Sarah tengah duduk tepi kolam renang, dia masih terngiang-ngiang atas ucapan sepupunya Sheren. Entah apa yang buat dia harus bimbang dari ucapan-ucapan untuknya. Sembari memainkan air di sana, menghirup udara yang mulai malam.
Jarang dirinya duduk di sini, dulu bersama kakak tercintanya---Rachel. Mereka selalu bermain hingga basah kuyup. Kadang meminum air itu tanpa sengaja, jika dia membayangkan kembali, itulah yang dia suka.
Namun sekarang beda, Rachel telah dewasa. Dia sudah tidak seperti dulu yang suka mengerjai dirinya, kadang buat dirinya menangis karena kecelakaan kecil. Tetap saja dibalik jailan dan kasih sayang oleh Sarah tidak dapat dirasakan hingga sekarang.
Ayahnya sendiri selalu menyalahkan dirinya. Walaupun Rachel selalu membuat dia menangis. Entah apa yang ada dibalik matan kebencian ayahnya itu. Sarah selalu berpikir, 'apakah aku bukan anak kandung mereka?' selalu terngiang-ngiang terus olehnya. Namun ibunya selalu menyayangi dan merasakan sentuhan rasa sayang.
"Boleh aku bergabung di sini?" Sarah dikejutkan oleh suara seseorang, dengan senyuman tanpa dibuat-buat pun mempersilakan orang itu bergabung dengannya.
Maka orang itu pun duduk di sebelah Sarah yang masih bermain air pada kedua kaki di kolam renang itu.
"Malam-malam begini melamun apa, sih?" tanyanya basa-basi.
"Tidak ada yang di melamunkan, kau sendiri? Ada apa di sini? Sepertinya mbak Rachel belum sampai," ucap Sarah kemudian balik bertanya pada orang bersamanya.
"Aku tidak menunggu Rachel, bukannya aku menginap di rumah ini beberapa hari? Kau lupa, setelah jamuan makan dengan keluargamu. Rachel yang meminta diriku tinggal beberapa hari di sini sebagai liburan," jawabnya kemudian menatap langit penuh bintang-bintang.
Sarah memiringkan sedikit kepalanya, kemudian berpaling ikut menatap langit penuh bintang-bintang itu. "Aku lupa, kau 'kan memang tamu spesial di rumah ini," kata Sarah senyum tipis.
Tak lama kemudian suara langkah kaki seseorang mencari keberadaan mereka berdua. Siapa lagi, Rachel.
"Ternyata kalian berdua ada di sini, baru satu hari kenalan. Kalian sudah akrab begini. Bagaimana setelah kau dekat dengan adik tercinta ku?" nyinyir Rachel to the poin.
Sarah dan orang bersamanya adalah Leon, teman sekaligus sahabat baik Rachel dari Australia. Leon pun hanya melirik diam pada Sarah masih menghitung bintang-bintang itu.
"Tidak ada, aku hanya bete saja di kamar. Terus aku melihat adikmu sedang melamun dalam sendirian. Jadi aku temani dia biar tidak kesepian," ucapnya menjelaskan kepada Rachel.
Rachel pun melipat dua tangannya kemudian menyelidiki wajah Leon. Leon hanya mengangkat bahu.
"Oh begitu," ujar Rachel kemudian berlalu masuk ke rumah. Akan tetapi dia menoleh, lalu menatap dua manusia itu kembali berobrol sangat seru.
"..., hmm ... Leon, aku ingin berbicara denganmu. Tidak sekarang, nanti. Setelah kau dan Sarah selesai untuk bercengkerama," lanjutnya menambahkan sebelum dia kembali masuk ke rumah.
Leon cukup dengan anggukan kepala, setelah selesai Rachel berbicara. Rachel pun beranjak dari sana dan tidak terlihat lagi sosok wanita itu. Sebaliknya Sarah juga menoleh memandang punggung tak terlihat lagi oleh pandangan matanya sendiri.
"Sepertinya kau suka sekali dengan kakakku?" cerca Sarah tiba-tiba bersuara membuat Leon kembali menoleh pada arahnya.
"Hah? Tidak juga, aku dengan kakak mu hanya sebatas sahabat tidak lebih," elaknya kemudian, ada rasa malu dibalik wajah Leon.
"Tidak apa-apa kalau kau suka sama dia. Banyak sekali pria yang berada diluar itu suka padanya. Bahkan dia punya segala talenta yang ada. Aku sendiri sangat iri padanya, sebentar lagi dia akan menikah dengan seseorang pria pilihan dari papa," ucap Sarah menatap langit berbintang sembari menutupi rasa kesedihan di sana. Leon dapat menemukan ekspresi itu, dia juga sama. Tetapi dia tidak bisa berbuat apa pun, hanya bisa berdiam dan menunggu.
****
Yaaaaaa ujungnya pendek.
Stuck di jalan alurnya.☹️☹️
Maaf ya.
![](https://img.wattpad.com/cover/221116070-288-k354814.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
UNDER MY SKIN ( TAMAT)
Romantizm"Please, Om! Sudah...." Desahan demi desahan yang dilakukan oleh Roy Hartono Putra, semakin memacu mendorong intiman panas dibawah kekuasaannya. Roy tergila-gila dengan kelembutan dari seorang gadis yang masih jauh dibawah umur, namun apa dayanya...