Bagian 19.

11K 218 15
                                    

"Sarah!" Seseorang memanggilnya dari kejauhan ketika dia meninggalkan pelataran parkir mobil tersebut.

Seorang perempuan berlari menghampirinya, Sarah masih belum berekspresi apa pun saat perempuan itu berhenti bungkuk setengah badan sembari menormalkan napasnya yang kehabisan oksigen karena berlari tadi.

"Haduh! Capek banget!" serunya kemudian setelah menormalkan kembali napasnya. Sarah mengamati perempuan di depan matanya.

"Ohayo!" sapa perempuan itu menggunakan bahasa anime Jepang. Ohayo ( selamat pagi)

Perempuan itu senyum sangat merekah kemudian mendekati Sarah yang masih bengong atas kedekatan dari perempuan itu.

"Hei! Di pagi yang cerah begini janganlah pasang wajah bego begini?! Kau datang ke kampus setiap hari bawa mobil sendiri?" cemoohnya melirik mobil pribadi Sarah beberapa meter posisi mereka saat ini.

"Gerangan apa kau berubah penampilan seperti ini?" Sarah bertanya kepada perempuan ber model rambut dulu warna pirang sekarang berubah menjadi warna hitam natural.

Bukan perihal gara-gara dia diskors beberapa minggu oleh kampus ini, jadi dia berubah penampilan hampir semua anak kampus menoleh tanpa bergeming satu pun.

Ya, perempuan menyapa Sarah adalah Sheren, saudara sepupunya waktu datang ke rumahnya. Sheren kembali kuliah lagi setelah dia mendapat hukuman dari pihak kampus telah memperburuk dan membully Sarah yang tidak sepantasnya. Sheren lakukan itu suatu alasan tertentu.

"Oh ini? Aku hanya ingin tampil baru saja, rasanya tampilan aku sepertinya membosankan," rangkulnya seakan tidak ada diantara mereka dendam kan.

"Jangan bilang kau berubah tampilan, gara-gara hukuman diskors oleh pihak kampus ini, kan? Jadi kau ...."

"Bisa jadi, eh, tapi tidak juga. Ini niat ku," potongnya cepat.

Lalu ketiga temannya Sarah menghampirinya. Hera, Naomi, dan Anna. Saat ketiga temannya mendekati Sarah mereka sangat tidak suka dengan Sheren tiba-tiba akrab lagi pada teman mereka.

"Ohayo!" sapa Sheren ramah dan berikan senyuman sepanjang masa bahagianya. Dia bisa kembali berjumpa ketiga teman Sarah. Tapi ada yang kurang menurut Sheren. Yang Sheren tahu teman Sarah ada empat.

"Ada yang kurang deh? Biasanya kalian datang bersamaan itu empat orang? Dimana Maria? Kenapa tidak datang bersamaan? Apa kalian meninggalkan dia seorang diri di sana?" cerca Sheren penuh pertanyaan untuk Naomi, Hera, dan Anna.

"Maria sedikit terlambat masuk kelas, dia ada urusan dengan keluarga," jawab Anna jujur.

Sheren pun membulatkan kedua matanya, seolah dia dapat berita mengejutkan. "Benarkah? Apa dia akan menikah?" Inilah yang tidak disukai oleh ketiga teman Sarah atas sikap Sheren yang sok kepo urusan orang lain.

Tidak ada yang merespons pertanyaan dari Sheren. Sheren pun sadar diri, dia tau kalau pertanyaan itu tidak terlalu penting. "Abaikan, aku hanya sok kepo urusan orang lain. Heran saja sih, apa karena dia takut kalau aku akan membongkar kedoknya apa yang dia lakukan saat aku mendapat hukuman skors dari pihak kampus ini?" Naomi, Hera, Anna, dan Sarah berkesima atas ucapan Sheren tadi.

"Maksudmu? Maria tidak mungkin lakukan hal itu, bilang saja kau pura-pura baik di depan kami ada maksudnya, kan?" sergah Anna tidak terima saja kalau temannya dicela oleh Sheren bukan-bukan.

Sheren mengangkat bahunya, dia tidak pernah takut walau dibilang pembohong. "Terserah, kau mau percaya atau tidak. Tapi ingat, dari kasus membongkar aib Sarah bukan aku saja, masih ada pelaku dibalik dalangnya," ujar Sheren berlalu meninggalkan pelataran parkiran itu.

Sarah masih diam di posisinya setelah sepupunya itu pergi begitu tanpa mengatakan sesuatu apa pun. Bahkan Sarah juga merasa kata-kata dari Sheren tidak bohong. Apakah Sheren mencoba melindunginya? Sarah masih terngiang-ngiang kata-kata dibisikkan olehnya malam kemarin.

Anna mendekati Sarah, berharap Sarah tidak mudah percaya omongan Sheren tadi. "Dasar cewek picik! Kau jangan mudah percaya omongan cewek seperti dia. Dia pikir dengan berubah penampilan dia benar-benar berubah?" cemooh Anna tidak terlihat lagi sosok Sheren di matanya.

"Tapi ada benarnya yang dikatakan oleh Sheren tadi," ucap Sarah kemudian, Anna sampai syok mendengarnya.

"What? Oh my god! Sarah, kau sudah diracun pakai apa oleh cewek picik itu? Tidak mungkin Maria yang lakukan hal itu," timpal Anna lagi, sampai membela Maria temannya sendiri.

"Aku tidak bilang Maria lakukan jahat padaku? Aku cuma membenarkan yang dikatakan Sheren masuk logika juga. Aku sangat kenal banget Sheren itu seperti apa, walau saudara jauh, bagi aku, tidak seratus persen dia lakukan semuanya," pungkas Sarah masih dalam posisi membenarkan.

Anna sudah kehilangan kata-kata, "Dengar ya, Sarah. Aku tidak peduli Sheren itu saudara jauh mu. Tapi, kau coba pikir kembali. Memang ada saudara tega lakukan jahat sampai bongkar aib di depan umum?"

"Bisa saja dia dapat ancaman juga dari seseorang. Maka dari itu dia lakukan demi membela dirinya sendiri."

Perdebatan diantara mereka berdua membuat Hera dan Naomi meleraikan, tidak enak dilihat oleh anak kampus lainnya hanya permasalahan soal tempo kemarin.

****

Hai, update nih. Uda pada tunggu ya?
Maaf ya, kayaknya aku bakal cetak cerita ini jadi buku. Sekira ada yang mau?
Hahaha. Tapi sayang ya. Kalian pasti gak mau. Hehehe.

Pendek dulu. Tar gk sibuk aku update lagi. 😋

UNDER MY SKIN ( TAMAT) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang