Perasaan Claretta

1K 84 16
                                    


Hello everybady, how are you fren?
Ada yang kangen Rian Retta nggak nih?

Hello everybady, how are you fren?Ada yang kangen Rian Retta nggak nih?

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

***

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


***

"Gila ini kamar apa kandang kucing sih Ret, kucing semua isi nya," gumam Gladis pelan. Ketiga cewek itu kini berada di kamar milik Claretta, setelah pulang dari mall tadi Claretta mengajak kedua nya untuk mampir ke kediaman nya dan Sasa. Jangan tanya kan di mana Sasa Sabrina berada, sudah pasti gadis itu duduk dengan baik di depan meja belajar nya,  membaca ulang pelajaran yang tadi di ajarkan di sekolah, menghafal rumus, seraya meminum susu vanila hangat yang telah di buatkan bi Asti untuk nya.

"Emang menurut lo ini apaan? Peternakan kucing?" Jawab Claretta sewot seraya menaruh tas di atas gantungan belakang pintu lalu melempar tubuh mungil nya keatas kasur empuk yang dia punya.

Sementara di sofa yang telah di siapkan di dalam ruangan itu Sesil duduk seraya menyandarkan punggung ke sandaran sofa.

"Terus kucing lo mana?" Sesil membuka suara. Saat memasuki kediaman Claretta ini gadis itu merasa masuk kedalam dunia kucing, apa-apa semuanya serba kucing, mulai dari dekorasi ruangan, pajangan,  patung,  vas bunga,  dan masih banyak lagi lagi pokok nya tapi satu yang tidak di lihat nya adalah hewan bernama kucing, seharusnya kalau Claretta suka kucing pasti dia memelihara banyak kucing.

"Dia mana punya kucing. Dia aja alergi sama kucing," bukan Claretta yang menjawab melainkan Sasa. Gadis berkaos hitam lengan pendek denganrambut yang di kuncir satu itu berdiri bersandar tepat di depan pintu kamar Clarett.

"Loh! lo kok nggak belajar?" Kaget Gladis, setahunnya Sasa tadi beralasan untuk belajar di kamar nya.

"Gue emang jenius! Tapi orang jenius juga butuh waktu untuk  berseneng-seneng, yah nggak?" Ujar Sasa seraya menarik turunkan alis nya. Gladis mengangguk.

"Maksudnya gimana sih? Lo suka kucing tapi lo alergi sama kucing?" Sesil masih tidak percaya, memang jalan pikir Claretta sulit untuk di tebak.

Claretta mengangguk, " Gue punya banyak kucing kok, nggak percaya? Nih yah Sil gue punya tiga lemari kaca koleksi boneka kucing yang di impor dari luar negeri, punya lebih dari seratus koleksi kostum kucing,  punya koleksi mainan kucing yang harganya bejibun banget, punya---------,"

I Love U Pak Dokter [End✔ ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang