NW. 47

2K 292 369
                                    

Pagi yang-- buruk. Ya, pagi yang sangat sangat buruk bagi Jungkook. Sejak kemarin malam, sampai pagi ini Reita tidak mau berbicara dengannya. Sepulangnya dari hotel, Reita membawa Tiara ke kamarnya, dan menyuruh Jungkook tidur di luar. Pagi ini, istrinya itu sudah berangkat ke sekolah tanpa membuatkan sarapan, menyiapkan keperluan Jungkook, juga tak mau di antar Jungkook.

Jungkook yang belum bersiap itupun menjadi gelagapan. Bukan apa-apa, Jungkook hanya takut istrinya kenapa-kenapa disekolah. Mengingat, Ia akan dipermalukan dan Reita tak mengetahui hal itu. Jadilah Jungkook buru-buru bersiap. Yang membuat Jungkook kesal, ia tak dapat menemukan baju kerja olahraganya. Pasrah, Jungkook memakai baju kaos hitam dan celana olahraga bebas. Rambut gondrongnya ia ikat asal.

Setelah siap, Jungkook langsung mengambil mobilnya berangkat ke sekolah.

✨✨

"Liat, Reita?" Tanya Jungkook pada salah satu teman istrinya. Sedari tadi ia mencari istri kecilnya, tapi jejak kakinya tak kunjung ia temui.

"Tadi saya liat dia ditarik kakak kelas, Coach." Ucap siswi itu, membuat Jungkook menganga.

"Di tarik? Kakak kelas yang mana?" Tanya Jungkook khawatir.

"Iya, Coach, dipaksa masuk kamar mandi. Itu, yang kakak kelas tukang bully itu.." Ucapnya.

"Kamar mandi mana?" Tanya Jungkook sembari mengambil ancang-ancang siap berlari.

"Di lantai dua, Co--" Ucapan siswi itu terpotong melihat Jungkook berlari cepat naik kelantai dua.

Jungkook menaikki tangga dengan cepat, melangkahi satu tangga agar cepat sampai. Jantungnya berdegup kencang takut terjadi apa-apa dengan istrinya. Masalahnya, siswi yang dikatakan teman Reita itu adalah siswi yang sering membully adik kelasnya. Sering masuk BK juga. Jungkook takut Reita terluka ditangan mereka.

Saat sampai di toilet perempuan, pendengaran Jungkook langsung di sambut dengan suara isakan seorang siswi. Rahangnya mengeras kala sadar itu adalah suara istrinya. Reita. Tanpa pikir panjang, Jungkook menendang bilik toilet yang ia yakin di sanalah sumber suaranya.

Brakk

Dugaan Jungkook benar, matanya menatap siswi-siswi itu tajam. Ternyata tak hanya satu, tapi ada tiga siswi didalam bilik. Semua tampak terkejut melihat kedatangan Jungkook, salah satu Guru Killer disekolah mereka.

Mereka bertiga bergeser kesamping, membuat Jungkook bisa melihat siswi yang mereka bully. Reita, ya, dia adalah Reita. Penampilannya acak-acak kan, baju terlepas menyisakan bra dan dasi saja. Rambut panjang yang Jungkook sukai, sudah terpotong setengah sebatas bahunya.

Sedangkan Reita, menunduk tak ingin melihat siapa orang yang telah membantunya. Tangan menyilang menutupi dada. Isakan terus terdengar dalam keheningan. Reita memikirkan Jungkook, entah apa yang akan Jungkook pikirkan setelah melihat penampilannya dan suaminya pasti kecewa karena Reita mengumbar auratnya. Ingin rasanya ia mati saja--

"Reita!" Jungkook mendekati Reita memegang bahu istrinya yang bergetar ketakutan.

Reita mengenal suara dan sentuhan ini. Suara yang selalu ia dengar setiap hari, jam, menit, dan detik. Sentuhan ini, sentuhan tangan besar nan kekar milik, "Koko.." Reita langsung mendongak, mata sayu nya bertemu dengan mata khawatir Jungkook.

Melihat seseorang yang aman, Reita menubruk tubuh Jungkook, memeluk suaminya erat. Sangat erat. Ia takut, takut dibully seperti ini lagi. Untung saja, mereka tak tau Reita sedang mengandung, walaupun salah satu dari mereka sempat heran kenapa perutnya tampak membuncit di tubuh kecilnya.

No Way! [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang