Kenangan

1.4K 120 14
                                    


Assalamualaikum.
Halo teman teman, gimana kabar kalian? Baik nggak?  Semoga baik2 aja yah, senyum terus yah.

Eum gimana puasanya lancar? Semangat puasa yah sampai berbuka, yuk ngabuburit di temani pak dokter dan Retta.

Happy Reading deh:

[Part 38]

*****

"Kita hanya perlu memilih, untuk tetap tinggal bersama kenangan, atau berjalan mencari cerita baru"

-Dokter Rian.

" Jangan bilang ragu sama perasaan, soalnya nanti kalau sudah kebiasaan, semuanya kamu anggap keraguan, kali ini aku maklumi tapi kalau terus terus, nanti aku pikirin lagi yah"

-Claretta

....


Mungkin bagi sebagian orang di luar sana hujan adalah hal terindah. Tapi itu bagi mereka yang menyukai  hujan, di dalam nya kita tenang,  tidak  ada yang tahu luka dan para yang kita simpan saat tangis itu pecah saat hujan turun. Bagi mereka hujan mungkin teman atau bahkan kekuatan, tapi tidak semua orang suka hujan, sebagian besar dari mereka ada yang benci, karena saat rinai itu jatuh ke bumi, bintang akan tenggelam bersama  kelam yang ia genggam, apa lagi jika badai datang bersamaan di tambah petir dan guntur, dua hal yang membuat hujan jadi terasa menyeramkan.

Sama hal nya dengan Claretta,  gadis itu begitu benci hujan, sangat benci bahkan. Padahal hujan adalah berkah, tapi menurut nya hujan itu jahat, hujan mengambil semua orang yang dia sayang, hujan adalah musuh nya, awal nya  Antariksa, sekarang mama nya, besok siapa lagi? kenapa hujan begitu jahat pada nya. Semua yang dia sayang di renggut oleh hujan.

Gadis dengan piyama tidur bergambar kucing itu, duduk sendirian di atas ayunan kecil dekat kolam, menatap sendu kearah langit, lalu kembali menatap pigura seorang remaja laki laki dengan seragam SMA nya.

"Antariksa jelek, kamu apa kabar?" Gumam gadis itu menatap pigura di genggaman nya.  " Aku sendirian tau disini, nggak ada yang  temenin aku, papa kerja, mama di rumah sakit, Sasa lagi  belajar di Korea. Udah lama banget tau, tapi aku belum bisa lupain  kejadian itu, dulu aku masih kecil banget yah?  Kira-kira umur lima tahun, kamu sering anterin aku ke TK,  lucu aja kalau ingat kamu pas nganterin aku pakai seragam SMA sama motor besar kamu, udah kayak papa mudah,  jemput aku terus balik sekolah lagi, beli'in aku lolipop, ganti baju aku, kepang rambut aku, itu semua masih aku ingat banget tau, nggak mungkin aku lupa, aku udah bisa ngomong R sekarang, nggak percaya coba aja, " Claretta tersenyum sendu, ia benar benar rindu abang nya ini.

"Nih dengerin yah, ANTARIKSAAAAAAAAAA aku kangen kamu,"

"Kira-kira kalau kamu masih hidup, pasti sekarang udah jadi pengusaha hebat macam papa. Tapi kalau kamu jadi pengusaha jangan kayak papa yang gila kerja, keluarga sampai di lupain, ngeselin kan?"  Tanya gadis itu jengkel.

"Antariksa jelek aku mau lolipop,  Antariksa jelek anterin aku ke TK sekarang, Antariksa jelek jemput aku pulang sekolah sekarang," tanpa sadar setitik air mata jatuh di pipi chubby nya. Gadis itu terisak kecil saat mengenang masa masa itu.

Flash back on:

"Antaliksa jelek antelin aku sekolah sekalang," teriakan nyaring itu menggema di setiap sudut ruangan rumah mewah bernuansa elegant tersebut,  bocah berumur lima tahun dengan poni seperti masha itu berdiri tak sabaran di depan ruang tamu rumah, menunggu sang abang yang tengah bersiap.

I Love U Pak Dokter [End✔ ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang