"Hai! Sori ya, aku terlambat! Dosennya sudah datang?" Maria sampai ngos-ngosan habis lari demi mengejar waktu.
Naomi memecahkan balon dari mulutnya, kemudian dia kunyah lagi, "Hari ini dosen tidak masuk," ucapnya.
Maria kecewa, padahal niat dia bisa sampai ke kampus agar ikut mata kuliah, sia-sia dia buru-buru kejar waktu agar tidak terlambat masuk kelas, ujungnya dosen malah tidak masuk.
"Hah? Ah, kok kalian nggak kasih tau sih? Kalau begini aku masih bisa berdua dengan ...." Maria dengan cepat membungkam mulutnya, dia hampir keceplosan.
Naomi, Hera, dan Nina menatap serius arah Maria. "Maksud aku, nonton drakor di rumah, kalian tahu gara-gara keponakan sialan itu sering datang ke rumah orang tuaku nggak bilang-bilang, ujungnya cuma minta temani nonton film dramatis nyebelin," ucapnya membenarkan kata-kata agar ketiga temannya tidak bertanya.
Sarah sedang ke toilet, sakit perut tiba-tiba, jadinya teman-teman pada di kantin sambil menunggu pesan makanan datang.
"Alasan?" Naomi tidak akan percaya omongan Maria.
Maria meletakkan tasnya di meja, dia keluarkan benda make up, namun sesuatu terjatuh dari tasnya itu, dengan cepat Hera mengambil, membuat Maria tidak dapat berkutik lagi.
"Maria? Maksud kau itu ...." Hera tidak menyangka seorang perempuan seperti Maria yang alim tapi hobi ber-make up, Diam-diam suka dengan alat hubungan seksual.
Maria segera merebut bungkusan dari tangan Hera, dia tidak ingin teman-temannya tau kalau dia sering bercinta dengan Bram. Sepupu dari adik ibunya.
"Jujur, kau bercinta dengan siapa?" Hera penasaran, walau suaranya kecil, namun kedua teman lain tetap mendengar.
Maria malu menceritakan hubungannya dengan Bram. Ya, meskipun sepupu, tapi Maria sangat cinta pada Bram, masih terikat persaudaraan tetap saja Maria tidak bisa lepas dari kepribadian Bram.
"Om Bram!" jujurnya kemudian, Hera, Naomi, dan Anna terbelalak tidak percaya.
"What?" Hera terkejut, dia kembali mengecilkan suaranya, setahu Hera, om Bram itu sepupu dari adik ibunya. Usianya tidak muda lagi, sudah bapak-bapak.
"Kok bisa? Jadi rasanya bercinta dengannya bagaimana? Bukankah dia itu sudah berkeluarga, kenapa ...."
"Aku mencintainya, ya aku tau dia sudah berkeluarga, tapi aku cinta sama dia. Aku tidak bisa lepas setiap dia datang ke rumah, aku merasa ingin punya sentuhan jauh lebih nikmat. Aku tau posisi sekarang tidak pantas, tapi aku pantas bisa menjadi seorang perempuan untuk calon anak-anakku nantinya," jujurnya lagi, Maria sangat tahu tidak pantas dia merusak pernikahan om Bram dan keluarganya.
Tetapi Maria sangat obsesi dengan seluruh tubuh om Bram, bahkan dia juga rela kehormatan diambil olehnya. Bram juga sayang pada Maria, dia akan bertanggungjawab perbuatan jika Maria benar-benar nanti hamil. Sampai sekarang Maria tahu diri, dia masih berhubungan dengan pelindung.
"Ya, kami tahu, tapi kau yakin? Dia akan tanggungjawab? Justru nanti kau yang akan menjadi ..."
"Tidak, aku percaya om Bram akan menikahiku, meskipun aku sebagai perempuan simpanan dan juga pemuasan nafsunya," ujar Maria yakin.
Selain di toilet wanita, di kamar paling ujung. Sarah menahan suara, entah dia tidak bisa menolak sentuhan dari seseorang yang ternyata Roy. Niatan Sarah ke toilet untuk buang air kecil sekaligus membenarkan pakaiannya yang terlihat norak.
Tetapi Roy tiba-tiba masuk tanpa malu di toilet wanita. Sekarang, Roy meremas dua kembar milik Sarah. Satu hari rasanya Roy gila tanpa menyentuh gadisnya.
"Om!" panggil Sarah dengan suara yang tertahan desahan. Roy dapat melihat wajah merah merona miliknya, Roy yakin Sarah menyukai sentuhannya.
"Aku merindukanmu, sangat rindu, satu hari saja, aku bisa gila, Baby!" bisiknya, Sarah semakin memerah.
"Aku juga Om! Sarah juga rindu, tapi ...." batinnya
"Aaah! Om ... Stop!" Sarah berhasil menahan tangan kekar Roy mencoba memasukkan jari tidak mestinya.
Roy benci penolakan namun keadaan tidak mendukung saat ini, suara derapan kaki dari mahasiswi lain masuk ke toilet itu. Buat Roy tidak akan pengaruh, dia tetap melanjutkan jari kemaluan Sarah. Sarah hanya bisa menggigit bibir bawah sebagai penahanan desahan.
Dia tidak ingin dicoreng nama baik bahwa dirinya sedang bercumbu dengan seorang pewaris kampus ini. Jika sampai isu itu beredar, dia yakin Rachel, sang kakak akan benci padanya. Sarah menarik kerak baju Roy, menciumnya agar rasa nikmat di bawahnya menari-nari sesukanya. Roy tentu membalasnya.
****
Update pendek dulu ya. Maaf, mau hot. Kok ngilu ya 🤣🤣🤣

KAMU SEDANG MEMBACA
UNDER MY SKIN ( TAMAT)
Romance"Please, Om! Sudah...." Desahan demi desahan yang dilakukan oleh Roy Hartono Putra, semakin memacu mendorong intiman panas dibawah kekuasaannya. Roy tergila-gila dengan kelembutan dari seorang gadis yang masih jauh dibawah umur, namun apa dayanya...