?" Jawab Jungkook menatap Gio sinis.

"Oh, ngajak perang ni anak. Bucin nih pasti. Kerjain enak nih." Batin Gio.

"Tata cantik, mau pindahan, ya? Kak Io bantu boleh?" Tanya Gio lembut.

"Boleh! Boleh banget. Lumayan bisa ngehemat tenaga." Jawabnya tersenyum manis.

"Kamar nomor berapa?"

"118, Kak Io."

"Yaudah, yuk naik." Ajak Gio menggandeng tangan Reita.

Jungkook menepis tangan Gio. "Apa-apaan! Dia istri, gue!" Geram Jungkook menarik Reita mendekat padanya.

"Koko! Jangan marahin Kak Io, dong! Koko kan badannya besar, mending bawa koper aja!" Ucap Reita menjauh dari Jungkook, beralih menggandeng tangan Gio dan berjalan menuju lift.

No Way! [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang