Waktu Bersama

1.2K 90 3
                                    


Assalamualaikum.
Halo fren, gimana kabar kalian?
Baik nggak? Semoga baik terus yah!

Sebelum baca cerita ini jangan lupa baca doa dulu, dan jangan lupa juga kasih vote nya.

Happy Reading:

****

"Aku cuma mau bilang terimakasih sama hari ini, dan hari hari yang aku lalui dengan memperjuangkan kamu kemarin kemarin, karena kalau tidak ada hari itu, hari ini kita tidak mungkin bisa bikin waktu jadi lebih dan paling berharga"

-Claretta

Claretta mendudukan diri di depan kursi teras rumah nya, menunggu dokter Rian yang katanya tadi ingin menjemput nya, entah lah pergi kemana, Claretta mah ikut-ikut saja, pak dokter mengajaknya ke KUA saja dia mah ikut saja. Selang beberapa waktu menunggu mobil sedan putih dokter Rian muncul di depan pekarangan rumah nya, dengan semangat gadis itu langsung berdiri dan melompat girang.

Dokter Rian turun dari mobil nya untuk menyampari gadis itu.

"Udah lama yah nunggu nya? Maaf!" Ucap cowok itu mengusap pucuk kepala Claretta dengan pelan. Kalian pasti tahu lah seberapa ambyar perasaan Claretta sekarang saat mendapatkan perlakuan lembut itu dari dokter Rian. Kepala nya yang di usap hati nya yang ambyar, macam peribahasa 'gatal nya dimana, garuk nya dimana'.

Sejenak Claretta mencoba mengatur
Ekspresi nya agar menjadi lebih tenang. Gadis itu menggeleng
" Enggak kok, aku juga baru aja pulang sekolah," balas Claretta. panggilan nya saja sudah berubah menjadi aku kamu padahal mereka belum memiliki hubungan apa-apa, tapi melihat perlakuan dokter Rian padanya akhir akhir ini membuatnya percaya dan menyimpan harapan besar pada cowok itu. Dokter Rian juga tidak membenarkan atau setidaknya memberi kepastian yang jelas tentang hubungan mereka, tapi mengingat kembali pada kata kata dokter Rian sore itu membuat Claretta mengerti dan mencoba untuk memahami sampai dokter Rian benar-benar tidak ragu lagi pada perasaannya untuk dirinya.

Dokter Rian mengangguk seraya tersenyum, Claretta sepanjang hari terlihat begitu cantik dan imut membuat nya begitu gemas pada gadis satu ini.

"Yaudah ayo jalan," ajak nya. Menarik tangan mungil Claretta menuju mobil, membukakan pintu mobil sedan putih nya untuk gadis itu, lalu berjalan menuju kursi kemudi miliknya. Sungguh Claretta merasa tersanjung atas perlakuan perlakuan kecil dari dokter Rian pada nya. Haruskah sekarang dia berbangga diri?.

"Dokter kita mau kemana emang nya?" Tanya gadis itu dengan tampang muka polos yang menurut dokter Rian sangat menggemaskan. Pria itu menoleh sedikit kearah Claretta.

"Memangnya kamu mau saya bawa ke mana?," bukannya menjawab cowok itu malah balik bertanya dengan muka datar. Yah gimana yah, muka dokter Rian itu memang sudah datar dari lahir, jadi yah susah untuk dia membarikan ekspresi wajah yang entahlah dia sendiri pun tidak tahu.

Claretta menggeleng seraya mengendekin bahu "Nggak tau! Aku ikut dokter aja," jawab gadis itu.

Dokter Rian mengangguk lalu tangan kekar nya tidak segan untuk mengusap pucuk kepala Claretta dengan gemas seraya tersenyum simpul. Duh lagi-lagi hati nya di bikin ambyar sama si pak dokter, Claretta harus apa sekarang? Mau lompat dari keluar dari mobil juga kan tidak mungkin, bisa bisa dia mati sebelum jadi istri nya pak dokter lagi.

"Pak dokter lebih senang di panggil apa? Sayang? Honey? Baby boy? My sweety? Mas? Cinta ku? Atau----

"Saya lebih suka dengar kamu panggil saya pak dokter," potong Rian sebelum Claretta melanjutkan pertanyaan nya. Gadis itu memang bawel dan cerewet sih, tapi entah mengapa dia sangat suka saat saat dimana Claretta mulai banyak berbicara seperti itu.

I Love U Pak Dokter [End✔ ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang