Bagian 31.

3.5K 207 27
                                    

Yuki diam-diam masuk ke kamar pribadi suaminya. Dia tidak pernah seberani ini membuka sembarang kamar tanpa seizin suaminya. Yuki sudah tidak tahan atas sikap Mario selalu menyembunyikan sesuatu tanpa sepengetahuan dia. Sejak kematian kakak perempuannya, rahasia itu membuat dirinya penasaran.

Yuki sangat menyayangi Sarah seperti anaknya. Meskipun Sarah bukan putri kandungnya, Yuki telah menganggap Sarah putri kesayangan daripada Rachel putri darah dagingnya.

Merasa telah aman, Yuki menutup perlahan-lahan pintu itu. Lalu dia menghidupkan lampu sebagai penerangan kamar itu. Ketika ruangan kamar itu terang menerang, Yuki tidak menyangka kamar ini tidak pernah berubah sama sekali.

Walau telah digunakan oleh Mario, namun Yuki melangkah untuk mencari sesuatu di meja kerja alm. suami kakaknya. Yuki berharap berkas itu masih ada.

Dengan berkas-berkas peninggalan sang kakaknya. Sarah selamat, entah sampai kapan Yuki akan melakukan tindakan hal mengerikan ini.

Mobil hitam masuk ke halaman rumah, Mario keluar, dia kembali karena sesuatu tertinggal. Jadi dia harus mengambil sebelum rapat di kantor dimulai.

Sedangkan di sana, Yuki berhasil menemukan sebuah agenda warna cokelat tua. Masih terikat rapi tanpa ada yang membuka, kemudian sebuah photo pernikahan kakaknya dengan suaminya, beserta seorang bayi yang baru saja lahir. Yuki mengambilnya, lalu sebuah kertas kecil terlipat sangat rapi terjatuh. Yuki segera mengambil.

Seketika sebuah pintu kamar di mana Yuki berada terbuka. Yuki terkejut, dia pun langsung menutup laci meja itu, kemudian dia bersembunyi dibalik lemari pakaian tidak dipakai lagi.

Muncullah Mario di sana, Yuki berusaha tidak bersuara. Dia tidak ingin Mario tahu bahwa dirinya ada di kamar ini. Mario mendekat meja itu kemudian membuka satu laci paling bawa, setelah dia mengeluarkan sebuah map berwarna merah maron di sana Yuki bisa melihat sedikit dari cela lubang kecil itu.

Mario mengambil satu surat wasiat bernama Abraham Janandra. Tidak salah lagi surat itu milik suami alm. kakaknya Yuki. Yuki sedang mencari surat itu.

Mario merasa aneh, dia menyadari sesuatu. Saat dia tiba di sini. Dia yakin ruangan kamar ini mati, kenapa sudah terang saja. Apakah ada seseorang menyelinap masuk ke kamar ini.

Mario tentu tidak bodoh, dia pun mencoba membongkar semua lemari di sekitar itu. Kemudian dia menemukan satu kain tergantung di lemari itu. Dia pun mendekati dan Yuki telah berkeringat dingin, dia akan habis jika Mario mengetahui dirinya ada di ruangan kamar ini.

Tiba-tiba ponsel Mario berdering, dia pun mengurungkan niat membuka lemari itu.

"Sudah, aku akan segera kembali. Tenang semua aman. Berkas yang kau maksud sudah ada di tanganku," kata Mario berlalu pergi dari kamar itu, kemudian dia mematikan ruangan itu. Setelah itu, Yuki pun keluar merasa lega. Lalu dia mengendap-endap diam di sana. Untuk segera keluar.

Tapi ....

Yuki dikagetkan sosok itu sangat menyeramkan. Mario tentu tidak bodoh dengan mudah pergi meninggalkan ruangan itu tanpa mengetahui siapa mencoba masuk ke kamar tanpa sepengetahuannya.

BRRUUK!

Mario menarik Yuki keluar dari kamar itu kemudian menghempaskan dirinya sangat kuat. Membuat Yuki terjatuh dan menabrak papan ranjang itu.

Yuki kesakitan, dia bisa apa? Jika sudah ketahuan apa lagi? Yuki juga tidak tahan keserakahan Mario akan harga Abang iparnya sendiri.

"Berani-beraninya kau mengikuti campur urusanku?! Sudah aku katakan biar aku atasi semua?! Sedikit lagi putri kita menikah, kemudian punya cucu, maka harta Janandra menjadi milik kita?!" tutur Mario menekankan pada Yuki.

"Cukup, Mario! Percuma, itu bukan milik kita. Yang pantas adalah Sarah?! Dia pemilik warisan itu bukan Rachel?! Kasihan Rachel, Mario?!" teriak Yuki tidak jauh lebih keras.

Dia sudah muak sikap egois Mario akan haus kekayaan. Dia tidak ingin putrinya menjadi korban keserakahan dan ke nafsuan harta bukan milik mereka.

"Abraham hanya menitipkan kita untuk menjaga wasiat itu, menjaga Sarah setelah Sarah resmi menikah, ingat Mario, kita hanya penitipan bukan pemilik sebenarnya. Yang berhak menjadi keluarga Janandra itu Sarah, bukan Rachel," Yuki memelankan suaranya mencoba menyadarkan Mario.

"Diam! Rachel yang lebih berhak mendapatkan itu semua. Jika bukan Kakek selalu disayang Abraham, aku yang menjadi pewaris perusahaan itu. Tapi setelah Abraham meninggal kini aku yang menguasai semuanya. Dan Rachel yang berhak mendapat itu semua. Aku sudah bosan hidup miskin dan gadis itu terus mendapat kemewahan terus menerus! Setelah pernikahan Rachel dengan Roy?! Dia akan tersingkir dari rumah ini karena rumah ini sebentar lagi akan menjadi miliki kita, Yuki?! Milik kita?! Kau masih ingat?! Kita tidak akan hidup miskin lagi?!" raungnya sambil menekan kedua pundak Yuki.

Meskipun di rumah hanya mereka berdua. Suara Mario terekam tersembunyi. Tanpa sepengetahuannya. Ponsel milik Roy berkedip beberapa kali. Dan di sana dia memasang earphones, dan terdengar semua ucapan-ucapan dari Mario ketika memberitahukan kepada Yuki, istrinya sendiri.

"Sebentar lagi, kau yang aku singkirkan, pria tua bangka!" kelakar Roy dalam hati.

****

Nah up.

UNDER MY SKIN ( TAMAT) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang