Masuk BK

1.1K 95 14
                                    


Update lagi guys.

Selamat Membaca:

Kedua gadis itu kini berhadapan dengan Bu Darma, wanita paruh baya yang tak lain tak bukan adalah guru bk di SMA SANDARA.  Claretta dan Sesil duduk berhadapan dengan Bu Darma.

"Ibu mau kalian berdua bisa saling memaafkan,  menjadi teman yang saling mensupport, bukannya malah membuat masalah dengan bertengkar seperti ini,"  ucap bu Darma dengan nada tegas tapi tetap lembut.

"Saya nggak sudi temenan sama orang kayak dia," cercaan Sesil di tujukan untuk Claretta. 

Claretta menoleh sedikit ke arah gadis itu. "Lo pikir gue juga mau temenan sama lo? Gue aja nggak sudi," Balas Claretta.

"Lo nggak tau diri yah?" Ucap Sesil menggebu gebu.

"Elo yang nggak tau diri, ngehina gue,  nge bully  gue sama temen temen lo itu, jadiin gue musuh cuma karena cowok! Sadar diri dong yang gila di sini siapa? Gue apa elo? Lo jangan pura pura bego," balas Claretta,  jujur dirinya merasa ada sesuatu yang mengendalikan jiwanya dari dalam. Apa mungkin itu Scarletta? Apa mungkin itu kepribadiannya yang lain?.

"Tapi lo juga kegatelan sama dia," cercaan Sesil tak mau kalah.

"Lo gila yah? Jelas jelas selama ini yang ngejar ngejar gue itu mantan lo? Gue nggak semurahan lo, gue nggak seperti lo dengan fitnah orang udah kegatelan sama cowok lo," Claretta membedakan sedikit kalimat nya.  "Ups atau lebih tepatnya mantan cowok,".

"Anjing  lo yah," umpat Sesil yang ingin menerjang Claretta.  Untung saja ada Bu Darma yang langsung sigap  melerai.

"Lo kali yang anjing," balas Claretta tak kalah tajam. Gadis itu merasa ada sesuatu yang lain dalam dirinya, ada sesuatu yang mendorong dirinya untuk melawan setiap perkataan Sesil yang di tujukan untuknya.

"Kalau kalian tetap seperti ini ibu akan buat surat panggilan untuk orang tua kalian,  dan ibu terpaksa harus menskors kalian!".

Hening. Tidak ada yang bersuara,  Claretta dan Sesil sama sama bungkam, kedua gadis itu mendadak bisu. Surat panggilan? Untuk orang tua? Bagaimana bisa? Orang tua mereka saja tidak perduli dengan mereka? Claretta? Ibu nya koma, terkapar kaku diatas brankar rumah sakit, ayah nya sibuk bekerja, hanya satu yang dipikirkan bisnis bisnis bisnis. Sesil? Ibu nya meninggal,  ayah juga sama? Dia hanya anak haram, anak yang tidak di inginkan,  kehadirannya hanyalah menjadi penghancur  di antara keluarga Dian & Rama. Jadi gadis itu mesti patut patut bersyukur karena Dian masih mau merawat nya dari bayi hingga sekarang,  meskipun kerap kali ia mendapat perlakuan kasar, tapi  kali ini dia tidak ingin Dian tambah benci dengan dirinya sudah cukup dia menyusahkan Dian.

"Baiklah kalian berdua bisa keluar sekarang,  ibu harap ini jadi yang terakhir, tidak ada lagi pertengkaran diantara kalian," ucap bu Darma dengan lembut dan tenang.

Sesil mendengus jengkel gadis itu mendorong kursinya kebelakang lalu beranjak.

"Terserah," ucapnya dengan wajah menahan kesal.

Sementara Claretta juga ikut berdiri seraya tersenyum pada bu Darma.

"Saya keluar dulu bu," ucap gadis itu pelan,  kemudian berlalu dibalik pintu ruangan itu.

***


Sesil berjalan menyusuri trotoar jalan, dengan dua kantung kresek besar berwarna merah di kedua sisi tangannya. Gadis itu sedikit meringis saat pegal di kedua tangan nya mulai menjalar, ingin menelpon dokter Rian untuk menjemput gadis itu berpikir kalau  dokter Rian pasti sedang sibuk di rumah sakit.  Bunda Dian tadi menyuruhnya ke mini market untuk berbelanja,  sebenarnya gadis itu bisa saja menggunakan mobil tapi itu semua tidak akan berlaku jika dokter Rian tidak ada di Rumah.  Memangnya dia siapa? Tuan puteri? Dia cuma anak haram yang kehadirannya sering menyusahkan.

I Love U Pak Dokter [End✔ ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang