Cemburu ala Pak Dokter

2.1K 147 11
                                    

Assalamualaikum.
Gimana puasa nya? Lancar? Semoga lancar yah.

Jadi aku mau menerapkan beberapa peraturan sebelum membaca cerita ini.

* Jangan lupa follow wp author
*  Jangan lupa berikan bintang (vote) kalian untuk setiap part nya.
* Jangan lupa komentar di setiap paragraf nya.
* Jangan lupa tag teman, sahabat, pacar, kakak, adik, keluarga kalian biar sama sama menyaksikan perjalanan cinta pak dokter dan Retta.
*Jangan lupa baca bismillah dulu sebelum baca:).

[Part 36]

Kalau gitu Happy Reading deh:

***

Bel tanda pulang sekolah sudah berbunyi lima menit yang lalu, tapi gadis dengan poni seperti masha itu masih setia berdiri di depan halte.  Jika kalian bertanya kemana pergi nya Sasa? Jawabannya adalah dia sedang mengikuti pertukaran pelajar di korea selama dua minggu, kesal juga si Claretta sama pihak sekolah,  masa sudah kelas dua belas dan sebentar lagi akan lulus mereka tetap memaksakan kehendak pada Sasa untuk tetap mengikuti program pertukaran pelajar itu. Mungkin karena Sasa yang terlalu jenius kali yah? Gadis satu itu benar benar berbeda sekali dengan dirinya. Padahal mereka masih satu darah loh, apa tidak adakah secuil kepintaran Sasa yang melekat pada dirinya? Padahal kalau di lihat lihat mereka sudah bersama sama sedari kecil loh, tapi otak Albert Einstein yang di miliki Sasa tidak sedikitpun ia bagi untuk Claretta. Miris sekali memang jadi Claretta.

Sedang menunggu angkot lewat, tapi sedari tadi tidak ada satu pun batang hidung angkot yang lewat di depan nya.  Claretta mendesah pelan karena terlalu capek berdiri gadis itu memilih untuk duduk di bangku panjang halte.

Sebuah motor sport hitam melaju kencang dan berhenti tepat di depan nya. Claretta kenal siapa orang ini.

"Sendirian aja neng?" Ucap Kafka dari atas motor besar milik nya.

Claretta memutar bola matanya malas. Ini  Kafka kesini niat nya mau ngatain dia atau mau ngajak pulang bareng? Kalau niat nya mau ngatain dia mending nggak usah deh, Claretta lagi malas ngebacod soalnya, hidup nya serasa hampa karena tidak ada Sasa.

"Lu kalau niat nya mau ngatain gue mending pulang sono, gue lagi malas ngebacod soalnya mulut gue lagi keram," ujar gadis itu mengada- ngada. Kafka terkekeh pelan.

"Sensian banget lo, bikin gue makin suka," goda cowok itu. Secara terang terangan mengatakan suka.

"Sorry, tapi gue nggak suka tuh sama lo, cari cewek lain aja," terlalu frontal jawaban Claretta,  tapi memang itu sih kenyataan nya, kalau sudah begini mau bagaimana mana lagi coba?.

"Nggakpapa kalau nggak suka, nggak masalah,  yang penting lo tau aja gimana gue ke elo!" Kafka kayak nggak ada cewek lain saja. Tapi mau gimana lagi orang dia nya beneran cinta sama Claretta juga.

"Gue anterin pulang yuk, dari pada lu lama lama disini berjemur macam ikan asin," canda cowok itu. Kafka dengan mantap nya  menarik tangan Claretta sebelum suara mobil mendekat dan berhenti tepat di dekat mereka.

"Claretta pulang sama saya," ucap sebuah suara terdengar nyaring di telinga Claretta. Tunggu tunggu ini kan suara calon imam. Gadis itu menoleh ke arah sumber suara.  Terlihat dokter Rian yang sudah berdiri dengan gaya stay cool nya, dengan satu tangan di masukan ke dalam saku celana.  Dalam hati Claretta menjerit kesenangan, ini mimpi apa gimana sih? Kalau iya tolong biarkan Claretta tidur sampai mimpinya selesai jangan bangun kan dia.

"Pak dokter?" Tanya gadis itu dengan alis mata yang di tautkan. Pura-Pura kaget padahal di dalam hati senangnya minta di tampol.

Kafka menatap kearah dokter Rian. Laki laki ini? Pikir nya! Bukan kah dokter ini adalah selingkuhan Sesil dan laki laki ini juga yang menyebabkan putus nya bungan dia dan Sesil.

I Love U Pak Dokter [End✔ ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang