Maaf ya, lama update, selamat membaca bagi yang masih setia.
🌻🌻🌻
Sheren mengunci mobilnya saat dia sampai di rumahnya, lalu dia masuk ke rumah sederhana tanpa ada tingkatan satu lantai pun. Sheren bukan keluarga terpandang atau terhormat. Namun Sheren adalah seorang perempuan cerdas memiliki prestasi yang cemerlang. Hanya saja dia salah mempergunakan kecerdasan untuk tujuan tidak penting. Seperti menindas teman-teman sebayanya, membully saudara sendiri.
Akan tetapi dari itu semua Sheren lakukan juga untuk menjaga keluarga yang telah disingkirkan oleh keluarga Pratama. Bukan karena hidup dia tidak dipandang lagi atau seorang anak tidak berguna. Bagi Sheren, dia lakukan menjaga ikatan persaudaraan.
"Kau sudah pulang? Bagaimana kabar di sana?" Sheren mendongak saat dia memasukan sepatu ke lemari khusus sepatu.
Seorang wanita yang cukup umur, tengah berdiri tidak jauh di mana Sheren berada. Sheren senyum kemudian memeluk ibunya, Bella Arianti, 57 tahun.
"Baik-baik saja, Ma. Mama tidak perlu khawatir di rumah itu. Dia juga sehat dan tidak ada perubahan apa pun," jawabnya pelan dan lembut. Namun dibalik pelukan Sheren, terdapat kesedihan di sana. Bella mengelus punggung putri satu-satunya.
Bella tahu dari jawaban putrinya sendiri dapat dia rasakan bahwa di sana tidak baik-baik saja. Namun Bella tetap akan tenang walaupun pertanyaan selalu berulang-ulang untuk putrinya dan jawaban itu pun tetap sama.
"Baguslah, ya sudah kamu mandi setelah itu, Mama sudah siapkan makan malam buatmu," ucap Bella melepaskan pelukan putrinya.
"Sheren sudah makan tadi di sana, Sheren masih kenyang, Ma," tolaknya kemudian.
Bella menghela napasnya pelan, dia lupa. Pasti Sheren sudah kenyang, Sheren tidak akan pernah mencicipi masakan Bella.
"Ya sudah, bisa dibuat untuk besok. Kalau begitu habis mandi beristirahatlah. Besok kau sudah kembali kuliah bukan?" ujar Bella lembut. Sheren mengaku kemudian berlalu dari tempat itu.
Bella hanya bisa menghela napas pendek lagi saat putrinya melangkah telah jauh dari pandangannya.
Seandainya hukuman ini tidak menimpa dari anak kita, mungkin dia tidak menderita seperti ini. Sampai kapan kau serakah Mario? Sampai kapan kau menguasai semua harga warisan adik mu sendiri? batin Bella ketika punggung rapuh putrinya telah menghilang.
Sementara di klub malam, Roy sedang menenggak satu minuman wine paling mahal itu. Sambil menyaksikan aksi tarian di panggung seorang wanita yang amat seksi sedang menari-nari perlihatkan tubuhnya pada pria-pria ada di bawah panggung itu.
"Bagaimana kabarmu?" Seorang menghampiri Roy dengan membawa minuman yang sama.
Roy hanya beri satu ulasan senyum pada wanita di sampingnya. Wanita itu melirik heran-heran pada Roy, dia bertanya kabarnya kenapa malah dibalas dengan senyuman.
"Apa yang kau senyumkan itu?" tanyanya. Roy berbalik dan meletakkan gelas minuman di atas bar.
"Kau lucu, datang ke sini hanya menanyakan kabarku?" jawab Roy seakan pertanyaan dari wanita itu memang lucu.
"Lalu? Apa aku harus beri pertanyaan, sudahkah kau temukan apa rencana dari pria tua bangka itu?" Lama-lama wanita itu pun kesal pada Roy. "Pertanyaan macam apa itu? Justru aku datang menghampirimu menanyakan kabarmu, barulah aku bertanya inti rencana yang kau kerjakan," tambahnya lagi.
Roy kembali berbalik posisi menonton aksi tarian wanita seksi di panggung itu. Dia sekali lagi menghela napas yang cukup panjang, wanita di sampingnya sangat tahu dari helaan napas pria ini. Mungkin permasalahan akan semakin rumit dan panjang.
"Aksi tarian seksi untuk menarik para pria hidung belang ada dibawah panggung itu. Demi uang, wanita itu rela melakukan apa pun demi hidupnya. Jika saja perekonomian dan materialistik tidak mempengaruhi hidupnya, mungkin dia tidak akan menerima tanggungan sebagai wanita penghibur," ucap Roy menjelaskan. Wanita itu pun melihat arah panggung di mana wanita seksi dengan pakaian yang tidak pantas itu risih atas sentuhan-sentuhan dari pria-pria memasukan uang ke dalam bra nya.
"Jadi? Kau tetap akan menikah dengan permintaan pria tua bangka itu?" tanyanya lagi.
"Ya, hanya itu caranya," jawab Roy cepat.
"Bagaimana dengan gadis itu? Bukankah kau sangat ...."
"Dia tetap aman bersamaku, walau aku tetap harus menikah dengan putri dari pria serakah itu," potong Roy kemudian.
Tatapan tajam dari Roy membuat wanita itu bungkam. Dia meletakkan minuman di atas nampan para pelayan yang lewat di depannya.
"Apa kau yakin bisa mengatasi itu semua? Kau tahu bagaimana watak licik dari pria tua bangka itu? Aku tidak yakin kalau gadis itu aman bersamamu. Lebih baik kau lepaskan dia daripada dia semakin tersiksa," terangnya meraih minuman beda lagi.
"Bagaimana pun dia tidak akan tersiksa, aku akan mempertaruhkan nyawa demi dia. Tidak ada yang boleh menyakiti dia setetes pun,"
"Bukankah dia sudah tersiksa oleh perbuatanmu? Seharusnya kau sadar bahwa dia tidak pantas untukmu. Pria tua bangka itu tetap akan melakukan apa pun dia mau, lebih cepat lebih baik. Jangan sampai gadis itu tahu rencana yang kau jalankan saat ini," ujarnya kemudian setelah menepuk pundak kiri Roy.
Wanita itu pergi meninggalkan tempat bar, tinggal Roy di sana. Roy mengepal kuat-kuat untuk menahan emosinya. Dia harus sabar, walaupun semua menentangnya.
Aku tidak akan biarkan itu terjadi, bagaimana pun dia yang harus aku singkirkan. Walau gadisku menjadi korban, batinnya.
****
Vote + komen.
KAMU SEDANG MEMBACA
UNDER MY SKIN ( TAMAT)
Romance"Please, Om! Sudah...." Desahan demi desahan yang dilakukan oleh Roy Hartono Putra, semakin memacu mendorong intiman panas dibawah kekuasaannya. Roy tergila-gila dengan kelembutan dari seorang gadis yang masih jauh dibawah umur, namun apa dayanya...