Dissociative Identity Disorder

1.4K 92 7
                                    


Hallo🖐 apa kabar semuanya:)
Makasih karena sudah bertahan sampai disini dengan lapak ini. Aku sayang kalian banget🌈.

Follow Istagram: @kim_Indah61
Faceboock : Kim Indah

Selamat membaca:


"Sesendu mungkin kumencintai mu, sesakit mungkin ku menyayangi mu, ini mungkin bukan kisah tentang kita, tapi yang aku ingin, ada kamu di dalam nya,"

"Ada seribu cara untuk jatuh cinta, namun butuh banyak waktu buat kamu jatuh cinta sama aku,"

-Claretta Liodra

****

Hari ini Claretta benar-benar sibuk. Sebenarnya nggak sibuk-sibuk banget sih. Paling cuma rebahan di kasur, scrol  beranda sosmed, gangguin dokter Rian dan----- oh god dia hampir saja lupa hari ini jadwal cek up terapi nya dengan dokter Arvin.

"Anjir lupa gue, kan hari ini gue ada terapi," umpat gadis itu. Claretta menegakkan badan nya yang semula terbaring di atas kasur.

"Oke oke guys, sekarang kita siap-siap dulu," monolog nya pada diri sendiri.

Claretta mulai bersiap-siap.

**

Claretta berjalan memasuki koridor panjang klinik dokter Arvin. Gadis itu memasuki ruangan dokter Arvin.

"Silahkan duduk," ucap dokter Arvin mempersilahkan Claretta untuk duduk. Gadis itu tersenyum ramah seraya mengambil posisi yang nyaman untuk duduk.

"Langsung mulai apa gimana?" Tanya dokter Arvin meminta pendapat. Claretta yang masih diam terbengong pun tidak menyahuti pertanyaan yang di lemparkan untuk nya.

Dokter Arvin bingung. Sementara Claretta masih sibuk dengan pikirannya sendiri.

"Claretta hey," gadis itu tersentak kaget saat dokter Arvin memukul pelan lengan nya.

"Eh iya dok? Kenapa?" Tanya nya.

Dokter Arvin tersenyum ramah.
"Terapi nya mau di mulai sekarang atau gimana?" Tanya  nya.

"Emang nya jadwal hari ini terapi apaan yah dok?" Kepo. Claretta kepo.

"Cognitive behavior therapy,udah biasakan?" Tanya nya.

Claretta mengangguk.

"Jadi belakangan ini gejala- gejala apa saja yang sering kamu rasakan?"

"Aku nggak tahu dok, tapi akhir-akhir ini aku ngerasa kayak ada yang ngendali'in diri aku selain aku sendiri, aku ngerasa seperti ada yang nahan aku untuk ngelakuin sesuatu dan aku nggak bisa menahan dia, kayak semacam aku kadang-kadang lupa sama siapa aku sebenarnya, aku ngerasa kayak hidup di dunia yang nggak nyata, aku nggak tahu ini kenapa? Aku bingung, aku pengen sembuh, aku nggak mau jadi gila!" Claretta menjelaskan semua yang dia rasakan, dari awal sampai akhir.

"Coba kamu tutup mata kamu, rasain apa yang pengen kamu rasain, kembali kemasa dimana kamu mengawali ini semua. Baik itu kenangan buruk atau tidak," instruksi dokter Arvin.

Claretta mengikuti, perlahan gadis itu mulai masuk kedalam masa lalu pahit yang dia rasakan bertahun-tahun lalu. Gadis yang selalu terlihat ceria itu kini menjerit ketakutan dalam mimpi buruk nya yang kelam.

..

"Dissociative Identity Disorder,"  gumam dokter Arvin.

"Ini bukan gejala kesehatan jiwa yang biasa, sebab ini menyangkut dua kepribadian, atau pun lebih---- , belum pernah ada yang sembuh sih dalam kasus ini sebelumnya. Tujuan pengobatan ini hanya untuk meredakan gejala, bukan untuk penyembuhan, saya harap kamu jangan terlalu stres atau apapun itu yang bikin mental kamu down. Kamu pasti bisa sembuh,"  dokter Arvin memberikan wejangan seraya mengacak pucuk kepala Claretta. Claretta terdiam, kapan dia bisa menjadi remaja normal seperti pada umum nya semua remaja.

I Love U Pak Dokter [End✔ ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang