Terimakasih

1.8K 121 3
                                    


Hallo🖐

Happy Readyng

***

Aku selalu ingin seperti ini bersama kamu, tanpa ada penolakkan, tanpa ada jarak, sedekat nadi dan nyawa.

-Kafka Satria

Claretta duduk sendiri dibangku miliknya, seluruh murid keluar kelas untuk  beristirahat kekantin atau pun menangkring bersama teman-teman. Tapi gadis itu sama sekali tidak ada niatan untuk keluar kelas sekalipun, duduk manis menatap buku-buku pelajaran yang terletak rapi diatas meja.

Dari luar kelas masuklah Sasa seraya membawa seplastik makanan yang sengaja ia belikan untuk Claretta. Dia tahu gadis itu masih Scarletta sisi lainnya.

"Hay Letta," sapanya lalu duduk disamping Claretta. Gadis itu menoleh sebentar menatap Sasa lalu tersenyum kecil.

"Nih makanan buat lo," gadis itu menyodorkan sekantong jajanan yang dia belikan kepada Retta.

"Buat gue?" tanyanya.

Sasa mengangguk.

"Iya bege, gue tau dari tadi lo belum makan," ujarnya.

"Thanks,"

Sasa mengangguk.

"Rajin banget lo," ucapnya memulai perbincangan. Claretta dengan Scarletta itu benar-benar berbeda, jika Claretta dikenal bodoh, dan tidak pintar dalam pelajar. Makanya Scarletta kebalikkannya dia pintar dalam hal apapun. Terkadang Sasa berpikir kenapa pribadi aslinya Scarletta aja sih biar gak o'on-o'on banget, kalau Claretta mah jangan diomong lagi.

"Gak juga sih, gue cuma baca-baca aja," balas Retta.

Sasa mengut-mangut paham.

"Lo tau gak kemarin siapa yang anterin lo kerumah sakit?" Sasa mencoba bertnya kepada Claretta siapa tahu gadis itu sedikit ingat.

Retta menggeleng.

"Gue gak tau, kemarin gue pingsan. Gue kira elo yang tolongin gue?" Ujarnya.

Sasa menggeleng,"bukan gue yang tolongin lo kemarin, tapi Kafka, dia temuin lo pingsan dekat halte depan rumah sakit," Claretta membulatkan matanya.

"Kafka?" Tanyanya bingung.

"Iya Kafka cowok yang tadi pagi nyapa lo, tapi malah lo ketusin," ujarnya.

"Yang tadi dilapangan basket?"

Sasa mengangguk.

"Iya,"

"Gue mau ketemu sama dia," ucapnya serius.

"Ngapain?"

"Ngucapin terimakasih karena udah tolongin gue,"

Setelahnya gadis itu keluar.

***

"Kafka!" Suara panggilan dari seorang gadis berhasil menghentikan langkah Kafka. Cowok berparas tampan itu menoleh menatap sumber suara.

I Love U Pak Dokter [End✔ ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang