Happy Readyng.***
"Pak dokter jahat banget sih," kesal Claretta. Gadis itu sekarang tengah berada diruangan kerja dokter Rian. Sedaritadi dia sudah misuh-misuh tidak jelas. Sementara yang di omelin malah masih diam, duduk anteng di kursinya seraya fokusnya tetap teralihkan pada layar laptop miliknya.
Claretta mendengus sebal, gadis itu tetap berdiri disebelah dokter Rian, yang masih fokus. Jujur Claretta sangat kesal plus jengkel, tahu tidak? Rasanya dikacangin itu tidak enak sekali... Sumpah rasanya Retta pengen bunuh dokter Rian tapi nggak tega, soalnya dokter Rian sudah terlanjur menempel dihatinya. Gadis itu mengerucutkan bibir mungilnya kedepan, yang otomatis membuat kedua pipi chubby- nya menggembung . Gadis itu masih berdiri tegak seperti patung disebalah Rian, seraya otaknya terus berputar. Memikirkan ide bagaimana caranya supaya dokter Rian tidak mengacangi dirinya.
Rian yang melihat ekspresi Claretta yang seperti itupun mengangkat sedikit ujung bibirnya keatas, tidak sengaja menoleh kesamping, sekarang malah mendapati ekspresi lucu dari wajah Claretta yang menurutnya menggemaskan. Hah? Apa? Claretta menggemaskan? Rian berharap hatinya tadi salah ngomong. Ingat yah Brian Aldebaran itu tidak suka sama bocah seperti Claretta.
Sementara disisi lain, Claretta benar-benar sudah tidak tahan lagi. Dengan kebisuan yang melanda seperti ini. Tahu tidak? Claretta itu paling tidak bisa kalau sedetik saja tidak ribut, ataupun tidak bikin keributan. Seolah-olah dirinya dan keributan diciptakan untuk saling terus berdampingan. Kalau mau disamain, Claretta itu mirip banget sama tokoh Masha. Tokoh anak kecil berbaju merah mudah dengan poni dora didepan kepalanya di kartun Masha And The Bear yang tiap hari tayang di Antv itu tuh. Yang cuma punya dua gigi, tapi nakalnya inalillahi, suka banget bikin beruang kesal, dan naik darah. Tapi kalau dilihat-lihat Claretta sama Masha itu sama loh. Sama-sama lucu, sam-sama pengganggu, sama-sama tukang bikin ulah, bikin rusuh, dan bikin darah tinggi dokter dan beruang kambuh dalam waktu yang sangat cepat. Kalau sudah ketemu mereka.
"Ekhem,"
Gadis itu berdehem singkat. Sudah tidak tahan lagi dengan keterdiaman ini akhirnya Claretta buka suara.
"KACANG, KACANG, KACANG, KACANG DI PASAR MAHAL LOHHH," ujar Claretta sinis, seraya menatap kearah dokter Rian. Namun na'as nya yang diteriakin malah semakin cuek-cuek bebek.Ya Allah ya Robb kenapa tuhan harus menciptakan manusia sekaku dan sedingin Rian sih? Sudah kaku, dingin, kejam, kasar, mana mulutntya pedas banget lagi, duhhh ngeselin banget tahu. Untung sayang, untung cinta, untung nggak tahu lagi mau ngomong apa.
"Pak dokter," panggil gadis itu. Tapi yang dipanggil masih tetap diam tak menjawab.
Claretta menghelah nafasnya.
"Pak dokter," panggilnya lagi untuk yang kedua kalinya. Hasilnya? Kalian tahu lah."Paaaakkk dokterrr," panggil Claretta lagi mulai bernadah.
Tapi Rian nya tetap serius menatap kearah layar laptop.
"Pak dokter ishh, mandep sini napa?" Kesal gadis itu. Dan hasilnya masih saja sama.
Karena terlalu lelah berdiri Claretta memilih beralih ke arah sofa yang sudah tersedia di ruangan kerja dokter Rian. Gadis itu kemudian mengambil ancang duduk dengan gaya yang bisa dibilang sangat tidak tahu malu dan tidak tahu dirinya.
Kakinya dia naikkan keatas sandaran sofa, sementara kepalanya berada dibawah sofa. Selonjoran seperti itu didepan gebetan. Kalau cewek lain malu? Sudah pastikan yah? Tapi kalau ceweknya modelan Claretta? jangan heran! Pokoknya kalian jangan sampai heran, karena itu bocah emang dari masih zigot udah kelihatan sifat nggak jelas serta tidak tahu malu dan tidak tahu dirinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
I Love U Pak Dokter [End✔ ]
RomanceBudayakan vote & follow [END] Genre: New Adult Brian Aldebaran claretta Liodra Claretta Liodra, gadis yang kelewat hiperaktif, humble, tetapi tidak pernah merasakan yang namanya jatuh cinta. Memiliki dua kepribadian dalam satu raga, membuatnya seri...