Bagian 42.

3.3K 191 21
                                    

"Kau mau ke mana?" Leon mencegah Sheren agar tidak gegabah.

"Cari tau keberadaan Sarah dong! Memang kau kira aku bisa diam saja, membiarkan sepupu aku dalam bahaya seperti ini?! Aku sudah tahu kalau wanita gila itu tidak akan lepas Sarah begitu saja! Tetap saja wanita gila itu harus mendapat ganjalan seberatnya apa yang sudah dia perbuat oleh sepupu aku!" ucap Sheren, Leon dapat membaca betapa pedulinya Sheren terhadap Sarah.

Kenapa mereka semua peduli terhadap Sarah, seberapa spesial Sarah di mata mereka. Bahkan begitu benci terhadap Rachel.

"Kenapa kau peduli dengan Sarah? Bukankah kau juga sangat benci padanya? Kenapa sekarang kau ...."

Sheren terdiam. "Dulu aku memang benci pada sepupu sendiri, manusia itu bisa berubah-ubah, tidak selamanya sifat kebencian itu harus dibawa dunia dendam, bukan? Dan kau sendiri, kenapa peduli pada Sarah? Bukannya kau sahabat baik dari Kak Rachel?" Sheren balik bertanya pada Leon.

"Ah, itu ...." Nah kenapa dia peduli pada Sarah, dia juga tidak mengerti pada dirinya sendiri.

"Ah, sudahlah, terlalu banyak bicara kita di sini. Aku harus kembali, sebelum rumah ini sadar kalau aku diam-diam berada di rumah ini," lanjut Sheren.

Leon juga sama, dia mau ikut tapi beda tempat lain. Saat Sheren keluar dari kamar Sarah. Rachel muncul sambil bernyanyi. Terkejut lah mereka berdua di sana.

"Sheren? Apa yang kau lakukan di kamar adikku?" Rachel pun bertanya pada Sheren, wajah Rachel sedikit cemas. Karena di kamar ada Leon juga.

"Ah? Tidak, aku hanya ingin lihat keadaan Sarah. Sepertinya Sarah tidak ada di kamarnya dan Kak Rachel sendiri kenapa masih di sini? Tidak kerja kah?" timpal Sheren.

Leon masih di kamar Sarah, dapat dia dengar pembicaraan Rachel dan Sheren. Leon berharap Sheren tidak mengatakan bahwa dirinya sudah bebas dari sergapan Rachel.

"Tidak, aku libur. Ada beberapa yang harus aku kerjakan. Kau sendiri tidak kuliah?" Rachel melangkah dan jaraknya sekarang sangat dekat dengan Sheren.

"Hari ini dosen tidak hadir, ngomong-ngomong kau akan segera menikah? Selamat kalau begitu," ucap Sheren mengulurkan tangan kepada Rachel.

Rachel tentu senang diberi sambutan oleh saudara sepupunya Sarah. Tapi Rachel tidak akan pernah percaya dengan Sheren, bisa saja ada maksud lain Sheren datang ke rumah ini.

"Terima kasih Sheren," balas Rachel senyum tentu dia membalas salamnya.

Kemudian sebuah ponsel milik Sheren berdering, dia pun melihat kemudian tersenyum. Rachel mencuri melihat tapi sudah dihindari oleh Sheren.

"Ya, Paman! Aku baru saja di rumah Sarah, sayang sekali dia tidak ada di sana, Apa Paman? Sarah menghilang? Kenapa bisa? Pantas saja aku tidak melihat dirinya, bahkan kamar dia juga sangat berantakan sekali. Apa ada seseorang mencoba mencuri dirinya?" ucap Sheren sengaja agar Rachel mendengar percakapan mereka di telepon.

Rachel yang masih berdiri di depan kamar Sarah, sedikit gelisah. Dia tetap menetralkan diri agar tidak ada yang curiga bawa dia lah yang membongkar semua barang-barang Sarah.

Sheren sempat menoleh arah Rachel, Rachel tersenyum padanya. Kembali lagi Sheren mendengar suara telepon di sana.

"Hei, Sheren! Kau bicara apa? Aku bertanya, kenapa malah kau berakting seperti itu?! Mata pelajaran sistem informasi dosen sudah datang! Apa kau tidak hadir?" ucap temannya di seberang.

"Ya ampun Paman, apa yang harus aku lakukan? Tidak apa-apa kalau dia memang diculik. Berarti aku bebas untuk melakukan apa pun. Kau tau Paman, aku sangat kesal padanya. Mungkin saja sebuah foto itu dapat buat dia depresi. Aku ingin lihat bagaimana dirinya saat di bully oleh netizen publik lagi," ucap Sheren, mengabaikan suara temannya yang sedang mengomel tidak jelas.

Rachel yang dengar itu, merasa Sheren tidak memihak apa pun. Masih sama benci dengan Sarah. Mungkin Rachel akan menarik Sheren mendukung dirinya. Jadi harta kekayaannya akan dia bagi setengah untuk Sheren.

***

"Bagaimana?" tanya Hera pada Intan.

"Ah! Kesal aku sama Sheren! Aku tanya apa dia jawab apa? Gila tidak tuh?" jawab Intan, sambil membanting buku mata kuliah yang tebal itu.

Buku tentang hukum, Intan ambil jurusan Sistem informasi tapi buku yang dia baca bukan tentang programmer. Melainkan segala peraturan UUD dan penghukuman. Jadinya lari jalur perkuliahannya.

Hera bahkan bingung sama anak satu ini. Kenapa Sheren sepupu Sarah punya teman yang super aneh seperti ini. Kadang otak mereka itu seperti apa sih? Itu yang selalu Hera pertanyakan.

Hera mendesah, dia bingung mau cari di mana lagi kabar burung simpang siur itu. Naomi dan Sarah tiba-tiba hilang begitu saja tanpa ada beri kabar satu pun. Dia datang menemui Intan buat tanya keberadaan Sheren. Hanya Sheren, Hera tau kalau sepupunya sekarang sudah baikan sama Sarah.

"Memang dia jawab apa?" Hera bertanya pada Intan. Hera penasaran saja.

Intan kembali mengingat lagi jawaban telepon dari Sheren. "Dia bilang Sarah menghilang sejak tadi pagi, terus kamar Sarah juga berantakan sekali sepertinya seseorang masuk diam-diam dan mencari sesuatu di kamar Sarah. Lalu dia juga katakan lebih baik Sarah menghilang jadi Sheren bebas untuk bisa mendapat separuh bagian dari keluarga Pratama, itu dikatakan oleh Sheren tadi di telepon," terang Intan malah dia menambah bumbu dapur lagi di kalimat terakhirnya.

Hera yang dengar sambil menyimak pun terkejut. Dia tidak tahu apa-apa permasalahan soal Sarah. Selama ini Sarah paling disegani oleh anak kampus di sini. Bahkan Naomi juga sangat dekat sekali dengannya. Ke mana-mana harus bersama Naomi.

****

Up ya. Maaf gk bisa sering up.
🙏

UNDER MY SKIN ( TAMAT) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang